Purple

157 27 7
                                    

Kalau ada orang yang bertanya pada Haris tentang hubungannya dengan Jane, ia pasti akan menjawabnya tanpa ragu, 'Doain aja lagi pdkt'. Ya meskipun tidak sedikit menganggap Haris bercanda karena jawaban dari pertanyaan tersebut selalu sama, selama 4 tahun.

Haris dengan predikat selebgram, berparas tampan, baik hati, tidak sombong-namun receh-itu awalnya juga tidak menyangka hubungan tidak jelasnya dengan Jane ini akan bertahan sekian lama. Dua kali Haris menyatakan perasaannya pada Jane, dan kedua kali itu pula Jane mengeluarkan kata serta kalimat tolakannya pada Haris.

Ia pikir Bayu yang pernah melarang Jane pulang bersamanya memang tidak mendukung hubungan mereka adalah salah satu faktor dari imbalan perasaannya. Namun setelah beranjak kuliah dan mata batinnya serasa terbuka, ia justru merasa bersalah telah menuduh Bayu meskipun dalam hatinya karena Bayu hanya melontarkan kalimat larangan itu sebagai candaan tetapi malah ia anggap serius hingga menimbulkan kekecewaannya pada ketua dari para anak ayam itu.

Seperti yang orang-orang tahu, meskipun seorang selebgram, Haris adalah orang yang baik. Kelewat baik malah, hingga terkadang seorang Felix atau Esa merasa gemas akan temannya itu.

Iya, gemas dengan Haris yang sering mencurahkan isi hatinya mengenai hubungannya dengan Jane setelah sehari sebelumnya menemani salah satu perempuan di kelas, jurusan, kampus, terkadang alumni sekolah menengahnya menonton bioskop. Bila Felix tanya, "What's your reason to say 'yes' to her actually?"

Tentunya Haris akan menjawab sesuai kronologi yang dialaminya, bahkan jika bisa menunjukkan bukti chat dari partner menonton bioskopnya kemarin dan diakhiri dengan kalimat, "Kan kasian Lix, gua mana tega sih kalo lagi sedih gitu?"

"Kalo sekali, satu orang mah gak apa-apa, Yis. Masalahnya ini empat orang, ada yang dua kali, ada yang sekali. Gimana Jane gak salah paham??" Itu Esa, yang menghela napasnya panjang sebelum melanjutkan ceramah menjelang tengah malamnya di apartemen Felix kala itu. "Ditambah lagi mereka nggak begitu deket sama lu, kalo gua jadi Jane sih gua juga kayaknya bakal ngelakuin hal yang sama."

Haris menatap kosong langit-langit kamarnya, menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya terduduk. Matanya menyiratkan tekad yang kuat, diambilnya jaket beserta beberapa perlengkapannya, berjalan keluar kamar.

"Yah, Ma, Haris keluar dulu, ya."

○●○

Seumur-umur dirinya menjalani hubungan PDKT bersama Haris, Jane ingat betul bahwa Haris tidak pernah mau mendatangi- masuk ke rumahnya selain sebagai pasukan anak ayam Bang Bayu.

Tidak sekali-dua kali Jane menawarkan Haris untuk mampir barang sebentar setelah pemuda itu mengantarkannya pulang, dan seluruh kesempatan itu Haris Januar tolak begitu saja tanpa memberi alasan yang jelas. Sejujurnya Jane juga tidak mempermasalahkan hal itu, hanya saja... ia sedikit terkejut dengan kehadiran Haris di pagi menjelang siang hari ini.

Beruntung rumah sedang sepi- ayahnya dan Bayu telah pergi bekerja setelah mendengarkan ceramah panjang lebar dari ibunya tentang menjaga jarak, terus memakai masker, handsanitizer yang telah ibunya siapkan untuk ayahnya dan Bayu yang sudah harus wfo, hingga perintah untuk menyiapkan baju ganti di kamar mandi agar mereka dapat langsung mandi begitu sampai di rumah nanti.

"Lho, Haris? Bayunya kerja, kamu gak dibilangin?" itulah reaksi pertama yang Haris dapatkan begitu dibukakan pintu oleh sosok ibu dari Bayu dan Jane.

"Dibilangin kok tante, aku ke sini mau ketemu Jane, hehe."

Oleh karena itu, setelah memberikan titipan beberapa masakan serta barang dari mamanya untuk ibu dari Bayu dan Jane, kini Haris telah terduduk di hadapan Jane.

"Kok ke sini?" Jane mengernyitkan dahinya.

"Hmmm.. gapapa, sekalian tadi mama nitip."

"Oooh..."

Hening.

"Mau keluar bentar gak?" ajak Haris yang langsung disetujui oleh Jane karena dirinya sudah penat berada di depan laptop terus-menerus.

"Gak turun-turun mobil kan?" suara dari ibunya membuat Jane menoleh ke arah dapur sebelum kembali menatap Haris, meminta jawaban.

"Enggak kok, tante. Cuma jalan-jalan aja."

.

Kegiatan mereka selama di dalam mobil berlangsung seperti biasa. Menyetel lagu, membicarakan sulitnya kuliah online yang mengakibatkan banyaknya tugas yang harus mereka selesaikan, hingga gosip-gosip para anak ayam maupun artis terkenal.

Tanpa terasa, mobil Haris sudah kembali di depan rumah Jane. Langit yang tadinya masih terang benderang pun kini mulai terlihat sedikit oranye, menandakan waktu yang mereka habiskan tidaklah sedikit.

"Thanks ya, Yis. Akhirnya gue keluar rumah," Jane tersenyum, tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya.

"Yeah, sure. Anytime," Haris yang juga membalas senyuman Jane tiba-tiba mengulurkan tangannya ke jok belakang.

"By the way... I don't know you'll like this or not," ia menyodorkan sebuket bunga aster berwarna ungu, membuat kedua mata Jane membulat. Lagi-lagi ia dikejutkan oleh Haris hari ini.

"Oh? Thank you, it's so pretty."

Haris menarik napasnya, menatap Jane lurus ke matanya meskipun ia tahu pandangan perempuan itu tertuju pada buket bunga pemberiannya.

"So, Jane... I've been thinking about this... kalo jadiannya hari ini, mau gak?"

Triple attack.

"Pardon?"

"Gua malu, gamau ngulang. Gausah dijawab sekarang juga gapapa, I'll go home for now."

Jane pun hanya bisa mengedikkan bahunya, keluar dari mobil Haris dan terdiam sesaat sebelum membuka mulutnya. "Haris," mendengar namanya dipanggil, tentunya Haris menoleh meskipun perutnya terasa seperti cola yang dimasukkan permen mentos.

"Mau."

Jane menutup pintu mobil di hadapannya, berlari kecil ke dalam rumahnya, meninggalkan Haris dalam mobilnya yang masih mencerna jawaban dari Jane.

4 tahun 3 bulan 5 hari, hubungan PDKT mereka berakhir.

○●○

Haii, part ini emang lebih panjang dari sebelum-sebelumnya karena di sini aku mau ngasih tau kalo aku mungkin gak bisa update dua minggu ke depan. I hope you guys will wait for me hehe, thank you y'all🧡💙

ColorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang