THE WAY OF LIFE

135 6 2
                                    

Anisa mengulurkan tangan pada bagian rak paling atas, ujung jemari nya sudah menyentuh buku yang Ia maksud, di saat bersamaan Ia merasakan pergerakan pada wajah, mulut nya hendak menguap, lekas Anisa memindahkan tangan pada indra yang yang salah satu nya berfungsi untuk makan tersebut.

   ا ءو ز با لله من ا لثيطا نالر جيم 

(A'udzubillahi minasyaithonirrajiim)

(Arti nya)

(Aku berlindung kepada Allah subhanawata'ala, dari godaan setan yang terkutuk).

Tak lupa membaca Ta'awudz sebanyak tiga kali, guna mencegah setan masuk melalui mulut.

    "Hupz."

  Namun rasa penat di tubuh membuat nya berlabuh pada benda empuk, bernama kasur, dalam posisi telentang Tanpa memperhatikan, Ia mengulurkan tangan ke atas, mencoba meraba-raba meja cermin di samping tempat tidur.

"Tukh."

Senyum nya mengembang, ketika tangan nya berhasil mengenai benda yang di tuju, tak lain tak bukan adalah Smartphone, Ia menurunkan benda berbentuk pipih itu sejajar dengan wajah,  bola hitam nya terpaut pada layar utama smartphone yang bertuliskan pukul (2) tepat. Hari rabu tanggal (1). Bulan (1). Tahun 2020. Hati nya berbisik. "Benarkah?? ini udah 2020" ,cewek pemikir ini serasa tak percaya, jika, hari demi hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, kini terasa cepat berlalu. Apa mungkin?? karna rotasi bumi sekarang berpendar cepat, atau kah?? karna bumi kian menua, terekstream. akhir zaman sudah lah  dekat. Terbukti  bencana alam banyak terjadi di mana-mana, dan bukan kah?? itu salah satu tanda Kiamat kecil. Di sertai tanda-tanda lain yang telah bermunculan, Seperti apa yang di sebutkan di dalam Al qur'an dan di sabda kan oleh Nabi Muhammad saw. Sebagai insan biasa, Ada rasa takut, karna merasa belum banyak persiapan. Amal nya yang terlampau masih  sedikit. Namun sebagai seorang Muslimah Ia tetap harus mengimani nya.

Pikiran Anisa kembali berkutat pada hari ini. Hari pertama di tahun baru, yang Ia jalani, setelah sebelum nya di malam kemaren di lewatkan dengan berdiam di rumah saja bersama keluarga. Padahal bila di hitung, tak sedikit teman-teman yang mengajak hang out bareng, tapi di tolak nya tegas..

Anisa katro Anisa ketinggalan jaman, itu pendapat teman-teman nya tentang nya. Akan tetapi yang nama nya Anisa farnas shafana, tak ingin hanya tinggal diam, Ia mempunyai argumentasi sendiri.  "She says, salah kah ? Bila merenungi kesalahan-kesalahan nya pada waktu yang lalu, dan berusaha menjadi lebih baik pada tahun ini. Karna tidak ada jaminan, bisa mengecap tahun berikut nya, dan sebaik-baik menimba ilmu (belajar) adalah di waktu muda, seperti sebuah ungkapan...

(Belajar di kala muda bagai menulis di atas batu, sedangkan belajar di kala tua, bagai menulis di atas air)

Jadi?? menurut kalian, mana kah?? yang lebih mudah" .Itu pertanyaan Anisa untuk teman-teman nya, hening, tak ada jawaban, karna tanpa di jawab pun, mereka yang paham, pasti tahu. Itulah satu sisi Anisa, tak jarang dalam menyampaikan kebaikan Ia bertahan dalam sikap kritis.

Pada malam pergantian tahun, itu, Anisa berada di atas sajadah nya, menangis lirih, memohon ampun atas Dosa-dosa nya dan dosa kedua orang tua nya, keluarga nya beserta umat Muslim lain nya, ia berharap hanya kepada Allah yang maha membolak balikkan hati, untuk dia tetap selalu Istiqomah berada di jalan Allah swt.

(  HIDAYAH. )....IT,S  (BEAUTIFUL) (proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang