"Taptaptaptaptap."
Mahira melangkah cepat menuruni anak tangga, mengira bunda nya, sedang menunggu di ruang makan, nyata nya, tadi malam bunda nya belum pulang juga, tanpa menyentuh sarapan nya mahira bergegas keluar dari rumah nya, memasang wajah, baad mood.
Sendu, bi halimah, bergerak membersihkan meja makan, wanita paruh baya ini, masih menyimpan rasa prihatin atas permasalahan yang sedang di hadapi oleh mahira, tak jarang, dalam setiap sholat, bi halimah tak lupa berdoa, semoga, permasalahan mahira dan kedua orang tua nya, cepat selesai.
Entah sudah berapa lama mahira hanya berdiri mematung di samping moge nya, sementara di tangan nya sudah ada helm, harus nya helm itu sudah ia pakai ke kepala nya, tapi sejenak tadi ia malah melamun, lebih tepat nya, sedang mengkhayal, ia dan kedua orang tua nya, bisa dekat seperti dulu lagi, mata mahira sudah nampak ber kaca kaca, dan saat ia ingin Memakai helm.
Tawa kecil di seberang rumah nya, membuat nya terpaku lagi, mahira tenggelam dalam suasana keakraban anisa dan kedua orang tua nya,.Sebelum masuk ke mobil, anisa menyalami dan mencium tangan umi takjim, umi pun menyalami serta mencium tangan abi, khidmat, dan dari dalam mobil, anisa dan abi tersenyum, sambil melambaikan tangan pada umi.
Mahira menangkap tahap demi tahap, kegembiraan yang tergambar dari, anisa beserta orang tua nya, menyaksikan itu membuat nya, merasa muak, ia lekas memalingkan wajah, saat mobil honda jaz biru tua, melintas di depan rumah nya,
bergetar tangan nya,saat memakaikan helm ke kepala nya, dan dari balik helm itu, mahira menyembunyikan, kesedihan, kemarahan, kejengkelan serta kebencian nya, yang entah ia tujukan pada siapa.
"Brooom."
Melaju ngebut, se akan akan ia ingin segera bebas lepas dari beban yang ia rasa begitu sulit untuk di emban.
Sampai di kampus, usai memarkir moge nya" ,mahira berdiri kaku dari balik helm, kedua mata nya menyapu keramaian kampus. ada yang berjalan beriringan, begitu akrab, antara dua sahabat, ada juga yang sedang ,usilin teman teman nya, tertawa, tersenyum, inti nya semua ekfresi kebahagiaan mereka, bagi mahira itu begitu sangat menyesakkan, wajah nya merengut masam di balik helm, bergegas ia melepas helm nya, lalu ingin menggantung nya, namun rasa kemarahan nya, benar membuat nya ingin membanting helm.
"Baru datang bro !!" ,sapa kamil dary ali, "weh !! beneran loh bro !! gue salud, lo berhasil ngebujuk fathaan, gue ampe bela belain sembunyi di bawah kolong meja" ,oceh kamil, lantang.
Mahira hanya diam, tiada tanggapan apa pun dari nya, cuek ia berpaling lalu menggantung helm, kemudian masuk ke dalam koridor, meninggalan kamil yang sebenar nya masih ingin bercerita panjang lebar, tambah kali.
"Hah !! kenapa? tuh orang, lagi dapet kali ya !! eh !! dia kan cowok, ah !! Udahlah, ngapain gue mikirin dia, nggak penting banget" ,ucap kamil bermonolog, kemudian masuk ke dalam koridor.
Mahira masih menekuk wajah nya, membiarkan beberapa cewek yang ada di koridor, bebas menatap pesona vakum nya.
"Dari tadi gue manggil lo, nggak dengar apa" ,sungut fathaan, kesal.
"Are you okey !!" ,tanya fathaan pada mahira, karna mahira tak menyahut sedikit pun.
"Im good" ,sahut mahira, seraya terus berjalan dan menatap lurus ke depan. namun tiba tiba ia, berhenti, seperti sedang mengingat sesuatu, kemudian ia segera memalingkan badan ke arah depan, lalu meninggalkan fathaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
( HIDAYAH. )....IT,S (BEAUTIFUL) (proses revisi)
SpiritualJemput lh hidayah , walau mungkin tidak mudah, ,,...( HIDAYAH ITU INDAH) Anisa farnas shafana, cewek cantik asli indonesia, merasa belum pantas di sebut sebagai cewek Sholehah, berjiwa sosial, sangat membenci yang nama nya pergaulan bebas. K...