Saat pintu terbuka, Jaehyun menatap kekasih hatinya dengan mata sendu yang ketara. Ada sekotak coklat juga ice cream vanilla kesukaan Jiyeon dalam genggaman. Dan seolah mengerti, gadis itu membiarkannya masuk menerobos ruang tamu.
Mereka duduk berseberangan tanpa dihalangi meja. Kata maaf terucap dari bibir Jaehyun setulus ia mengucapkan kata cinta. Binar mata lelaki itu tampak serius setelah keduanya memutuskan untuk menunda persiapan pernikahan selama dua minggu demi memikirkan segalanya dengan lebih matang.
“Kakak nggak bisa kehilangan kamu. Kakak minta maaf.”
Begitu tutur Jaehyun sebelum ia menenggelamkan Jiyeon yang mulai menatapnya sendu kedalam pelukan hangat. Sudah begitu lama semenjak terakhir kali mereka dapat berbicara panjang lebar karena kesibukan Jaehyun, dan rasanya begitu melegakan.
“Besok kita urus pernikahan lagi, ya?”
Jaehyun menyematkan jemarinya pada milik Jiyeon, mengisi kekosongan disana.“Kakak janji bakal temenin kamu dan ikut ngurusin sisanya. Kamu bisa pegang omongan kakak. Kalau kakak ingkar, kamu boleh pergi. Kakak nggak akan nahan kamu lagi sama lelaki egois ini.”
Jiyeon mengangguk. Dan Jaehyun tidak mengingkari janjinya.
Lelaki itu lebih meluangkan waktu dan pikiran untuk persiapan pernikahan mereka. Jiyeon tidak lagi merasa sendiri dan kesepian. Tidak lagi merasa seolah pernikahan ini hanya ia yang ingin. Jaehyun sangat kooperatif dan Jiyeon semakin mencintainya.
Usai pesta pernikahan berlangsung, Jaehyun membawa Jiyeon berbulan madu ke kota kecil di ujung selatan Polandia. Kota yang berada di bagian selatan Podhale, divbawah kaki Gunung Tatra itu bernama Zakopane.
Memasuki musim gugur, Zakopane tampak memancarkan warna merah, kuning juga kecoklatan yang indah. Helaian daun mapple yang mulai menumpuk juga beterbangan disepanjang setapak menuju sebuah villa besar diketinggian gunung merebut atensi Jiyeon begitu saja.
Dari tempat mereka tinggal, pemandangan Gunung Tatra yang menjulang megah juga udara yang begitu segar membuat Jiyeon tidak dapat berhenti berdecak kagum dibuatnya. Segala keindahan itu terasa begitu memanjakan jiwa. Ada satu cerobong tinggi yang tidak berhenti mengepulkan asap sepanjang satu minggu perjalanan bulan madu mereka.
Jaehyun seringkali membawa Jiyeon berkeliling desa. Melakukan wisata kuliner bersama, mengayuh sepeda di sore hari, menikmati senja dari kaki gunung, juga saling menghangatkan diri di rumah sederhana dengan dinding merah yang terbuat dari bata.
Segalanya terasa begitu sempurna.
Kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan semestinya. Jiyeon mulai bekerja di sebuah rumah sakit dengan tidak mengenyampingkan kewajibannya sebagai seorang istri.Melayani Jaehyun, membangunkannya disetiap pagi dengan kecupan dan tawa-tawa sederhana, membuatkannya sarapan, memasangkan dasi untuknya, menunggunya pulang.
Tidak ada yang lebih sempurna lagi dari itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Way Back Home | Jung Jaehyun
RomanceIs it possible for home to be a person and not a place?