6. Lucky Girl

192 27 24
                                    

Tiba dirumah Rumi heran dengan keadaan rumah yang kosong seperti tidak berpenghuni. Kemana perginya semua orang batin Rumi bertanya-tanya.

Seisi rumah telah diperiksa olehnya tapi hasilnya nihil tidak ada siapapun disini, Rumi hanya menghela napas pasrah dan memilih untuk mengambil minuman dingin dikulkas. Saat hendak membuka pintu kulkas sekilas Rumi melihat sebuah note yang tertempel disana.

Mamah ke supermarket. Singkat, padat dan jelas isi note tersebut. Rumi menggerutu dengan note dari ibunya. Daripada memikirkan sebuah note lebih baik Rumi bersantai sambil menonton film kesukaan nya kisah antara vampir yang jatuh cinta pada manusia, meski film itu sudah sering sekali ia tonton tapi dia tidak pernah bosan.

Rumi yang sedang fokus pada film nya sedikit terganggu saat sebuah dentingan ponsel menandakan ada sebuah pesan masuk pada salah satu akun sosial media nya. Tanpa mengalihkan tatapan nya pada layar televisi Rumi membuka pesan tersebut.

@whydontwemusic
Congratulation girl. See you on amazing concert with Us.

Satu detik, dua detik Rumi masih belum menyadari siapa yang mengirim nya pesan pada detik kelima seketika dia langsung berteriak kesenangan sambil loncat-loncat diatas sofa.

"Yaampun ini beneran kan? Gue ga mimpi kan?"

"Akhirnya gue bisa ketemu mereka. Omaygat"

Rumi terus-terusan bermonolog dan membayangkan betapa beruntung nya dia saat ini bisa jadi pemenang kuis tersebut. Padahal dia sama sekali tidak berharap lebih pada kuis itu tapi ternyata keberuntungan berada dipihak nya.

"Gue harus kasih tau Laura sama Isabel"

"Eh gausah deh biar jadi surprise aja buat mereka"

"Eh tapi gue penasaran mereka dapet juga atau engga yaa"

"Ah bodo amatlah yang penting gue menang"

"Tapi kasian juga sih mereka kalo mereka ga menang kuis ini"

"Gapapa lah gue bakal ngasih mereka tanda tangan sama merchandise nya aja buat surprise"

"Ya ya mending gitu aja deh"

Rumi terus bermonolog memikirkan kemungkingan-kemungkinan yang akan terjadi jika hanya dia saja yang memenangkan kuis ini.

Seperti bagaimana dia harus bersikap, apa harus biasa saja atau mengeluarkan jiwa fangirl nya. Lalu bagaimana jika dia sewaktu-waktu jatuh pingsan karena tidak kuat dengan ketampan mereka. Tidak, itu hanya permikiran bodoh Rumi.

Tidak bisa disangkal jika saat ini ia merasa bahagia, kebahagiaan yang berbeda selain bahagia mempunyai sahabat seperti Isabel dan Laura.

Ah menyangkut Isabel dan Laura sebenarnya ia masih bingung harus bersikap bagaimana kepada kedua sahabatnya itu. Tapi itu bisa diatur nanti olehnya sendiri yang terpenting sekarang dia harus mempersiapkan diri untuk konser Why Don't We.

Dia bingung harus bagaimana padahal konsernya akan diselenggarakan seminggu dari sekarang dan itu artinya waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan diri masih cukup lama tapi dia sudah sibuk memikirkan segala persiapan nya.

Dari mulai baju apa yang akan dia kenakan, barang apa saja yang harus dibawa, harus berdandan seperti apa. Saking tidak sabarnya dia jadi bingung sendiri kenapa dia jadi seheboh ini. Kemana Rumi yang biasanya cuek dalam hal penampilan, ini seperti bukan Rumi yang biasanya.

Begitu Ibunya pulang dia langsung menagih makanan yang dibeli dari supermarket, karena sedari tadi dia sudah berusaha menahan rasa laparnya dan menunggu kedatangan Ibunya. Akhirnya dia lupa dengan tujuan awalnya yang akan bersiap diri karena bertemu makanan yang dari tadi dia tunggu.

Rumi lupa jika makanan tersebut bukan hanya miliknya tapi milik adiknya juga dan dia malah menghabiskan semua makanan nya. Bryan, adik laki-laki Rumi ngambek saat jatah makanan nya ludes oleh kakak nya sendiri, jadi Ibunya Rumi menyuruh untuk membelikan makanan serupa yang tadi dibeli ibunya.

Dengan berat hati dia melaju kan motor yang dipakainya ke sebuah restoran seorang diri. Tiba-tiba ada orang menyebrang persis didepan motornya yang membuat Rumi hampir terjatuh jika saja dia tidak bisa menahan motor tersebut.

"Woy liat-liat dong kalo nyebrang. Bikin orang celaka aja" teriak Rumi marah

"Sori gue buru-buru" sahut orang tersebut sambil berlalu

"Itu orang atau bukan nya" gumam Rumi

"Ah itu orang kok" Rumi mencoba meyakinkan dirinya supaya tidak berpikiran yang macam-macam, meski dia bukan penakut seperti Isabel.

"Bodo ah ngapain juga gue pikirin" tidak mau melanjutkan pemikiran nya Rumi memilih buru-buru meninggalkan tempat tersebut.

***
Jangan lupa vote sama komen yuppss

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang