Sore itu, Ino melangkahkan kakinya dengan ringan menuju parkiran. Bahkan kini sebuah senyuman tercetak lebar pada bibirnya setelah melihat seorang perempuan bersurai kecokelatan berdiri di samping mobilnya.
"Kok kamu di sini?" tanya Ino kebingungan. Perempuan di hadapannya tersenyum, "Emang gak boleh?"
"Kenapa gak ngechat? Udah lama?" Ino kembali bertanya sembari bersiap untuk menjalankan mobil. "Gapapa, aku juga baru selesai kelas."
"Aku mau buka sama kamu aja deh," Ino hanya mengangguk, tidak terlalu kaget karena mereka biasa melakukan hal-hal tanpa planning. "Rumah kosong, ya?" tebak Ino yang dibalas dengan cengiran.
Ino melirik perempuan di sampingnya yang makin lama makin tidak terdengar suaranya. "Ngurusin negara, Rin?"
Sayangnya Ino tidak mendapatkan respon apapun. Sepertinya sang pacar tengah masuk ke universe lain, terlalu fokus pada ponselnya. "Sherin," panggil Ino sekali lagi.
"Eh, kenapa?" Sherin menoleh ke arah Ino, linglung sendiri. "Mau di mana nih, nasi goreng? Mcd?" kali ini Sherin menyimpan ponselnya ke dalam tas, terlihat berpikir.
"Taichan kayaknya enak deh," ujarnya terdengar riang. "Tapi udah lama gak makan mie ayam," Ino ikut mengusulkan.
"OIYA!!" pekik Sherin, membuat Ino memperlambat kecepatan, menoleh ke arah Sherin panik. "Kenapa!?" tanyanya ikut setengah berteriak.
"Mie ayam aja yuk," Sherin memamerkan deretan giginya pada Ino. "Kirain aku kenapa!" Ino menghela napas, sebal.
"Apaansih? Kamu aja kali panikan," balas Sherin, mengedikkan bahunya. Ino pun menatap Sherin tidak percaya, "Ya kamu ngomongnya aja gak selow."
"Terus gimana? Masa aku ngomong oiya?" Sherin berbisik hingga Ino sulit mendengarnya.
"Ya biasa aja gitu, oiya. Kan aku jadi gak kaget."
Berantem dah.
○●○
Setelah acara bukber- buka berdua dan sedikit keliling untuk menghabiskan waktu, Ino pun mengantar Sherin ke rumahnya. Kosong, seperti yang ditebak Ino tadi sore. Namun, Sherin bilang orangtuanya akan segera pulang.
"Yaudah aku pulang, ya!" pamit Ino dari dalam mobil. Di samping mobilnya, Sherin berdiri dengan senyuman lebar. "Dadah, Kirinoo!"
Ino melajukan mobilnya, tak sabar ingin merebahkan tubuh di atas kasur dan menyicil tugas sembari mendengarkan lagu. Tipikal anak tidak bisa sepi.
"Oh kasur," monolog Ino ketika memasuki kosan lalu melemparkan tubuhnya ke atas kasur yang barusan ditatapnya penuh harap. Lebay memang.
Saat seperti ini adalah waktu yang tepat untuk membuka groupchat, mengecek apakah para anak ayam lainnya masih hidup atau sudah mati seperti lampu dapur kontrakan Bayu.
Jusuf
Abang-abang sekalian, bunda ngajak buka di rumahIno terkaget sendiri, selama itukah ia tidak membuka ponselnya?
Aji
Aduh bunda, gak usah repot-repotEsa
Skip dulu yaHaris
Weits, tumben nih Mahesa skipBayu
Mau bukber, Sa?Esa
Iyanih, udah di masjidFazrin
Bukber remaja masjid?Esa
Iya, bangFelix
Have fun~Jusuf
Jadi siapa aja yang dateng??Aji
Hadir!!Bayu
Join, otw bareng AjiFazrin
Gua skip juga yaaAji
Skip ngapain, Bang??
Perasaan si mbak belom pulangHaris
WkwkwkwkCalvin
Jadi kalo cewe lu ada, lu skip, Ji?Haris
Oh, jadi gitu, JiFelix
Ckck, ternyata Aji
BetrayerAji
Untung belom bukaHaris
Btw, joinn
Otw bareng FelixCalvin
OtwJusuf
Okee
Jusuf tunggu di rumahAji
Btw
Kak Ino ilang lagi dahFazrin
BiarinAji
Kick aja udah -Bang BayHaris
WKWKWK keradIno
Masih pada di Jusuf?
Bayu
Tidak menerima tambahanFelix
Too lateIno
Sumpah, gua gak tau ada rencana buka di JusufAji
Nasi sudah menjadi buburHaris
CakepppAji
Memang Kirino, tidak mau jujurIno
Seriusan gua ga megang hp dari tadi sore
Haris
Kehadiranmu sudah tidak dibutuhkan, KakFelix
Break dulu deh temenannyaHaris
HAHAHAHAHACalvin
Mending langsung, daripada break ujungnya udahanBayu
Goodbye, InoIno
○●○