31. Jae yang Sadboi

2.7K 628 153
                                    

"Aduh, teko gak yo nang rabiane Jamie? (Aduh, datang nggak ya di acara nikahannya Jamie?)." kata Mas Jae yang dari tadi heboh sendiri. Doi lagi pasang muka melas di sofa ruang tamu.

"Teko o, Mas. Deloken ndas e bojone Jamie. Nek elek, guyu en. (Datang aja, Mas. Lihat aja gimana muka suaminya Jamie. Kalau jelek, ketawain)." kata Mas Wirya enteng banget ngomongnya.

"Yo jelas nggantengan aku lah!" kata Mas Jae lalu langsung duduk tegak.

"Sayangnya Mbak Jamie nggak milih Mas Jae," kataku, "Membuktikan bahwa yang paling ada dan peka mengalahkan yang good looking."

"ARIN!" kata Mas Devan tiba-tiba banget bikin semuanya kaget, "Pinter banget ya Allah adikku. Tak sayang sek sini."

"Ih, males!" kataku lalu menjauh dari Mas Devan.

"Adik laknat!" Mas Jae melempariku dan Mas Devan dengan bantal sofa lalu lemes lagi tiduran di sofa.

"Semangat dikit dong, Mas. Lemes banget. Tak sebul titik wis mirip karo maskot e HP sing nang pinggir dalan. (Aku tiup dikit udah mirip sama maskotnya HP yang ada di pinggir jalan)." kata Mas Ian yang baru muncul dari atas.

"Wes waras, Yan?" tanya Mas Surya yang langsung dapat pelototan kita berlima.

"Ya yaopo ya ancene durung dadi dalane. (Ya gimana ya memang belum jadi jalannya)," jawab Mas Ian menghembuskan nafas panjang lalu join goleran di karpet.

Hening.

Iya, Mas Ian putus sama calonnya yang janda itu. Sudah semingguan ini dia murung banget dan hari ini kelihatan sudah lebih mendingan. 

"Yan, we're sadboi," kata Mas Jae.

"BUENER POL! Ueueueue," balas Mas Ian. Literally beneran mengatakan 'ueueueue'.

Aku yang melihat mereka berdua cuma bisa mengelus dada. Gini amat punya mas yang lagi patah hati.

"Dua sadboi dan satu sadgurl," kata Mas Devan geleng-geleng kepala.

Aku melotot, "Heh! Apa ya?"

"Mon maap, Ibu merasa ya?" kata Mas Surya ikut-ikutan Mas Devan untuk menggodaku.

"Mon maap bapak-bapak, saya kali ini putus dengan terhormat ya," balasku tidak mau kalah.

"Nyenyenyenye," kata Mas Devan, "Pacaran ta ngoleksi mantan."

Aku mengerucutkan bibir.

"Rek," kata Mas Jae tiba-tiba memecah keheningan.

"Hmmm?"

"Ayo kancani aku teko nang acara rabiane Jamie."









•••










"Mbak Jamie nikah sama siapa sih?" kataku takjub ketika melihat gedung yang menjadi tempat resepsi pernikahan Mbak Jamie, "Mantep banget dekornya."

"Heh, Rin, acara rabian nek gak onok orkes e iku gak afdol asline, (Heh, rin acara pernikahan kalau nggak ada orkes (baca : dangdutan) itu nggak afdol sebenernya)," bisik Mas Devan.

Aku menoleh ke Mas Devan dengan pandangan 'iyain aja'. Karena memang lagu yang diputar tuh lagu-lagu bahasa inggris kayak di acara royal wedding aja.

Kulihat Mas Jae udah bolak-balik menarik nafas panjang sebelum turun mobil. Dirinya digandeng sama Mas Surya. Mas Ian sudah siap makan besar dan Mas Wirya sudah siap dengan rambut klimisnya (baca : kali aja nemu jodoh).

Aku Panggil Mereka : Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang