"Bapak kira cukup sekian untuk jam ke 0 hari ini. Jangan lupa untuk tetap semangat ya. Jangan terlalu kaku ntar makin stres. Santai aja yang penting udah pasang strategi biar nggak melenceng dari target yang udah kalian tetapkan dari awal."
Akhirnya jam ke 0 pagi itu selesai.
"Laper nih. Ke kantin yuk," ajak Riri.
"Iya anjir gue juga laper banget. Mana mapelnya tadi MTK lagi," tambah Caca sambil menguncir rambutnya.
"Emang di kantin udah ada yang buka? Masih pagi ini nyot," kataku sambil menatap jam tangan.
"Biasanya udah ada di bagian pojokan," kata Riri, "Ayo dong. Laper nich. Nih nya pakai 'ch' biar kayak typing jamet."
"Iya ke kantin yuk. Anak-anak udah pada kesana dan nggak balik berarti ya udah ada yang jualan."
"Guys, sebenarnya gue lagi galau," kataku.
"Hah?!"
"Sssttt," kataku menutup mulut Riri dan Caca.
"Tumben lo galau. Galau kenapa?" tanya Caca.
"Kalian udah kepikiran nggak mau kuliah dimana?" tanyaku, "Gue ada feeling kayaknya gue nggak bisa masuk kuota SNMPTN deh."
"Jangan pesimis dong, Rin," kata Riri.
"Tahu nih, Arin. Dijalanin aja dulu. Kayak kata Pak Bambang tadi. Jangan terlalu kaku yang ada lo tambah stres lo."
"Gue takut banget anjrit," kataku.
"Takut LDR, kan?" bisik Riri.
Mataku membulat menatap Riri, "Eh? N-nggak k-kok."
Riri merangkul pundakku, "Pokoknya gue harap lo sama Yoga nggak kena sindrom udahan dulu ya aku mau fokus UN."
Caca menoyor Riri pelan, "Ri, nggak boleh ngomong gitu."
Riri mengelus kepalanya, "Kan gue juga doain jangan sampai kejadian. Soalnya belum apa-apa udah banyak yang gitu. Apalagi...." Kalimat Riri terputus.
"Apa, Ri?" tanyaku dengan muka penasaran.
Riri langsung gelagapan, "Ah, nggak ada apa-apa kok."
Aku menatapnya menyelidik.
Tiba-tiba perut Caca bunyi, "Please kita 'isi bensin' dulu ya. Ntar lanjut lagi." Lalu menarik tanganku dan Riri.
•••
Aku berjalan ke arah lapangan. Ada Yoga yang lagi main futsal sama anak-anak.
"Apa?" kata Yoga yang kayaknya belum ngeh ada aku.
"Cewek lu."
Yoga menoleh lalu menatapku dan melambaikan tangan, "Oke deh gue udahan ya." Lalu pamit ke anak-anak yang masih mau ngelanjutin main futsal.
"Nggak ke kantin?" tanya Yoga berjalan ke arahku sambil memakai atasan seragam putihnya yang tadi sengaja dilepas biar nggak kena keringat. Jadi tadi dia cuma pakai dalaman kaos putih pas main futsal.
"Gue nggak nafsu makan," jawabku.
"Kenapa?" tanya Yoga yang kini lagi duduk sambil pakai kaos kaki dan sepatunya.
"Kok kemarin chat gue lo anggurin sih?" kataku.
Yoga terlihat berhenti menalikan tali sepatunya terus bilang, "Kemarin gue capek banget habis pulang les terus diajakin Genta main basket. Sorry ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Panggil Mereka : Mas!
Fanfiction📌 OUT NOW @universe_publisher (shopee) Jadi Arindia nggak selalu seindah pandangan orang-orang. Kemana pun dia pergi, kelima masnya akan selalu ngintilin dan berlagak jadi bodyguard. Rasanya campur aduk karena meskipun ngeselin, Arindia bersyukur d...