13

8.4K 890 20
                                    

Han Seul tidak bisa fokus selama kuliah hari ini dan terus memikirkan keadaan Jaehyun. Tadi pagi Jaehyun sudah bangun, bahkan sudah bersikap jahat dan mengusirnya. Itu artinya Jaehyun pasti sudah sehat. Lagipula ada Chaeyeon di sana, bukan? Pasti Chaeyeon sedang menjaga Jaehyun dan pasti lelaki itu sudah pulih dengan cepat. Sudah seharusnya Han Seul tidak memikirkan Jaehyun, karena itu tidak membuat hatinya baik-baik saja.

“Bagaimana keadaan Jaehyun Hyung?” tanya Jeno setelah kelas selesai.

“Tadi pagi dia sudah bangun, jadi sepertinya sudah lebih sehat.” Jawab Han Seul.

Jeno mendesah lega. “Baguslah. Terima kasih sudah menjaga dia ya, Seul. Setelah selesai kuliah aku mau mengunjunginya. Kau ikut, Hyo?”

Hyo Hoon segera menggeleng. “Tidak, terima kasih. Kelas kita baru selesai jam enam dan aku mau cepat-cepat pulang.”

Jeno terkekeh. “Tapi kau tidak lupa, kan? Besok kita harus pergi.”

Hyo Hoon tersenyum malu. “Iya.” Hyo Hoon menoleh pada Han Seul. “Kau mau ikut?”

Han Seul menggeleng. “Aku tidak mau mengganggu waktu kencan kalian.”

Jeno dan Hyo Hoon tertawa kecil. Keduanya merasa lega karena tidak perlu pergi diam-diam di belakang Han Seul, dan juga merasa senang karena sudah diberi restu. Mereka bertiga pergi ke kafetaria untuk makan siang. Saat bersama Jeno dan Hyo Hoon, Han Seul bisa melupakan  rasa sakit hatinya karena Jaehyun dan rasa sakit di punggungnya yang masih saja terasa.

“Boleh aku bergabung?”

Jeno, Han Seul dan Hyo Hoon langsung mendongak menatap ke arah suara dan ketiganya sama-sama terkejut melihat kedatangan Minhyun. Memar di pipi Minhyun masih sedikit membekas dan ketiganya tahu kalau itu adalah perbuatan Jaehyun. Entah ada angin apa hingga Minhyun datang ke kampus.

“Kalau tidak boleh bergabung, apa aku boleh bicara berdua saja dengan Han Seul?” tanya Minhyun lagi.

“Bicara apa?” tanya Jeno curiga.

Minhyun tersenyum melihat sosok Jeno. Dia jadi ingat kalau malam itu Jeno juga ada untuk menghentikan Jaehyun.

“Aku yakin Han Seul tahu apa yang ingin aku bicarakan.”

Jeno menatap Han Seul penuh tanya, sementara Han Seul sendiri kebingungan karena memang tidak tahu apa yang ingin Minhyun bicarakan. Han Seul berdiri dan menatap Minhyun.

“Tapi aku tidak bisa lama-lama.”

“Tenang saja. Aku hanya ingin memastikan sesuatu.”

Han Seul mengikuti Minhyun, sementara Jeno dan Hyo Hoon menatap kepergian keduanya dengan kebingungan.

“Apa tidak apa-apa kalau mereka dibiarkan berdua?”

Jeno mengangguk. “Santai saja. Aku yakin Minhyun tidak menggigit.”

Minhyun dan Han Seul sudah duduk di halaman belakang. Tempat paling sepi di kampus dan jarang sekali didatangi. Karena apa yang akan dibicarakan Minhyun itu cukup pribadi, jadi dia butuh tempat yang tidak ramai supaya bisa bicara dengan tenang.

“Jadi kau ingin bicara apa?”

Minhyun menatap Han Seul sebentar, lalu menunduk. Dia merasa sedikit lega karena Han Seul tidak menolak ajakannya. Han Seul sedikit meringis melihat wajah Minhyun yang masih sedikit memar. Pasti pukulan Jaehyun sangat keras, sama seperti dorongan Jaehyun hingga membuat punggung Han Seul sangat sakit.

“Apa kau mengenal Jaehyun?” tanya Minhyun hati-hati.

Han Seul mengerjap karena sedikit tidak siap dengan pertanyaan yang diberikan Minhyun. Sebenarnya Han Seul sudah menduga, tapi dia tidak siap.

AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang