Setelah Anna pulang diantar oleh Rizal. Tidak ada lagi yang menyinggung tentang percakapan itu.
Anna kini sudah bangun tepat di pukul 3.30 pagi. Ia melaksanakan solat tahajud.
Anna pov
Aku sudah terbiasa bangun dini hari. Kebiasaan yang diajarkan oleh ibu dan ayah dulu. Aku mengambil wudhu lalu memakai mukena. Lalu melaksanakan solat disepertiga malam.
Ya Allah hamba hanya memanjatkan doa padamu, lindungi hamba dan keluarga hamba dari mara bahaya. Jauhkanlah dari siksa neraka. Hamba hanya bersimpuh kepadamu.
Seperti itulah doa kurang lebih doa disepertiga malamku. Setelah itu aku kembali membaringkan tubuhku dikasur sisi Mita.
Aku jadi teringat ucapan pak Rizal tadi malam. Tentu saja aku mengerti apa yang ia ucapkan pada teman temannya waktu itu. Aku hanya menganggapnya sebagai gurauan saja. Itu bukan hal yang serius menurut ku.
Anna pove end
Rizak pov
Aku terbangun dini hari. Mungkin sudah karena terbiasa atau Allah sedang rindu pada hambanya yang tidak sempurna ini.
Mengambil air wudhu, memakai baju koko, menggelar sajadah adalah cara menyampaikan rindu untuk-Nya.
Berdoa seperti biasa. Meminta untuk selalu sehat agar bisa selalu menyembah-Nya. Meminta dilancarkan segala urusan. Dan tak lupa yang membuatku gelisah 1 minggu ini.
Dia wanita, wanita yang menemani aktivitas kantor. Dia wanita yang mengatur kegiatanku dikantor. Dia wanita yang disebut onty oleh anakku. Dia wanita yang seminggu ini memenuhi pikiran ku.
Anna Habibti. Seperti namanya yang artinya dia kekasihku. Bolehkah aku berharap? Bisakah dia menerima status ku dengan ikhlas?
Yang aku ucapkan padanya tadi malam saat menghadiri undangan itu serius. Aku ingin menjadikannya halalku. Aku tidak mau menambah dosa sengan memikirkan yang bukan mahromku. Insya Allah aku mencintainya karena Allah.
Aku percaya bahwa dia bukan seperti wanita yang ada disampingku sebelumnya. Dia wanita yang paham agama. Dia dari keluarga baik-baik.
Rizal pov end.
Pagi ini, Anna bangun kesiangan, setelah melaksanakan solat subuh. Dia tertidur karena setelah solat tahajudnya tadi malam ia tidak bisa tidur dan tidur setelah subuh.
Jam sudah menunjukan pukul 8.30 pagi. Sangat terlambat bukan? Ia sangat takut jika bosnya akan marah apalagi ada rapat pukul 8.00 dan itu artinya ia sudah telat mendatangi ruang rapat setengah jam.
Anna melewati lobi, lalu Rissa memanggilnya.
"Telat ya?" Tanya Risa dibalik meja resepsionis.
"Iya mbak, mana ketinggalan meeting lagi" kata Anna panik.
"Tenang, bos udah berangkat rapat tadi. Kamu suruh tunggu diruangannya. Katanya jangan kemana mana sebelum pak bos datang" kata Anna menyampaikan amanat dari Rizal.
"Aduh aku jadi ndak enak sama si bos, kena marah nih pasti" kata Anna dengan muka takut.
"Hayoh loh, lagian kenapa sampe telat sih. Biasanya juga nggak pernah" kata Rissa heran.
"Habis mikirin sibos yang tiba tiba ngaku jadi suma aku" batin Anna. Tidak mungkin ia berbicara seperti itu bisa bisa ia menjadi sasaran wawancara anggota macan ternak.
"Kesiangan mbak" kata Anna sambil nyengir.
"Yaudah ya mbak, aku keatas dulu" kata Anna.
"Dah na, awas kena aungan si bos loh" kata Rissa. Anna yang berjalan sambil bergidik membayangkan ia akan dimarahi oleh Rizal.
Anna duduk di sofa ruangan Rizal. Ia membuka buku agenda. Melihat jadwal Rizal hari ini apa saja. Untung saja dirinya kemarin sudah memberi tahu Rizal jika ada rapat hari ini jam 8.
Satu jam berlalu. Anna kaget melihat Rizal yang berdiri di depan pintu. Perasaannya tidak karuan, gugup, takut semua menjadi satu.
Rizal duduk di kursi kebesarannya. Anna berjalan dan berdiri didepan meja. Rizal menatap wajah indah enggan memalingkan pandangannya. Ia sadar ini salah. Tapi matanya seperti terlem agar melihat objek yang di depannya.
Anna hanya menundukan kepala.
"Eumm pak, maaf sa-"
"Ngga papa, sekarang kamu bacakan jadwal saya sekarang" kata Rizal dengan senyum manis. Tidak ada raut wajah marah. Mungkinkah luluh dengan cinta?.
"Ah iya pak. Hari ini anda ada rapat dengan Sinar Jaya group jam makan siang di restoran, lalu pukul 3 sore anda mengantar ibu anda untuk chek up" kata Anna selesai
"Sudah?" Tanya Rizal sambil menghiduokan laptopnya.
"Sudah, dan ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani" kata Anna menutup buku agendanya.
"Baiklah, kamu boleh keluar sekarang" kata Rizal..
"Eumm itu eung-" Anna ragu
"Apa lagi? Masih mau bersama saya?" Tanya Rizal menggoda
"Bapak ngga marah karena saya telat?" Kata Anna takut.
"Untuk apa, toh sudah terjadi. Tapi jangan diulangi lagi ya" kata Rizal menasehati
Setelah itu Anna keluar dan duduk diruangannya. Ia membereskan berkas berkas yang akan ditandatangani oleh Rizal.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TbcHi gaes sekali kali nyapa readers ngga dosa lah ya, haha
Gimana nih apresiasinya sama cerita ini. Author butuh masukan dan saran, kritik juga.
Kecup basah dari author muachhh😙😙😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Boss !!✔ (NAIK CETAK)
RandomRizal Adhiaksa, siapa yang tidak kenal dengannya? CEO muda yang tampan, dan berkarisma. Namun apa kalian tau gelarnya? dia mendapat gela sebagai Duren Medan. Anna Habibti, gadis bebjilbab dari kota Solo dan masih Solo. Sampai saat sang boss menggant...