Di awal musim gugur tahun itu Jaehyun masih mengingatnya dengan jelas.
Pertemuan singkat mereka terjadi di depan sebuah ruangan guru di sekolah menengah pertama. Kala Jaehyun tengah menunggu ibunya yang masih sibuk berbicara dengan kepala sekolah, gadis lugu nan anggun itu berjalan tepat di depannya.
Jemari lentiknya menggenggam tangan seorang wanita dewasa. Rona pipi yang merah, rambut ekor kuda, tas bergambarkan pororo serta bibir peach-nya membuat Jaehyun terpana.
Untuk beberapa saat, dunia terasa berhenti. Lalu kembali berputar setelah bayangan sang gadis menghilang di balik ruangan.
Park Jiyeon.
Begitu nama yang Jaehyun baca dari sepotong gantungan kunci yang bergelantungan bebas pada tas pororo miliknya. Lalu Jaehyun tidak pernah lagi melihatnya karena ia sekeluarga memutuskan untuk pindah mengikuti sang ayah ke tanah sakura.
Tiga tahun berlalu, Jaehyun kembali menginjakkan kakinya di Korea. Jejak basah hujan menyambut hari pertamanya di sekolah kala itu. Adalah seorag gadis remaja yang kemudian menjadi penyambung tangan guru untuk menemaninya berkeliling sekolah.
Park Jiyeon.
Begitu yang Jaehyun dengar kala gadis itu memperkenalkan diri.
Ternyata, ia satu tahun lebih muda.
Mereka kemudian menjalin relasi dan menjadi cukup dekat.
Bersama Jiyeon, Jaehyun temukan getar-getar lama yang sempat memudar dalam dadanya. Gadis itu begitu lembut dan anggun namun ia bisa menjadi begitu tegas pada pendiriannya. Kedua bola matanya bersinar seperti galaksi. Tutur katanya lembut dan sangat hati-hati.
Tak jarang Jaehyun meminta janji untuk membawanya pada hangout kecil sepulang sekolah. Melewati taman di sekitar komplek perumahan Jiyeon. Menikmati es krim di kedai saat musim panas terasa begitu membakar kulit atau sekedar berjalan singkat di pinggiran sungai han menanti senja.
Jaehyun sangat menyukainya.
Ia menyukai Jiyeon yang menutup mulutnya saat tertawa mendengar lelucon garing dari Jaehyun. Menyukai bagaimana kedua mata gadis itu menghilang di balik senyuman manisnya, menciptakan lengkungan yang indah. Menyukai cara Jiyeon menanggapi godaan para lelaki dan menolaknya dengan anggun. Menyukai caranya meredakan tangis seorang anak kecil yang terjatuh dari sepeda.
Jaehyun menyukai Jiyeon dan segala tentangnya.
Kemudian di suatu sore Jaehyun tertegun saat Jiyeon menatap jauh kedalam matanya, menggenggam sebelah tangannya lembut dan bertanya,
"Jadi kita ini apa kak?"
Jaehyun tidak dapat lebih kehabisan kata-kata saat galaksi dalam bola mata gadis itu berpendar indah, menimbulkan getaran yang hebat dalam dada.
Namun alih-alih menjawab, Jaehyun justru mengalihkan topik dengan begitu mudahnya tanpa perduli rasa kecewa yang timbul dari mata galaksi Jiyeon.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Way Back Home | Jung Jaehyun
RomansaIs it possible for home to be a person and not a place?