Hari senin biasanya menjadi hari yang paling menyebalkan setelah weekend berakhir, itu tandanya kegiatan akan dimulai lagi.
Begitu pula dengan Laura yang hari ini merasa mood nya dalam keadaan yang tidak baik. Pasalnya di pagi-pagi buta dia harus membantu adik perempuan nya menyiapkan keperluan untuk study tour.
Sedangkan Isabel harus bangun tepat waktu jika ia tidak ingin ditinggalkan teman-teman nya lagi. Dengan wajah yang begitu bersemangat Isabel turun di iringi nyanyian kecil, melihat Ibunya yang sedang berkutat didapur Isabel berinisiatif untuk membantu dan membuat Ibunya terheran-heran melihat Isabel yang sudah siap dengan seragam nya.
Berbeda hal nya dengan Rumi yang tampak tidak bermasalah dengan hari senin ini. Hanya saja dia harus merelakan jam stalking nya malam ini diperpendek agar tidak tidur terlalu malam, ia tidak ingin bernasib sama seperti Isabel yang memiliki kebiasaan buruk tidur sampai tengah malam.
Seperti biasa ketiganya berangkat ke sekolah menggunakan bis atau diantar oleh Ayahnya Laura. Tapi hari ini mereka memutuskan untuk naik bis sekolah saja, saat mereka sudah masuk kedalam bis dideretan kursi paling belakang mereka melihat kelima lelaki yang suaranya memenuhi seluruh bis ini.
Terkadang ketiga gadis tersebut malu mengakui kelimanya sebagai teman, karena kelakuan mereka yang terkadang membuat orang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tiba disekolah mereka mendengar kabar jika akan ada murid baru disekolah ini. Sebenarnya mereka tidak terlalu peduli tapi tetap saja ingin tahu seperti apa anak baru tersebut.
Ternyata anak baru yang dibicarakan akan satu kelas dengan mereka bertiga. Yaa siapa tau aja bisa jadi anggota baru di grup mereka.
"Hai kenalin Nama gue Marsha Stevany Gwen. Kalian bisa panggil gue Marsha"
Gadis bernama Marsha tersebut terlihat gugup saat memperkenalkan dirinya dan menunjukan senyum canggung nya.
Guru yang mengantar Marsha ke kelas menyuruhnya untuk duduk dibangku sebelah Isabel yang masih kosong. Terjadi percakapan diantara keduanya seperti nya mereka saling memperkenalkan diri.
Rumi dan Laura yang duduk disebrang Isabel dan Marsha penasaran apa yang mereka bicarakan sampai bisa seakrab itu padahal keduanya baru saja berkenalan.
Jam istirahat pun tiba, Isabel mengajak Marsha untuk pergi ke kantin bersama kedua teman nya.
"Hai Marsha" sapa Rumi dengan melambaikan tangan
"Gue Rumi" tambahnya lagi
"Gue Laura" sahut Laura sambil menjabat tangan
"H-hai" jawab Marsha gugup
Rumi terkekeh. "Gausah kaku gitu Sha kita ga gigit ko"
Suasana kantin saat itu sedang ramai Rumi tampak celingak-celinguk mencari meja yang biasa ditempati kelima teman lelakinya.
"Woy sini" teriak Rendy
Mendengar teriakan Rendy, Laura mengacungkan jempolnya tanda dia melihat nya.
"Wih siapa nih? Cantik juga" ucap Calvin dengan mata yang seperti meneliti Marsha dari atas hingga bawah
"Gabisa aja lo liat yang bening dikit Vin" ucap Rendy
"Iyaa so kegantengan banget sih lo" timpal Daniel
"Jangan baper ya Sha sama mereka. Nanti lo nyesel" peringat Rumi pada Marsha agar tidak terjerumus pada kesesatan teman-teman nya
"Hai" sambut Aldric yang ditujukan pada Marsha namun suara lain ikut menyahut
"Hai juga" sahut Laura
Aldric melirik. "Hai eh lo anak baru" tambah nya lagi
Laura yang kesal karena sahutan nya tidak dihiraukan Aldric hanya memutar bola matanya
"Gue kenalin satu-satu yaa Sha, yang dipojokan berponi itu Jerry, nah yang duduk depan nya Daniel, terus yang badan nya sehat banget itu Calvin, dia tuh yang rambutnya kek orang bangun tidur Aldric, dan yang terakhir Rendy" ucap Isabel panjang lebar memperkenalkan teman-teman nya.
"Vin geser dong sempit nih" Rumi berusaha untuk mendapatkan tempat duduk disebelah Calvin
"Dikira badan segede upil apa pake nyempil-nyempil segala" bukan Calvin yang sewot tapi Daniel
Karena Rumi yang masih kesal dengan Daniel tidak menghiraukan perkataan nya dan tetap berusaha untuk bisa duduk.
"Ra duduk sini" tawar Aldric pada Laura karena tidak mau membuat Laura kesal lagi padanya.
Sementara Isabel duduk disebelah Rendy dan Marsha bingung harus duduk dimana, Jerry yang melihat Marsha kebingungan berinisiatif untuk mempersilahkan nya duduk disebelah.
"Lo mau makan sambil berdiri gitu?" Tanya Jerry yang dari tadi memperhatikan Marsha
"Ya enggalah"
"Terus ngapain bengong disitu? Kan bangku ini masih kosong" ucap Jerry sambil menepuk bangku sebelahnya yang masih kosong
"Boleh emang nya?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Marsha membuat semua orang yang berada disitu tertawa
"Ya lo pikir aja, itu bangku disediain buat dipake Marsha" ucap Rumi
"Iya jangan kaya orang satu ini yang duduk nya nyempil dimana aja" sahut Daniel
"Lo-"
Ucapan Rumi terhenti saat Laura sudah melototkan matanya seakan memerintah untuk menghentikan perdebatan konyol mereka.
"Udah makan, makan aja gausah pake berantem segala. Lo juga Sha tuh duduk disana"
Kalau Laura sudah seperti itu tidak ada yang bisa membantah nya lagi
***
Dasha Taran as Marsha Stevany
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams Come True
FanfictionBagaimana jadinya jika seorang artis seperti Why Don't We jatuh cinta pada seorang fans? Berawal dari rencana mereka untuk mengenal lebih dekat dengan fans hingga menjadi sebuah kisah perjalanan tour yang menyenangkan. "Aneh. Kenapa rasanya gue gama...