(EMTY) part: (1)

127 5 2
                                    

   "Assalamu a'laikum"  ,Anisa mengucapkan salam kepada wanita berkerudung yang memakai baju daster terusan berlengan panjang itu.

"Wa a'laikumussalam" .jawab nya, "nona' siapa?? ya" ,wanita itu bertanya dari dalam pagar. Belum sempat Anisa memperkenalkan diri, perempuan paruh baya itu, berkata, "apa nona juga, teman nya tuan Mahira, tadi juga ada teman tuan, seorang gadis juga, tapi Saya lupa nama nya siapa" ,wanita itu melanjutkan.
 
  "Ee.. ya, tapi saya bukan, em..begini"_, Anisa menjeda ucapan nya sejenak, ia merasa bingung, musti memanggil perempuan itu dengan sebutan apa. Melihat sikap Anisa yang agak canggung, perempuan itu lekas tanggap, Dia berucap, "Saya bibi Halimah, panggil saja Saya dengan bibi, atau bi Halimah, sama saja" ,ujar nya, memperkenalkan diri. 

"Oh !!, ya bi, Saya Anisa farnas shafana" ,Anisa, menyebut nama lengkap nya, "Saya dan keluarga Saya baru saja pindah tadi siang, itu rumah Saya" ,ujar Anisa berdiri menyamping, tangan nya menunjuk ke arah seberang.

 "Oh, tetangga baru ya" ,celetuk, Bi Halimah, ikut menengok ke seberang. "Ya bi, Saya ke sini, hanya ingin mengantarkan ini" ,papar Anisa menunjukkan tapper wer berisikan kue brownis coklat.

 "Oh, tidak usah repot-repot. tapi, terima kasih ya !!" ,ujar Bi Halimah, kemudian bergegas membuka pintu pagar dan menerima wadah
persegi empat itu.

  "Ya, sama-sama Bi, baik lah, kalau begitu Saya permisi dulu" ,Anisa pamit (sopan).

"Mampir dulu, non" ,bi Halimah menawarkan (ramah).

 "Makasih Bi, lain kali saja" ,ucap Anisa langsung. Benak nya berkata."coba rumah besar mewah, kayak puri ini, bukan rumah cowok bermata tajam itu, mungkin ia akan bersedia mampir walau sebentar, nyata nya bangunan besar berarsitektur laksana separuh istana itu memang benar milik nyokap bokap ,si mata elang.

 "Nggak apa bi, Saya permisi dulu" ,Anisa mengangguk tersenyum, bi Halimah pun melakukan hal yang serupa. Selanjut nya Anisa bergerak hendak memutar badan ke arah depan. Dan...

     "Teeeet!!."

      "Teeet!!."

Suara rentetan klakson, dari arah depan membuat nya kaget.

 "Astagfirullah hal adzim" ,Anisa berIstigfar saat melihat secara langsung, si pelaku bunyi berisik itu adalah, seseorang yang ingin ia hindari. Namun sayang nya, kini Justru telah ada di hadapan nya. Dia tengah duduk di atas moge, dan tampang nya sangat datar.

  "Kalau pagar nya cuman di buka  segitu, gimana motor bisa masuk" ,protes nya nyaring. Mata nya fokus ke dalam.

"Ee..iy.. Iyya tuan, tapi Saya mau meletakkan ini dulu" ,ujar bi Halimah menunjukkan tapper wer pada Mahira. Kemudian wanita itu memalingkan badan dan berjalan masuk.

  "Ck..ck"  ,Mahira berdecak kesal, kedua tangan nya mencengkram kuat setang motor. Anisa menggeleng, Ia segera menepi ke pinggir. Namun sejenak memperhatikan  body moge, pikir nya, seperti nya Ia pernah melihat motor besar itu, tapi di mana?? "Oh Aku baru ingat, di jalan itu, lanjut nya dalam hati.  "tapi kan ada banyak moge berwarna merah menyala dinm dunia ini" ,lanjut nya, masih mengitari kendaraan Mahira lewat mata. Sontak Anisa terkesiap mengetahui cowok bernetra tajam itu mengalihkan pandangan ke arah  nya. Bergegas Anisa memalingkan wajah ke arah lain.

   Bi Halimah berlari ke depan, tergopoh-gopoh membukakan satu bagian pintu pagar secara penuh.

   "Lama banget sih !!" ,Mahira, menggerutu kesal. Mata nya seakan hendak menerkam wanita paruh baya yang ada di depan nya.

(  HIDAYAH. )....IT,S  (BEAUTIFUL) (proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang