9

30.6K 1.6K 14
                                    

Anna pov

Tubuhku sangat pegal, baru saja aku menyelesaikan tugas dari pak Rizal yang sangat menumpuk dan meminta harus selesai sebelum makan siang.

Tapi kini jam sudah menunjukan pukul 12.30 itu artinya jam makan siang sudah lewat 30 menit yang lalu.

Tiba tiba ada yang masuk keruangan kecil ku.

"Sudah selesai?" Tanya Pak Rizal

"Sudah pak"

" kamu sudah makan?"

"Belum, ini baru selesai sebelum bapak datang" kata Anna

"Ya sudah kalo begitu, tolong simpan di meja saya ya, nanti saya chek. Saya mau ke mushola" kata pak bos seenaknya meninggalkan ruangan ku seenaknya.

Aku segera melaksanakan tugas yang di suruh oleh pak Rizal. Lalu ke mushola dan setelah itu makan siang.

Setelah makan siang, aku mampir di lobby. Pak Rizal sedang keluar, dan aku tidak ada kerjaan dan jadilah main main di meja kerja mbak Rissa.

Mbak Rissa kebetulan membawa anaknya yang berumur 1 tahun. Sangat menggemaskan.

"Mbak, susah ngga sih kerja sambil jadi Ibu rumah tangga?" Tanyaku penasara.

pasalnya aku melihat ibu di kampung saja yang hanya sebagai IRT biasa  sangat kewalahan mengurus rumah dan anggota keluarga.

"Ngga selagi kamu ikhlas menjalankan keduanya" kata mbak Risaa sambil senyum.

"Eh aku kok jadi inget mbak Aisya ya sama sikembar?"

Ngomong ngomong tentang mbak Aisya, dia sudah melahirkan 1 bulan yang lalu dan bayinya kembar laki laki semua.

"Nanti pulang kesana aja yuk kangen juga macan ternak jarang kumpul sekarang" kata Mbak Rissa.

Aku memangku Rivad-anak mbak Rissa, dan sesekali membangunkannya dari duduk dan meloncat loncat di pahaku.

"Ok deh, toh nanti ngga ada jadwalnya si bos yang penting banget" kataku.

Lalu mbak Eci datang menghampiri kami di meja resepsionis. Oh iya mbak Eci itu sudah menikah 2 bulan lalu.

"Lo kenapa ca? Pucet banget?" Tanya mbak Rissa

"Ngga tau, mual terus. Udah beberapa hari yang lalu. Apa lagi kalo deket deket mas Wisnu uuhhhgg ngga tahan baunya.. bikin pengen muntah terus" kata Mbak Eci

"Mual? Lo haid terahir kapan?" Tanya Mbak Rissa

"Eh iya, seharusnya tanggal 3 gw haid sekarang tanggal berapa?" Tanya nya

"Tanggal 29 mbak" jawab ku

"Eh? Jangan jangan?" Kata ku dan mbak Rissa

Sepertinya mbak Eci tau yang kami bicarakan, ada raut bahagia diwajahnya dia segera mengusap perutnya

"Gw hamil?" Tanya mbak Eci

"Masih kemungkinan, dan gw saranin lo sekarang ke dokter deh" kata mbak Rissa

"Nah itu pak Wisnu mbak, sekalian aja minta anter biar dedeknya seneng dianter sama papa nya" kataku dengan semangat.

Pak Wisnu, suami mbak Eci menghampiri kami, tapi..

"Stop mas, aku bilang stop" kata mbak Eci sambil mundur selangkah

"Tapi kenapa yang" kata pak Wisnu

"Aku ngga mau deket deket kamu" kata mbak Eci memelas

"Iya tapi kenapa dulu? Dari 2 hari lalu kamu udah jauhin aku loh yang" Kata Pak Wisnu yang menyugar rambutnya dan terlihat frustasi dengan kelakuan istrinya.

Aku dan mbak Rissa yang melihat mencoba menahan tawa.

"Kamu bau mas, bauu bangett itu bikin aku mual kalo deket kamu" kata Mbak Eci.

Lalu pak Adam, direktur keuangan sekaligus suami mbak Rissa datang dan ikut melihat drama sepasang suam istri itu.

Pak Adam tidak bisa menahan tawanya melihat temen sendiri dinistakan oleh sitrinya sendiri.

Dan mbak Eci masih saja tidak mau berdekatan dengan pak Wisnu.

"Kasian lo nu" kata Pak Adam dipenghujung tawanya.

Lalu dari pintu masuk aku melihat pak bos dan pak Radit-suami mbak Aisya datang.

"Ada apa nih?" Kata pak bos

"Lagi liatin orang yang dinistakan bro, lo sini deh liat juga" ajak pak Adam pada pak bos dan pak Radit. Dasar memang mereka sangat somplak kalo dipersatukan.

Pak Wisnu masih saja membujuk mbak Eci, tapi saat pak Wisnu maju satu langkah, mbak Eci mundur satu langkah. Begitu saja dari tadi yang mereka lakukan.

Aku dan mbak Rissa tertawa diikuti oleh ketiga lelaki itu.

"Lo bawa Eci kedokter deh, ini semua kayaknya ulah lo deh nu" kata mbak Rissa

"Emang kenapa? Salah gw apa?" Tanya pak Wisnu lagi

"Pak, kayaknya mbak Eci hamil deh. Soalnya dia telah haid juga?" Kataku meluruskan drama ini.

Pak Wisnu langsung merubah raut mukanya. Yang tadinya sedih langsung gembira dan senyumnya mengembang.

"Ok sayang, kita kerumah sakit ya, dan aku mau kamu apain biar ngga bau?" Kata pak Wisnu dengan lembut.

"Pake jaket tebel 5 lapis" kata mbak Eci ngga tanggung tanggung. Pasalnya cuaca sedang panas panasnya.

Pak wisnu melongo, dan ditertawakan oleh ketiga sahabatnya

"Oke, aku pake jaket 5 lapis asal bisa deket kamu" kata Pak wisnu

Setelah melihat drama tadi aku jadi ingin menikah, bagaimana nanti kalo aku menikah dan hamil? Apa kayak mbak Eci sama pak wisnu kah? Jadi senyum senyum sendiri aku bayanginnya.

"Kamu kenapa senyum sendiri?" Suara pak Bos mengagetkanku

"Eh eung itu e ngga pak" kataku kikuk

"Ikut saya keruangan" kata pak bos

"Baik pak"

Anna pov end

Anna masuk kedalam ruangan Rizal.

"Nanti malam kamu kosong kan?" Tanya Rizal

"Eh? Emang kenapa pak?" Tanya Anna

"Temenin saya keacara pernikahan kolage saya" kata Rizal

"Loh? Kenapa harus saya?"

"Kamukan asisten saya, jadi harus ikut dong"

"Ya tapi kan yang diundang cuma bapak"

"Kamu udah bosen ya kerja disini?" Kata Rizal santai

"Eh eh ngga bisa gitu dong pak, enak aja saya mau dipecat" jawab Anna panik

"Siapa yang mau mecat kamu?"

"Lah itu tadi nanya udah bosen kerja disini?"

"Saya kan cuma nanya"

"Ok fiks nanti malam kamu temani saya, ngga usah dandan yang cantik, cukup sopan dan rapi. Nanti saya jemput jam 8 malam" lanjut Rizal.

"Tapi pak-"

"Ngga ada tapi Anna"

Anna menggerutu keluar dari ruangan Rizal. Seenaknya sekali mengambil keputusan, padahal ia nanti pulang kantor akan bermain bersama macan ternak. Huft.

Tbc wankawan

Huhuhu aku baru up nih, bcs nunggu vote dari kalian dulu gitcuh😂😂 voment nya ditunggu ya say...

Pak Boss !!✔ (NAIK CETAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang