3. Rumi dan Buku Fisika

286 33 30
                                    

Rumi in mulmed

***

"You’ve got a bad reputation in my neighborhood
You drive me mad with temptation ’cause it tastes so good
You know I wouldn’t walk away even if I could
It took one night, one try, Damn, I’m hooked" dengan suara cempreng Rumi bernyanyi dengan riang saat lagu idolanya diputar disalah satu acara televisi.

Kegiatan itu terhenti saat Rumi mendengar deringan ponsel yang nyaring.

"Apa?!! Gangguin aja" Rumi langsung menyentak seseorang ditelepon

"Biasa aja dong" balas seseorang disebrang sana

Rumi yang tadi langsung mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang menelepon nya kaget ternyata si tengil Daniel yang menelepon nya.

"Ngapain lo nelepon gue?" Sewot Rumi

"Gue didepan rumah lo nih"

"Anjir ngapain lo disana"

"Mending lo keluar dulu deh"

"Ogah banget"

"Buruan Rum. Gue udah digigitin nyamuk ini"

"Ah elah ngerepotin banget sih lo" sungut Rumi sambil berjalan kearah pintu

Saat pintu terbuka Daniel yang sudah berdiri disana berusaha masuk kedalam tapi dihalangi Rumi.

"Gausah masuk cepet ngomong ada keperluan apa lo kesini?" Tanya Rumi tidak sabar

"Gue pinjem buku pr Fisika lo dong" ucap Daniel dengan cengiran khas nya

"Gue kira ada apa.Yaudah tunggu disini"

Rumi masuk kedalam dan mengambil buku yang akan dipinjam Daniel.

Keesokan harinya Rumi lupa jika hari ini buku pr Fisika nya harus dikumpulkan sedangkan buku miliknya telah dia pinjamkan pada Daniel semalam. Dan sekarang disini lah dia, menyikat satu-persatu toilet wanita dengan keringat yang bercucuran. Laura dan Isabel hanya dapat memberikan semangat tanpa bisa membantu sahabatnya tersebut.

Dengan langkah yang tergesa-gesa Rumi segera menghampiri Daniel setelah selesai dengan hukuman menyikat toilet. Rumi sudah tau dimana lelaki jangkung itu berada jika tidak sedang bersama teman-teman nya, taman yang tepatnya berada dipinggir perpustakaan yang jarang sekali dilewati orang. Dari kejauhan Rumi sudah bisa menebak jika Daniel tidak sendiri disana, ada seorang gadis yang menemaninya. Tapi Rumi tidak peduli yang jelas dia harus segera mengambil buku fisika nya jika tidak ingin dihukum lebih lanjut.

"Gara-gara lo pinjem buku gue semalem, gue jadi dihukum" ucap Rumi sambil menarik kerah seragam Daniel dari belakang

Gadis disamping Daniel menoleh kepada Rumi yang sepertinya siap meledak kan amarah nya dan memilih untuk pergi meninggalkan kedua insan tersebut.

"Anjir lo mau bikin gue mati Rum" dengan suara yang tercekat Daniel berusaha melepaskan cengkraman Rumi pada kerah bajunya

"Bodo amat. Mau lo mati kek mau lo idup kek gaada pengaruh apa-apa buat gue" teriak Rumi pas ditelinga Daniel

Dengan kekuatan ekstra Daniel berhasil melepaskan cengkraman kuat Rumi dan membuat Rumi hampir terjungkal jika saja tidak Daniel tahan.

"Gausah modus lo. Lepasin"

Karena keadaan Rumi yang tidak seimbang membuatnya terjatuh dengan posisi yang tidak menguntungkan.

Daniel yang melihat secara langsung kejadian itu tertawa terpingkal-pingkal sampai membuat Rumi jengkel dan marah.

"Bukan salah gue yaa Rum, lo sendiri yang minta dilepasin" ucap Daniel tidak mau disalahkan

Rumi yang sudah kepalang malu pergi meninggalkan Daniel yang masih tertawa sambil menghentakan kaki dengan kesal.

Awas aja lo, tunggu pembalasan gue, batin Rumi dengan mata yang menyipit

Karena insiden tadi Rumi jadi lupa tujuan awal yang ingin mengambil buku pr Fisika nya, dia akan mengambilnya nanti saat mood nya pada Daniel sudah membaik.

Saat kembali ke kelas Rumi tidak menemukan kedua sahabatnya disana. Moodnya hari ini benar-benar buruk dan membuatnya menjadi lapar.

Dengan wajah yang ditekuk Rumi berjalan seorang diri menuju kantin untuk mengisi perutnya yang terasa lapar sekaligus untuk memperbaiki mood nya.

Semua makanan didepan meja kandas. Rumi makan seperti orang yang sudah 3 hari tidak makan, mungkin orang lain akan merasa heran karena Rumi yang bertubuh kecil bisa makan sebanyak itu. Tapi lain dengan kedua sahabatnya yang sudah tidak heran dengan kelakukan sahabatnya yang hobi makan.

Rumi harus makan minimal 3 kali sehari, itupun belum ditambah dengan cemilan harus selalu tersedia dirumah nya. Disaat gadis lain berusaha untuk menghindari makan terlalu banyak lain hal nya dengan Rumi yang mudah sekali lapar. Karena kebiasaan nya itu Rumi dekat dengan Aldric yang tidak beda jauh dengan dirinya yang tukang makan. Maka tak heran jika sedang berkumpul Rumi dan Aldric yang paling bersemangat soal makan.

***

Angela Marmol as Rumi Robert

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang