Banyak orang benci hari Senin. Termasuk aku. Hari ini rasanya mager aja. Jadwal les sepulang sekolah menumpuk belum lagi nanti ada upacara harus panas-panasan. Hufft.
"Bo, kebo tangio! (Bo, kebo bangun!)."
Suara Mas Devan dari bawah begitu memekakkan telinga. Bayangin deh dia suaranya berat terus teriak-teriak bikin aku berasa ada di camp militer.
"Iya, Mas! Arin udah bangun!" balasku lalu goleran lagi di kasur.
Masih ada lima menit.
Ada chat masuk.
Mataku membulat."Jangan masuk kamar! Ini kawasan suci!" teriakku heboh.
Gila aja dia lihat tampilanku yang baru bangun tidur yang sama sekali nggak ada cakep-cakepnya ini.
NGGAK BOLEH.
•••
Caca dengan heboh masuk kelas, "Gue kira...gue...telat," katanya sambil mengatur nafas.
"Beruntung lo masih di izinin masuk," balas Riri.
"Iya dong. Kan yang jaga gerbang bebeb gue."
"Siapa? Genta?" tebakku.
"Siapa lagi?" kata Caca senyam-senyum.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Rin, tuker saudara dong. Lo mau adik gue nggak? Gue mau tuker sama mas lo," kata Riri.
"Lah kenapa adik lo, Ri?" kataku, "Berantem lagi?"
"Nggak ada hari tanpa berantem kalau sama dia," kata Riri, "Gara-gara dia gue hampir telat hari ini."
"Eh, tapi adik lo udah famous, Ri. Gue denger-denger dia jadi inceran anak-anak angkatan kita."
"Belum tahu aja dia kelakuan aslinya kalau di rumah," kata Riri.
"Sama tahu. Lo pada bilang gue enak punya lima mas ganteng tapi mereka tuh kelakuannya ajaib semua tahu nggak," kataku.
"Kalian tuh harusnya bersyukur atuh," kata Caca sambil menepuk dahiku dan Riri bergantian, "Enak ada temen ngobrol di rumah. Lah gue?"
Caca bilang begitu karena dia anak tunggal.
"Ada yang mau ambil gue jadi adik kalian nggak?" tanya Caca sambil merem-melek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Panggil Mereka : Mas!
Fanfiction📌 OUT NOW @universe_publisher (shopee) Jadi Arindia nggak selalu seindah pandangan orang-orang. Kemana pun dia pergi, kelima masnya akan selalu ngintilin dan berlagak jadi bodyguard. Rasanya campur aduk karena meskipun ngeselin, Arindia bersyukur d...