Green

485 71 1
                                    

Seorang perempuan mengenakan sepatunya terburu-buru. Dari ujung matanya terlihat seorang laki-laki dengan ujung rambutnya yang masih basah, sepertinya bekas air wudhu.

Tanpa berpikir dua kali, ia langsung mempercepat pergerakannya. Berjalan-setengah-berlari menuju temannya yang sudah menunggu di bawah pohon tak jauh dari tempatnya berada.

"Ngapain dah lu?" tanya temannya itu, bingung.

"Gapapa, kok. Kuy kelas," yang ditanya dengan semangat berjalan menuju kelas, sebelum-

"Ohh, ada Esa."

"IH JANE DIEM!!"

○●○

"Sa, gabung dong."

Laki-laki yang masih membereskan barang-barangnya itu menoleh, mendapati dua teman sekelasnya mencari kelompok untuk tugas yang baru saja diberikan. Deadlinenya 2 minggu lagi, jadi tidak ada salahnya bergerak cepat.

"Oh, boleh. Berempat sama Putra?" tawar Esa sembari menunjuk Putra- temannya yang duduk di sampingnya.

"Oke, ntar gue bikin gc," ujar perempuan di hadapan Esa sebelum berjalan menjauh bersama seorang temannya yang berada di belakangnya.

"Kuy, balik."

Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Esa sebelum mengakhiri harinya di kampus.

Sore menuju malam setelah kelas itu, Esa ditarik secara paksa oleh Haris untuk menemaninya menuju apartemen Felix. Entah apa yang ingin Haris lakukan, Esa hanya pasrah mengikutinya.

"Join gak, Sa?" tanya Felix yang kini tengah bermain game bersama Haris. Ajakan tersebut ditolak Esa dengan sebuah gelengan.

"Gua kira lu mau ngapain, Yis."

"Hehe, ntar si Aji dateng kok. Makanya gua ngajak lu sekalian," jawab Haris tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi ruang tengah Felix. Esa hanya mengangguk-angguk lalu membuka ponselnya.

DEADLINE 2 MINGGU

Jane added you

Jane
Udah semua kan ya

Esa
Udah kok

Jane
Bagi tugas weh
Gue mau ppt

Putra
Gua juga ppt

Khansa
Dih apaan, gue sama Janee

Putra
Gak lah, siapa cepat dia dapat

Khansa
Elah dahh

Putra
Udah, terima aje
Ama Esa, fix kelarr

Esa mematikan layar ponselnya tanpa ikut dalam perdebatan pembagian tugas. Iya, dia mah legowo aja disuruh ngapain.

"Sa, gantiin gua kebelet!" Haris dengan santainya melempar controller pada Esa sebelum berlari menuju kamar mandi.

"Yah," Felix menambah konsentrasinya dalam bermain, "udah enak sama Ayis cupu."

"HEH GUA DENGER YAK!" teriak Haris dari dalam kamar mandi, membuat Felix dan Esa tertawa. Setelah memenangkan satu round, Esa pun mengembalikan controller pada Haris. "Si Aji mana dah? Gak dateng-dateng perasaan," ujar Esa sembari meregangkan tubuhnya.

ColorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang