Prolog

49.1K 2.3K 108
                                    

Sejak acara selesai dua jam yang lalu, Han Seul terus saja menggerutu tidak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak acara selesai dua jam yang lalu,
Han Seul terus saja menggerutu tidak jelas. Merutuki dirinya sendiri yang sudah terjebak di pesta sederhana yang diadakan oleh kedua orangtuanya tersebut. Seharusnya Han Seul sudah merasa ada yang aneh dengan sikap orangtuanya beberapa hari yang lalu, mempertanyakan apakah Han Seul sedang dekat dengan seorang lelaki, juga menanyakan apakah dia sudah memiliki pacar atau belum. Han Seul sudah merasa aneh ketika orangtuanya mengunjungi flat-nya, kemudian ibu Han Seul memaksanya untuk memakai gaun yang baru ia beli, dan merias wajahnya secantik mungkin. Seharusnya sejak awal Han Seul sudah tahu apa yang akan terjadi hari ini.

"Kau akan bertunangan hari ini." 

Itulah yang diucapkan ibu Han Seul ketika keluarga tersebut sampai di tempat yang dimaksud. Restoran yang berada di Hotel Bintang 5 itu dirias sedemikian rupa, sederhana dan tetap memikat pandangan Han Seul begitu melihatnya. Namun setelah tahu apa yang terjadi, tempat itu seketika menjadi mengerikan dan mengancam kehidupannya di hari kemudian. Ya, sejak dua jam lalu Han Seul resmi telah bertunangan dengan seorang lelaki yang sangat dikenal baik olehnya. Dikenal baik dalam artian lain tentunya.

Lelaki itu adalah seniornya di kampus yang terpaut tiga tahun dan sekarang sudah lulus, dan lelaki itu juga tinggal di gedung flat yang sama di lantai yang sama, lebih tepatnya bersebelahan tapi Han Seul tidak tahu soal itu. Sebuah takdir atau kebetulan? Yang pasti menurut Han Seul ini musibah besar. Bagaimana jika orang-orang di kampus tahu? Bagaimana jika ada berita yang tidak-tidak menimpanya?

Ayolah, Han Seul bukan orang yang populer di kampus dan tidak akan terbiasa dengan berita dan omong kosong dari mahasiswa di kampus. Ia hanya mahasiswa biasa yang kuliah sewajarnya, berangkat pagi dan pulang di sore hari dengan tugas yang menumpuk, bukan berita yang sedang panas di kampus.

Han Seul mengacak-acak rambutnya frustasi. “Orang-orang di kampus tidak boleh tahu soal ini." Katanya sambil menatap cincin yang melingkar di jari manis kirinya. “Cincin ini bisa menjadi musibah untukku."

"Musibah untukku juga."

Han Seul terlonjak kaget mendengar suara seseorang yang sudah tidak asing lagi ditelinganya. Ia menoleh dan mendapati lelaki -tunangannya- itu berjalan ke arahnya, dengan gayanya yang 'sok' cool dan wajah tanpa dosa tersebut. Melihatnya saja sudah seperti musibah tersendiri bagi seorang Han Seul.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Han Seul ketus.

"Kau sendiri sedang apa?" Lelaki itu berbalik bertanya yang membuat Han Seul malah semakin jengkel. "Ini sudah malam dan kau sendirian di halaman belakang hotel yang gelap tanpa siapapun. Seperti gadis murahan saja."

"APA!!" Teriak Han Seul kencang yang sudah sangat panas mendengar hinaan dari lelaki tersebut. Belum satu hari menjadi tunangannya saja sudah membuat Han Seul darah tinggi dibuatnya.

Han Seul berjalan sambil menghentakkan kakinya mendekati lelaki tersebut, dengan wajah amarahnya ia sudah siap untuk memberi sebuah pukulan keras padanya, apalagi dengan ekspresi tidak berdosa itu membua Han Seul semakin muak.

"Jung. Jae. Hyun." ucap Han Seul dengan penuh penekanan disetiap katanya. “Tarik ulang kata-katamu tadi atau kau tidak akan selamat!"

Jung Jaehyun, atau yang lebih sering dipanggil Jaehyun itu hanya tertawa ringan menanggapi ancaman yang diutarakan oleh adik tingkatnya, Han Seul. Tentu saja Jaehyun tidak akan takut, apalagi pada gadis yang tingginya hanya sebatas bahunya saja. Melihat reaksi Jaehyun membuat Han Seul semakin geram, rasanya ia ingin sekali mencabik-cabik lelaki tersebut sampai puas.

"TARIK ULANG KATA-KATAMU ATAU KAU TIDAK AKAN SELAMAT!!!" Bentak Han Seul tepat ditelinga kanan Jaehyun.

Jaehyun yang mendengar suara lantang Han Seul langsung menutup telinga kanannya, rasanya sangat sakit seperti ada yang menusuknya. Ia benar-benar tidak percaya ada gadis yang suaranya sekencang terompet di tahun baru. Tatapan mata Han Seul benar-benar menyeramkan seakan-akan bisa memakan Jaehyun kapan saja, bahkan detik ini juga. Jaehyun kembali memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya lalu menatap ke arah langit malam yang cukup cerah.

"Baiklah, akan kutarik." Ucap Jaehyun dengan enteng, namun tidak menghentikan tatapan Han Seul yang tajam. “Jangan menatapku seperti itu atau dalam 3 detik kau akan jatuh cinta padaku." lanjutnya dengan penuh percaya diri.

Mendengar itu sontak membuat Han Seul mengalihkan pandangannya kemudian mengumpat tidak jelas, sambil mengepalkan kedua tangannya yang rasanya siap untuk memukul siapa saja. Pandangan Jaehyun berpindah pada Han Seul yang masih terus mengumpat. Ia memerhatikan Han Seul dari atas hingga bawah, menilai penampilannya yang terlihat berbeda dengan sikapnya. Han Seul memakai gaun hitam selutut dengan lengan pendek, namun sekarang ia memakai sweater hangatnya untuk melindunginya dari udara yang dingin. Rambut hitamnya terurai indah dan Jaehyun juga bisa mencium shampo beraroma strawberry yang dipakai Han Seul dengan jarak yang cukup dekat seperti ini.

Jika dilihat dari sisi orang lain, maka penampilan Han Seul malam ini terlihat begitu cantik. Namun bagi Jaehyun ia hanya gadis biasa yang tidak spesial di matanya, bahkan menurutnya sama sekali tidak sexy. Jaehyun sendiri tidak pernah menyangka kalau tunangannya ini ternyata adik tingkatnya.

"Bagaimana kalau kita membuat perjanjian?" tawar Jaehyun yang berhasil membuat Han Seul menoleh padanya.

Han Seul menaikkan sebelah alisnya. “Perjanjian seperti apa?"

"Cincin ini.." kata Jaehyun sambil memperlihatkan cincinnya yang sama seperti cincin Han Seul. “Kita tidak perlu memakainya saat melakukan kegatan masing-masing, lalu hanya memakainya di depan orang tua kita saja." Han Seul sama sekali tidak mengerti maksud dari perjanjian Jaehyun, namun ia tetap mendengarkan setiap ucapan yang dilontarkannya.

"Kau tahu kalau aku cukup sering ke kampus, dan aku punya reputasi yang sangat bagus di sana. Aku sendiri tidak mau kalau orang-orang kampus sampai tahu kalau aku sudah punya tunangan. Nanti tidak ada yang mau mendekatiku lagi."

Han Seul tahu walau sudah lulus, Jaehyun masih sering ke kampus dan bekerja sebagai asisten dosen. Jarang sekali Han Seul melihatnya karena mereka bearada di fakultas yang berbeda. Tapi sosok Jaehyun walau sudah menjadi alumni saja masih sering dielu-elukan.

Han Seul mengalihkan pandangannya sambil berpikir, mempertimbangkan perjanjian yang dilontarkan Jaehyun padanya. Saling tidak mengenal satu sama lain di kampus? Tentu saja itu bagus karena ya... Sebelum pertunangan ini mereka memang tidak saling mengenal satu sama lain. Tidak memakai cincin di kampus? Itu juga ide bagus tapi... Bagaimana kalau orangtuanya tahu dengan perjanjian ini? Tapi Han Seul tidak peduli, ia tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak-tidak.

"Jadi..." sahut Jaehyun yang membuat Han Seul menoleh lagi padanya, "bagaimana?"

"Aku setuju." jawab Han Seul dengan nada yang terdengar begitu ringan.

Jaehyun tersenyum puas mendengar jawaban Han Seul. Yahh setidaknya ia bisa aman dari orang-orang kampus, khususnya tentang masalah pertunangan yang konyol ini. Setelah menyetujui perjanjian tersebut Han Seul masuk kembali ke dalam Hotel karena merasakan udara dingin yang semakin menusuknya, ia lupa kalau sekarang sedang musim gugur dan musim dingin hampir tiba. Jaehyun akhirnya sendiri dengan senyumnya yang tetap mengembang, senyum kemenangan yang tidak perlu khawatir lagi tentang pertunangan ini. Setidaknya itu yang dipikirkannya sekarang.

AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang