Hari ini, Rizal dan Anna kembali keaktifitas kantor seperti hari biasa.
Anna membacakan jadwal dipahi hari, menyiapkan berkas yang akan ditanda tanganni, dan membuatkan kopi.
"Kamu keruangan aku ya" kata Rizal lewat telepon.
"Iya mas" jawab Anna.
Tadi pagi Anna memanggil Rizal seperti biasa dengan sebutan 'pak' tapi Rizal menolak. Rizal ingin Anna tidak usah dan menggunakan bahasa formal. Toh Anna calon istrinya.
Rizal pov
Tok tok tok
"Masuk" suruh ku.
Terlihat, wanita yang kemarin aku lamar masuk kedalam ruanganku.
Hatiku berdebar dan menghangat saat melihat wanita itu.
Anna berjalan menghadapku.
"Ada apa?" Tanya nya. Tak sabaran sekali memang dia, jadi gemas uuuhhh.
Aku lebih mengenal dia sekarang. Dan dia adalah tipe orang yang tidak suka basa basi.
"Duduk dulu" kataku. Anna menuruti.
"Eum begini, kira kira kamu kalo nikah secepatnya dengan ku gimana?" Tanyaku. Muka Anna kaget.
"Kenapa memang?" Tanya Anna.
"Tidak, aku hanya ingin cepat cepat memperistrimu" kataku. Anna mengangguk dan tersenyum.
"Mas yakin?" Tanya nya. Apakah dia ragu denganku?
"Kenapa tidak. Kamu siap kan?" Tanyaku lagi.
Anna terlihat bingung, ada gurat ragu diwajahnya. Aku jadi takut jika dia menolak untuk nikah denganku.
Aku takut dia akan memutuskan pertunangan ini, gara gara aku mengajaknya nikah cepat.
"Kenapa? Kamu ngga mau nikah sama aku?" Tanyaku lagi dengan berani.
"Anu. Bukan begitu mas" lagi lagi Anna menampakan wajah yang ragu. Aku sekarang benar benar takut jika dia akan memutuskan pertunangannya.
"Aku ngga maksa kamu kok" kataku pada akhirnya dwngan tidak swmangat.
"Bukan gitu mas, aku mau nikah sama mas"
Katanya tidak enak."Terus?"
"Aku masih ingin bekerja, aku masih ingin memberikan uang kepada ayah dan ibu" kata Anna menunduk.
"Nanti jika sudah menikah, aku hanya akan mengurus urusan rumah. Dan tidak kerja kan?" Kata Anna.
"Setidaknya aku ingin memberikan tabungan pada ayah untuk menguliahkan Alfa nanti dan menunjang hidupnya di masa tua" kata Anna.
"Lagi pula, nikah kan membutuhkan modal yang besar" lanjutnya lesu.
Perkataan Anna membuatku tak henti untuk tersenyum. Bahkan dia memikirkan keluarganya saat dia sendiri akan berkluarga.
Aku menghampirinya yang sedang duduk disebrang mejaku.
Aku memegang lengan kursi yang ia duduki, lalu berjongkok dihadapannya.
Terlihat wajahnya yang memerah sedang menahan malu karena aku menatapnya.
"Mas sedang apa?" Tanya nya dengan suara kecil. Aku tidak bisa menahan kekehanku sekarang.
"Tenanglah" kataku menenangkannya.
"Kamu percaya sama aku?" Anna mengangguk.
Yatuhan wajahnya sudah memerah sekarang. Baru ditatap saja sudah memerah, belum diapa apakan. Eh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Boss !!✔ (NAIK CETAK)
RandomRizal Adhiaksa, siapa yang tidak kenal dengannya? CEO muda yang tampan, dan berkarisma. Namun apa kalian tau gelarnya? dia mendapat gela sebagai Duren Medan. Anna Habibti, gadis bebjilbab dari kota Solo dan masih Solo. Sampai saat sang boss menggant...