Versi baru, 2020.
©sourceofjoyful
"Aku bisa berangkat sendiri!" teriakku sambil menghentak-hentakkan kaki kesal. Perkara mau main aja ribet banget.
"Harus Mas yang anter. Kalau nggak mau, gak oleh budhal! (nggak boleh berangkat!)."
"Arin itu udah besar! Arin bisa sendiri!" kataku.
"Halah jancok! Rame ae!"
Itu aku dan Mas Ian yang sedang berdebat dan yang barusan mengumpat adalah Mas Devan yang sedang asyik main PS.
"Lapo seh, rek? Cocot e podo boros kabeh. (Ngapain sih kalian? Mulutnya kenapa boros banget)." Mas Jae akhirnya bersuara setelah dirinya juga terganggu karena lagi maskeran di sofa.
"Arin ikilo mas. Kate nemoni lanangan padahal sek ntas putus. (Arin ini lho, Mas. Mau ketemu sama cowok padahal masih baru putus)." Mas Ian mengadu. Tangannya menunjuk aku.
Aku melotot dan nggak terima, "Nggak, Mas! Ini Arin mau kerja kelompok di rumah Yoga. Tahu, kan?"
"Yoga?" Mas Devan menatapku sejenak, "Oh, sing raine nggateli iku a? (Oh, yang mukanya ngeselin itu?)."
Emang bener tapi, "Mas!" gerutuku kesal, "Nggak gitu juga."
"Oh, yaudah sana pergi." Mas Jae kembali rebahan sambil ngelanjutin maskeran.
Aku menjulurkan lidah ke arah Mas Ian dengan muka mengejek.
"Heh, tapi Ian harus anter!"
Aku menghentikan langkahku.
"Berangkat!" kata Mas Ian semangat sambil menarikku ke halaman depan.
Aku pasrah.
•••
"Haluk sugih yoan iki bocah! (Woaaa, kaya juga ini bocah!)." komentar Mas Ian saat kami sudah sampai di depan rumah Yoga.
"Udah ya. Arin mau turun."
"Eittttㅡ" Mas Ian mencegah aku turun.
"Apalagi sih?" kataku kesal.
Mas Ian menunjuk pipinya, "Masa gitu aja?"
Aku mencium pipi Mas Ian cepat. Mas Ian menguyel-uyel pipiku, "Nanti pulangnya tak susul lagi."
"Iya, iya, iya." kataku.
Bawel!
Pas aku turun, ada Mbak Sharon — kakaknya si kembar — yang kebetulan mau pergi juga.
"Hai, Mbak. Yoga —eh, maksudku Gading, ada di dalam?"
Mbak Sharon ketawa pas aku nyebut nama Yoga, "Mbak sampai saat ini nggak habis pikir dia mau dipanggil Yoga. Padahal kalau di rumah, suka ribut sama Genta kalau kembarannya itu manggil dia Yoga."
Iya cuma aku yang boleh.
Dan aku nggak tahu apa alasannya.
"Gading ada di dalam. Masuk aja, Rin." katanya sambil menepuk pundakku.
Pas aku mau masuk, tiba-tiba Mbak Sharon bilang, "Oh, namanya Mas Brian. Saya Sharon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Panggil Mereka : Mas!
Fanfiction📌 OUT NOW @universe_publisher (shopee) Jadi Arindia nggak selalu seindah pandangan orang-orang. Kemana pun dia pergi, kelima masnya akan selalu ngintilin dan berlagak jadi bodyguard. Rasanya campur aduk karena meskipun ngeselin, Arindia bersyukur d...