18

30.6K 1.7K 47
                                    

Anna dan Rizal sudah berada dikediama bu lek nya. Eyi dan Rizal menjadi pusat perhatian disana.

"Mas gak nyaman ya disini?" Tanya Anna pada Rizal.

Pasalnya dari tadi Anna mendengar bisik2 tetangga bu lek nya yang membicarakannya dengan Rizal, apalagi menggendong Eyi.

Anna sedang membuat jajan bersama ibu ibu, sedangkan Rizal yang berada disampingnya sedang mengobrol dengan pak lek dan ayahnya.

"Ngga kok" kata Rizal santai.

"Mami, Eyi mo yang eyah eyah icu?" Kata Eyi menunjuk jajan berwarna merah isi kacang ijo

"Ini yangti ambilin" kata Rahma memberikannya pada Eyi.

"Eyi ngga bobo?. Udah siang loh ini" kata Anna mengajak Eyi tidur.

"Gak au, Eyi agi uat cacan mamiiii" kata Eyi sambil memainkan adonan tepung yang ada ditangannya.

"Emang Eyi bisa?" Tanya Bu lek nya

"Ica dong, kan ajalin cama mami" kata Eyi tersenyum yang membuat siapa saja gemas dengan tingkah Eyi.

Anna kembali dengan kegiatannya, dan Eyi masih setia dalam pangkuan Eyi dengan tangan yang memegang kotak yogurt yang tadi dibeli di mini market.

"Eyi" panggil Rizal disamping Anna.

"Ya pi?" Tanya Eyi masih sibuk memperhatika Anna membuat jajan.

"Papi minta dong" kata Rizal bercanda.

"Gak au" kata Eyi menyembunyikan Kotak yogurtnya.

"Pelit ya" kata Rizal sambil menggelitiki Eyi.

"Apii eliiii hahahaha" kata Eyi sambil tertawa.

Rizal masih gencar untuk menggelitiki Eyi, Eyi semakin keras tertawa.

"Mas jangan keterlaluan, nanti Eyinya nangis" kata Anna tegas. Rizal langsung berhenti. Ibu ibu yang melihat tingkah rizal hanya bisa menahan tawa.

"Kayaknya nak Rizal jadi suami takut istri nih kalo nikah sama Ponakan bu lek" kata Bu leknya Anna.

"Takut bu lek, takut ditinggalin" kata Rizal menggoda Anna. Dan diketawakan oleh ibu ibu.

*****

Malam ini, Rahma, Ridwan dan Anna sedang berbicara bertiga. Anna juga heran kenapa ayah dan ibunya mengajaknya berbicara bertiga saja.

Suasana rumah sudah sangat kosong. Eyi sudah ditidurkan oleh Anna. Alfa juga sedang dirumah bu lek nya untuk menemani Vian.

Sedangkan Rizal memesan hotel untuk ia tidur, dia tidak mau keluarga Anna terkena fitnah.

Ayahnya menatap Anna dengan serius.

"Nduk"

"Iya ayah" kata Anna takut. Ayahnya hanya akan berbicara seserius ini ketika Anna salah. Anna berpikir apa yang telah ia buat sampai ayahnya marah.

"Ada lelaki yang melamarmu" kata Ridwan. Rahma yang duduk disamping Anna hanya mengelus pundak sang anak saja.

Kenapa mendadak sekali? Pikir Anna

"Si siapa yah?"tanya Anna kagok dan kaget.

"Seorang lelaki" jawab Ridwan. Yaiya lelaki. Masa perempuan yang mau melamar Anna. Pikir Anna.

Anna tau ayahnya sedang ingin mengajaknya tebak tebakan.

"Kamu terima nduk?" Tanya Rahma

Anna berpikir keras pasalnya dihatinya kini sudah terisi sang bos dan anaknya. Jika ia harus menerima pinangan lelaki lain, ia hanya takut tidak bisa melupakan kedua orang itu.

"Tergantung dia lelaki seperti apa, jika lelaki itu menurut kalian baik dan harus diterima. Anna hanya bisa manut" kata Anna menunduk.

Lancang memang, Anna sudah mencintai bosnya itu. Tapi mau bagaimana lagi, perasaannya semakin jelas ketika perhatian perhatian kecil yang diberikan oleh bosnya.

Ridwan mengeluarkan kotak bludru lalu diletakan dan disodorkannya ke Anna.

"Pakailah, jika kamu menerima" kata sang ayah.

Anna mengernyit. Lalu ia membuka kotak itu.

Tercengang itulah yang dirasakan Anna saat melihat isi dari kotak itu. Ada sebuah cincin yang indah berukirkan namanya dengan berlian yang sangat mengkilau.

"I ii ni dari siapa?" Tanya Anna gugup.

"Dari orang yang melamarmu nduk" jayab Rahma.

"Pakailah, ayah setuju jika kamu dilindungi oleh dia. Ayah sudah percaya kepada dia walau ini pertemuan pertama ayah dan dia" kata Ridwan.

Anna kembali kekamar, lalu merebahkan tubuhnya pelan disamping Eyi. Entah firasat atau apa, tapi hatinya berkata jika ia harus menerima pinangan dari lelaki itu.

Anna meletakkan kotak itu dinakas dan menyusul Eyi ke dalam mimpi.
.
..
.
.

Pagi Ini Anna sudah siap dengan pakaian kebaya sederhanya untuk menghadiri pernikahan Vian. Dan sudah berada dirumah Bu leknya

Eyi pun sudah ia dandani dengan cantik. Tidak lupa Anna memakai cincin yang diberikan oleh sang peminang hari ini. Walau pun ia belum tahu siapa dia.

Rizal sudah datang dari tadi pagi. Tapi Anna belum bertegur sapa, karena sibuk sana sini untuk membantu bu leknya.

Anna dan Rizal satu mobil, di jok bekang Ridwan dan Rahma. Mereka sedang mengantar pengantin pria menuju rumah pengantin wanita.

"Mi, Eyi nti mo eskim ya?" Tanya Eyi dengan antusias.

"Jangan dulu ya sayang. Kan baru sembuh" kata Anna

"Api Eyi mo" kata Eyi merengek

"Yogurt aja ya?" Kata Anna. Akhirnya Eyi mengangguk.

Sesampainya dikediaman pengantin, mereka membawa bingkisan hantaran untuk mempelai wanita. Anna membawa seperangkat alat mandi, yang membawa Eyi sih sebenarnya. Karena Eyi berada digendongannya.

Ijab kobul akan dilaksanakan, terlihat dari wajah Vian yang tegang.

"Kamu mau ngga kayak gitu?" Tanya Rizal yang berada disampingnya.

"Ya mau mas, siapa yang tidak mau menikah"kata Anna.

"Makasih ya na" kata Rizal

"Untuk?" Tanya Anna bingung

"Makasih sudah memakai cincin ini" kata Rizal memegang tangan Anna, langsung tepuk kecil oleh Eyi dan membuat Rizal meringis.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Dilanjut kapan kapan yaa.....

Pak Boss !!✔ (NAIK CETAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang