41. Katanya sih takdir

2.5K 629 91
                                    

Author's side.

Seminggu setelah acara pernikahan Ayah dan Mami diselenggarakan, keadaan rumah semakin ramai dan hangat. Arin sudah ada teman sesama perempuan, sudah bisa merasakan masakan seorang ibu terus bisa riweuh di dapur dengan orang yang tepat (baca : Mami).

Oiya, Bagas — Wowo — dan Mami sudah pindah ke rumah Arin. Rumah Mami sekarang murni jadi kos-kosan.

Sekarang Arin lagi tiduran di sofa sambil ngescroll instagram. Lagi gabut soalnya kuliahnya jam kosong dosennya ada acara.

Kehidupan Arin memang nggak banyak berubah bahkan setelah tambah anggota keluarga baru.  Palingan yang beda mas-masnya yang sekarang jarang di rumah. Apel ke gebetan masing-masing. Yang baru serius itu hubungannya Surya dan Jae. Mereka udah mikirin rencana ke jenjang pernikahan. Bahkan satu keluarga kaget pas Jae bawa perempuan cantik ke rumah yang namanya Diana.

Kan awalnya yang mau nikah duluan itu Surya karena lihat Jae belum ada gandengan. Tapi tiba-tiba Jae muncul bawa calon. Akhirnya Surya ngalah buat ngasih kesempatan ke Jae sebagai anak pertama untuk nikah duluan.

Eh, iya jangan lupakan hubungan Devan dan Naya.  Kemarin acara ketemuan antara Devan sama orang tua Naya di kampung berlangsung lancar (ini yang cerita Devan sendiri dengan semangat 45').

Terus untuk Wirya dia kalau ditanya pacarnya mana, cengengesan mulu. Arin pernah ngintip roomchat di HP nya lagi sering chatan sama cewek yang namanya Dila. Arin tebak sih pasti temen kantornya.

Brian yang dulu menghebohkan keluarga karena mau nikah duluan sekarang malah lebih santai. Oiya, tahu nggak Brian akhir-akhir ini lagi pengen ngerealisasiin rencana jadi Youtuber konten Mukbang. Nggak tahu juga kesambet apaan.

Nah kalau Arin ya masih gini-gini aja.  Hidupnya kuliah,  hangout sama Riri dan Caca,  tidur,  makan, buka sosmed. Repeat.

"Makin ganteng aja nih mantan," ucapnya ketika stalking akun sosmed Yoga alias Gading,  mantannya.

Sekarang mereka beneran lost contact

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang mereka beneran lost contact. Pertemuan terakhir yang waktu itu.  Yoga bilang bakalan kontak Arin kalau dia ke Indonesia tapi nyatanya sampai sekarang Arin tidak menerima kabar apapun dari cowok itu.

"Hmm,  nggak apa-apa deh. Gue pantau dari sini aja."

Sebenarnya Arin bisa tanya ke Genta tapi lama-lama sungkan juga. Yang Arin tahu, Genta lagi sibuk masuk organisasi. Jadi Arin cukup tahu diri untuk tidak menganggunya dengan pertanyaan nggak penting.

"Mbak Arin aku mau les dulu ya."

Tiba-tiba Bagas (Wowo, kita sebut Bagas ya mulai di chapter ini) muncul dari atas. Karena awalnya jumlah kamar ngepas buat enam anak Ayah, sekarang rumah lagi tahap renovasi mau nambah kamar buat krucil satu ini. Sekarang dia numpang dulu di kamar Mas Devan.

"Iya hati-hati. Yang rajin ya," kata Arin. Memang waktu berjalan dengan cepat padahal yang dulu sering ngomong gitu tuh para masnya Arin sekarang Arin ada di posisi ini.

Aku Panggil Mereka : Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang