Part 13.

4.8K 205 1
                                    

*
*
*
*
*
*

"Kamu tetap ingin meninggalkan ku?" Ucap Tommy dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata kelam milik Tommy.

  Abel syok saat Tommy, benar-benar menggores lengan nya dengan pisau tajam itu , hingga lengan nya mengeluarkan darah segar yang mulai bercucuran, Abel mengehentikan aksi Tommy sebelum pisau itu benar-benar memutuskan urat nadi Tommy.

"Stop!!" Teriak Abel dengan kencang, Tommy menghentikan aksi nya saat mendengar teriakan Abel yang terdengar begitu nyaring.

Brugggg

  Abel menubrukan tubuh nya dengan tubuh Tommy , dan memeluk nya dengan sangat erat , Tommy pun membalas pelukan Abel dengan tangan kiri nya yang bersih , sedangkan tangan kanan nya masih terus mengeluarkan darah segar .

"Hikssss... Hikssss"

"Jangan menangis Abel " ucap Tommy sambil mengangkat wajah sembab Abel karna terlalu banyak menangis.

"Maafkan aku baby , ku mohon jangan pernah meninggalkan aku " ucap Tommy dengan penuh ketulusan .

  Abel semangkin membenamkan wajah nya didada bidang Tommy , detak jantung Tommy terdengar berdetak dengan cepat.

"Maafkan aku baby, aku benar-benar tidak bermaksud untuk membentak kamu. Ku mohon jangan tinggalkan aku , aku benar-benar tidak sanggup jika kamu pergi meninggalkan aku. Baby~"

"Aku tau kamu tidak bermaksud membentak ku, aku saja yang terlalu sensitif . Aku seperti anak-anak maafkan aku juga" ucap Abel memoting ucapan Tommy ,abel menundukkan kepala nya menahan perasaan takut terhadap Tommy.

"Bukan kamu yang harus meminta maaf baby, aku yang keterlaluan sudah membentak kamu. Aku cuma takut kamu dan bayi kita kenapa-kenapa karna kamu tidak mau makan seperti ini" ucap Tommy sambil menuntun Abel untuk kembali ke kamar mereka yang sekarang sudah pindah di lantai bawah, semenjak Abel hamil, Tommy memutuskan untuk pindah ke kamar di lantai pertama, karna Tommy tidak ingin Abel kelelahan jika harus turun naik tangga terus.

  Para maid menarik nafas nya lega, saat melihat kedua majikan mereka kembali akur .

"Aku sempat deg-degan jika benar By. Abel pergi meninggalkan Tn. Tommy , bisa-bisa hancur hidup Tn. Tommy" ucap bi Wenny sambil menatap pintu kamar majikan nya dengan senyum gembira nya.

Di dalam kamar , Abel sedang mengobati lengan Tommy dengan hati-hati.

"Apakah tidak sakit?" Tanya Abel bingung saat Tommy tidak sama sekali meringis, jika Abel yang mengalami luka itu mungkin saja seluruh tetangga heboh saat mendengar teriak menggelegar milik Abel .

"Tidak. Lebih sakit lagi jika harus ditinggalkan kamu baby" ucap Tommy yang membuat kedua pipi Abel bersemu merah seperti kepiting rebus .

"Jangan menggoda ku , aku belum memafkan kamu tau!" Ucap Abel dengan nada yang dibuat-buat marah , tapi tangan lentik Abel masih terus mengobati lengan Tommy dengan terampil.

"Yahhh...aku kan sudah minta maaf baby" ucap Tommy dengan wajah memelas nya seperti anak-anak anjing yang minta dipungut .

"Hehehehe.. aku bercanda kok, tapi jangan pernah lagi yah bentak aku seperti itu" ucap Abel sambil menatap manik kelam Tommy , dengan tatapan sedih nya, membuat Tommy semangkin merutuki kebodohan nya yang baru saja ia lakukan, dan hampir saja ia kehilangan Abel , yang sangat ia cintai.

"Selesai!" Teriak Abel girang saat sudah selesai mengobati luka Tommy.

CUPPSSS

  Abel mengerjapkan mata nya lucu, saat Tommy dengan tiba-tiba saja mencium kening nya .

"I love you so much baby" ucap Tommy dengan tulus , Abel mengangkat wajah untuk menatap Tommy yang juga sedang menatap Abel dengan tatapan penuh cinta nya .

  Tommy membawa tubuh Abel keatas pangkuan nya, Tommy menatap Abel dengan lembut .

"Jangan pernah tinggalkan aku okay baby" ucap Tommy sambil menempelkan kening nya dengan kening Abel , Abel menganggukkan kepala nya sebagai jawaban atas ucapan Tommy.

Kruukkkk krukkk ~~~

"Ppppfftttt.. hahahahah"

"Ihhhhh.. jangan ketawa jelek!" Ucap Abel malu dengan menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Tommy , karna malu saat tiba-tiba saja perut nya berbunyi dengan tak tau malu.

  Tommy kembali mendudukan tubuh Abel di ranjang mereka, lalu Tommy berjongkok dihadapan Abel .

Cupppss

Cupssss

  Tommy menciumi perut Abel berkali-kali , Abel meletakkan kedua tangan mungil nya diatas kepala Tommy dan mengusak rambut Tommy dengan lembut .

"Anak Dady sudah lapar yah, Momy kamu jahat yah nggak mau kasih kamu makan, biar nanti malam Momy kamu Dady yang hukum"ucap Tommy sambil menatap Abel dengan tatapan mesum nya , yang membuat Abel memutar bola mata nya jengah .

"Jangan mulai!" Ucap abel pada Tommy yang malah menatap Abel dengan tatapan memelas nya.

"Aku mau makan!" Ucap Abel dengan to the point.

"Oke. Kamu mau makan baby , biar aku buatkan atau kamu Maya makan diluar?" Ucap Tommy dengan semangat, karna ini pertama kali nya Abel minta makan untuk 3 hari belakangan ini , Abel yang susah sekali untuk makan.

"Aku mau soup telur mata sapi" ucap Abel yang langsung membuat Tommy syok .

"Apa bisa diulang baby" ucap Tommy penasaran mungkin saja ia salah dengar ucapan Abel tadi.

"Aku mau soup telur mata sapi" ucap Abel dengan wajah polos nya .

"Bagaimana bisa soup telur mata sapi"ucap Tommy tidak mengerti .

"Gampang kok pokoknya aku mau itu" ucap Abel kekeh , Tommy pun menganggukan kepala nya .

"Okay akan ku usahakan" ucap Tommy dengan tulus .

"Yuk kita kedapur " ucap Abel kepala Tommy yang langsung bangunan dan menuntun Abel menuju dapur .

"Kamu duduk sini yah aku Masakan dulu pesanan kamu" ucap Tommy sambil mendudukan Abel di kursi makan yang langsung menghadap ke counter dapur .

"Okey semangat honey"ucap Abel sambil memberikan 2 jari jempol nya bermaksud untuk memberikan semangat pada sang suami .

Bersambung...

Di mihi untuk meninggalkan jejak kalian agar tidak disangka warga gelap disini😊

Sweet bitter love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang