Suasana kantor sangat menegangkan hari ini. Penggelapan dana dengan jumlah mencapai 12 digit yang dilakukan oleh bagian produksi berhasil terkuak tadi pagi setelah 1 minggu kemarin diselidiki.
Rizal sangat marah akan hal itu, pasalnya uang itu akan ia jadikan tambahan modal lagi untuk membuat sebuah hotel dikawasan Bali.
Dari pagi hari, semua orang disibukan oleh Rizal, termasuk Anna. Terlihat dari raut wajah Rizal seperti singa yang sedang mengamuk. Tak segan segan ia akan membentak karyawannya.
Pukul 10.00 pagi, Rizal pergi untuk rapat disalahsatu hotel miliknya. Sedangkan Anna disibukan dengan berkas berkas yang tadi pagi tiba tiba dilimpahkan kepadanya.
Saat ini jam sudah menunjukan pukul 12.15. Anna langsung menghentikan kerjaannya toh tinggal sebentar lagi. Anna melangkah menuju musola lalu setelah itu langsung kembali ke ruangannya.
Berbarengan dengan itu Rizal memasuki ruangannya. Raut mukanya terlihat lelah. Anna yang melihatnya langsung berinisiatif untuk membuatkan kopi. Bukan apa-apa, hanya sebagai ucapan terima kasih atas diizinkannya cuti untuk minggu depan.
Saat Anna mengetuk pintu dan masuk. Suara dari dalam menyuruhnya masuk. Anna membuka pintu, diruangan Rizal ada bi Nani pengasuh Eyi dan tetu saja bersama Eyi. Namun anak itu sedang disuapi oleh pengasuhnya namun tidak mau.
Anna meletakkan kopi dimeja kerja.
"Di minum pak" kata Anna. Lalu dijawab dehemman saja. Tidak biasanya Rizal seperti ini, namun Anna mengerti sedang ada masalah besar.
"Hi Eyi" kata menjawil pipi Eyi.
"Hay nty" kata Anna senyum.
"Lagi ngapain? Eum?" Tanya Anna membenarkan poni Eyi.
"Lagi makan mbak, tapi non Eyi nya susah makan" kata bi Nani yang memegang mangkok makan Eyi.
"Kenapa Eyi ngga mau makan?" Kata Anna mensejajarkan badannya dengan Eyi.
"Au cuapin pii" kata Eyi lalu ia berlari menuju meja Rizal. Sedangkan Rizal dengan muka kusutnya masih sibuk dengan laptopnya.
Eyi menarik narik jas Rizal dan merengek agar ia menyuapi Eyi, namun nihil tak ada jawaban. Eyi terus merengek, Anna hanya bisa melihat pemandangan ayah dan anak itu. Sangat kasihan kepada Eyi.
Sudah jengah dengan kelakuan anaknya, Rizal pun berada dipuncak emosi.
"Papi lagi kerja, papi capek. Kamu ngerti dong!! Gausah manja" kata Rizal membentak Eyi.
Eyi perlahan melepaskan tangan dari jas papinya, matanya sudah berkaca kaca dan siap untuk pecah. Anna langsung menghampiri dan menggendong Eyi, namu tangisan Eyi sudah nyaring.
Eyi takut dengan bentakan papinya, segera ia mengalungkan tangannya ke leher Anna dan membuang pandangannya dari wajah papinya. Rizal diam.
"Bapak ngga harus ngebentak gitu, mana ngerti anak kecil denga kesibukan bapak. Bukan berarti ia mau dimanja atau apa, hanya ia ingin diperhatikan" kata Anna menatap Rizal dengan tajam. Tangannya masih setia mengusap punggung Eyi.
"Eyi cuma mau disuapin sama bapak. Kalo bapak ngga mau, ngebentak bukan cara yang baik untuk anak kecil. Bilang baik baik, pasti Eyi juga ngerti" kata Anna, sedangkan Rizal menampakan wajah bersalahnya pada Eyi.
"Eyi makan sama nty ya, nti bawa nugget sayur loh buat Eyi" kata Anna meng iming imingin. Eyi mengangguk. Lalu bi Nani memberi mangkuk makanan Eyi pada Anna.
"Mau makan disini?" Eyi menggeleng.
"Pi ga ucah acih, pi akal" kata Eyi dengan membuang muka.
Anna keluar dari ruangan Rizal menggendong Eyi menuju ruangan kecil miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Boss !!✔ (NAIK CETAK)
RandomRizal Adhiaksa, siapa yang tidak kenal dengannya? CEO muda yang tampan, dan berkarisma. Namun apa kalian tau gelarnya? dia mendapat gela sebagai Duren Medan. Anna Habibti, gadis bebjilbab dari kota Solo dan masih Solo. Sampai saat sang boss menggant...