1

24.4K 1.8K 87
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu tahun kemudian ....

Dengan malas, Han Seul menatap Kim Doyoung yang baru saja duduk di hadapannya. Lelaki itu baru saja tiba setelah Han Seul menunggu selama tiga puluh menit. Padahal Doyoung sendiri yang meminta Han Seul untuk bertemu, tapi dia juga yang terlambat.

"Maaf, Seul. Tadi jalanan macet sekali."

Han Seul tidak berkomentar dan hanya menatap sepupunya tajam karena tidak bisa percaya dengan alasan aneh itu. Doyoung sendiri tidak ingin membahas alasan terlambatnya yang memang karena jalanan macet. Lagi pula, percuma saja. Kalau Han Seul sudah marah, saat jujur pun dia tidak akan percaya.

"Jadi, kenapa kau memintaku untuk bertemu?" tanya Han Seul tanpa basa-basi.

"Memangnya untuk bertemu sepupu harus ada alasan?"

Han Seul tertawa sinis. "Jadi aku membuang-buang waktu hanya untuk bertemu denganmu tanpa alasan?"

Doyoung tertawa. "Memangnya kau tidak merindukan sepupumu ini?"

"Aku tidak sudi," cibir Han Seul.

Jangan salah paham dengan hubungan Doyoung dan Han Seul. Mereka adalah saudara sepupu yang sangat dekat dan terlihat seperti adik kakak. Kadang-kadang kalau sedang jalan berdua, orang-orang sering mengira mereka berkencan. Mungkin karena sama-sama anak tunggal, maka dari itu keduanya sangat dekat.

"Mungkin setelah ini aku akan sibuk mengurus tesis-ku, jadi aku ingin bertemu dan mentraktirmu. Bagaimana? Kau mau?"

Han Seul yang sejak tadi tampak sinis berubah tersenyum. "Benarkah?"

Doyoung mengangguk. "Lagi pula, kita sudah lama tidak bertemu, kan? Aku juga sudah lama tidak tahu kabarmu," balasnya, "oh iya, bagaimana kabar tunanganmu?"

Han Seul kembali sinis saat Doyoung menyebut kata 'tunangan' yang sama sekali tidak ingin dia dengar. Han Seul memang paling sensitif kalau sudah dibahas soal tunangannya itu. Semua keluarga Han Seul tahu soal pertunangan itu, tapi belum semua keluarga pernah bertemu tunangannya langsung. Salah satunya Doyoung. Dari cerita Han Seul, tunangannya itu terdengar menyebalkan, tapi Doyoung yakin cerita itu hanya dilebih-lebihkan saja.

"Seharusnya aku mengajak dia juga, ya."

Han Seul berdecak, "Bisa tidak jangan membahas dia?"

Doyoung terkekeh. "Maaf, maaf. Kalau begitu, kau mau makan apa?"

Han Seul yang masih marah tetap memikirkan apa yang ingin dimakannya. Karena Doyoung akan membayar makanannya jadi Han Seul harus memilih yang paling mahal supaya dia puas.

"Pertama, bayar dulu minuman dan kueku. Setelah itu kita pergi ke restoran kesukaanku."

Doyoung pura-pura kesal karena merasa dimanfaatkan, padahal sebenarnya dia biasa saja. Akhirnya Doyoung pun membayar pesanan Han Seul di kafe, lalu keduanya pergi ke restoran yang direkomendasikan Han Seul dan makan di sana.

AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang