Brown

525 73 8
                                    

Tubuh yang biasanya tegap itu terlihat lesu, entah karena terlalu lelah akibat kurangnya jam tidur dari sang pejuang skripsi tersebut atau karena sebuah notification yang baru saja masuk ke dalam ponselnya.

Senja
Wisuda kapan, Ram? Siapa tau gue bisa dateng

Fazrin menatap kosong notification tersebut, belum berniat untuk membuka direct message dari perempuan yang dikenalnya dengan baik itu.

Perempuan yang pernah menghabiskan waktu dengan Fazrin hanya untuk melihat bintang sembari memakan jajanan di alun-alun. Perempuan yang pernah merelakan tidurnya untuk membuat bubur dan mengantarkannya menuju rumah Fazrin di tengah hujan pagi hari. Perempuan yang pernah datang ke rumah Fazrin di tengah malam hanya untuk mengabarkan bahwa ia akan pergi untuk meraih ilmu di tempat yang lebih baik.

Fazrin mengehela nafasnya panjang, memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya sembari berjalan menuju lobby. Di tengah jalan, ia melihat Bayu yang dengan tumbennya berjalan dari arah kantin fakultasnya.

"Bay!" Fazrin memutuskan untuk menyapa teman seperjuangan sejak MOS-nya itu.

"Oit! Baru kelar bimbingan?" tebak Bayu mengingat Fazrin jarang datang ke kampus karena disibukkan dengan skripsinya kecuali menemui dosen pembimbingnya.

"Yoi, lu sendiri ngapain? Tumben ke sini."

"Ngantin lah," jawab Bayu seadanya. Bayu pun mengerutkan keningnya, "Gak salah lu ngantin di fakultas gua?"

"Suka-suka gua lah! Emang ini kampus punya bokap lu."

"Sewot banget si bapak," Fazrin sedikit terkekeh melihat Bayu yang salah tingkah.

Mereka terus berjalan dalam diam menuju parkiran, hingga Fazrin menyadari Bayu mengikutinya. "Lu ngapain ngintilin gua?" tanya Fazrin heran.

"Nebeng," Bayu dengan santainya masuk ke dalam mobil Fazrin, membuat sang pemilik hanya bisa menatapnya tidak percaya.

○●○

Fazrin meletakkan tas yang sedari tadi menggantung pada pundak kanannya, merebahkan tubuhnya pada ranjang milik Bayu. Jangan ditanya mengapa ia bisa dengan santainya melakukan hal itu, baginya kosan Bayu adalah rumah keduanya.

Tangannya tergerak mengambil ponsel dari saku celananya, membuka group chat yang berisikan dirinya dan kedelapan teman? Adik? Yah, intinya delapan anak ayam yang selalu berada di sekitarnya.

Jusuf
Denger-denger ada yang lagi pdkt

Aji
Katanya nama depannya B

Haris
Belakangnya U bukan sih?

Felix
Jasa free tag gak nih??

Fazrin
@-Bayu
Baik kan gua

Ino
Asik, tumpengan kapan bang?

Bayu
Berisik ya
Besok tumpengan dibayarin Cal

Calvin
Ngapa jadi gua??

Jusuf
Cantik gak bang?

Fazrin
Ditanyain tuh bapak

Haris
Satu fakultas sama Bang Fazrin, kan?

Aji
Ow ow, hati-hati Bang Bay
Zaman sekarang tikungan tajam

Bayu
Gausah pulang lu, Ji

Sudut bibir Fazrin terangkat, senang melihat Bayu diserbu oleh anak ayam-anak ayam lain. Jemarinya bergerak membuka app lain hingga ia teringat akan chat yang berhasil membuat dahinya berkerut tadi siang.

"Zrin, bundanya Jusuf bawain makanan ini!!"

Ia mengetikkan sesuatu sebelum memutuskan untuk meletakkan ponselnya, berjalan menuju Bayu yang mengajaknya makan malam bersama.

"Weh, rame ternyata."

Fazrin terkejut begitu melihat Bayu, Jusuf, Esa, Ino, Aji, dan Felix sudah berkumpul di ruang tengah kosan- atau mungkin lebih pantas disebut kontrakan Bayu dan Aji.

"Mumpung besok sabtu," Aji menjawab komentar Fazrin sembari memakan opor ayam.

"Lah, besok sabtu, Jusuf bukannya pemantapan?" Fazrin mengalihkan perhatiannya pada Jusuf yang sibuk berebut kerupuk dengan Esa. Lebih tepatnya Esa menjahili Jusuf menggunakan kerupuk yang baru diambil oleh Jusuf dari toples.

"Besok libur," jawab Jusuf setelah berhasil merebut kerupuknya dari Esa dan kembali duduk tenang.

Di depan tv, Felix sudah sibuk memasang ps. Ia juga terlihat berpikir keras, mungkin mengenai game apa yang harus mereka mainkan malam ini. "Bang, mic di mana?" tanya Ino tiba-tiba.

Fazrin menghentikan kegiatan mengambil lauknya, menjawab pertanyaan dari Ino. "Di kamar Bayu, di atas kasur."

Ino yang sudah mendapatkan petunjuk langsung berjalan menuju kamar Bayu, mengambil mic karaoke sebagai bumbu kegiatan mingguan jumat malam mereka. Membuat kerusuhan.

"Ical sama Ayis mana?" tanya Fazrin setelah menyadari ketidakhadiran sultan dan selebgram itu. Aji menelan makanan dalam mulutnya sebelum menjawab, "Ayis malam keluarga katanya, kalo Cal nanti nyusul, warkop dulu."

Baru saja Aji menutup mulutnya dan Fazrin mengangguk-anggukkan kepalanya, terdengar sebuah suara yang mengganggu aktivitas makan malam bahagia ft. Opor Bunda Jusuf mereka.

BRAK!!

Seluruh perhatian terpusat pada pintu kamar Bayu yang Ino buka dengan membantingnya, wajahnya berseri sembari berteriak. "BANG FAZRIN DIBALES MBAK MANTAN!!"

Fazrin
Mei inshaAllah, doain aja

Senja
Okedeh, kabarin lagi ya ^^

○●○

ColorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang