Hari ini adalah hari pembagian hasil ujian atau biasa disebut raport. Karena ini hanya pertengahan semester jadi mereka mengambil sendiri raportnya tidak didampingi oleh orang tua atau wali.
"Mana liat raport lo" ucap Calvin pada Laura
"Kepo deh lo" ujar Laura sambil memeluk raport nya erat
"Gimana hasilnya?" Tanya Rendy lembut pada Isabel
"Yaa gitu deh" jawab Isabel menyengir
"Pasti raport lo merah semua" tebak Rumi pada Daniel
"Sotoy banget sih lo" Daniel merasa terhina dengan ucapan Rumi
"Gue dong yang raportnya bagus" ucap Jerry sombong
"Alah nilai lo warna warni kaya gitu lo sebut bagus" ejek Aldric
Jerry hanya menyengir kuda dengan ucapan Aldric
Setelah saling ejek soal nilai raport mereka berencana menghabiskan waktu bersama di basecamp tempat mereka biasa berkumpul bersama.
"Ahh gue laper" Aldric langsung menghempaskan badan nya disofa
"Sama gue juga" sahut Rumi lesu
"Belum juga 5 menit nyampe sini kalian udah laper aja" ucap Isabel pada keduanya yang hanya dibalas cengiran
Para gadis berinisiatif untuk memasak, sekalian belajar juga. Laura membagi tugas siapa yang akan masak dan siapa yang akan berbelanja. Daniel dengan baik hati menawarkan diri untuk menemani belanja, namun Rumi sudah menolak terlebih dahulu. Dia memilih ditemani oleh Rendy dan Isabel.
Sepanjang perjalanan Rendy tidak henti menggoda Isabel hingga kesal dan Rumi jadi gemas sendiri dengan sahabatnya yang tidak peka dengan sikap Rendy padanya. Apakah sebenarnya Isabel tidak peka atau pura-pura tidak peka, entahlah hanya dia dan Tuhan yang tahu.
Selesai Rumi,Isabel dan Rendy berbelanja giliran Laura dan Marsha yang bertugas di dapur untuk memasak. Aldric yang tadinya ingin membantu malah merecoki kedua gadis itu yang membuat mereka kesal hingga mengusir Aldric dari dapur.
"Ayo yang lapar merapat" teriak Laura
Rumi dan Aldric yang mendengar teriakan tersebut langsung berlari ke arah meja makan, terlihat sekali jika keduanya sudah sangat lapar. Setelah selesai makan, sekarang giliran para pemuda itu untuk membersihkan semua peralatan masak dan makan yang tadi digunakan.
"Sekarang giliran kalian yang cuci piring" perintah Rumi
"Baik ndoro" sahut Daniel seperti pembantu pada majikan nya.
Ternyata Rumi salah telah menunjuk kelima pemuda tersebut mencuci piring karena bukan nya menyelesaikan pekerjaan itu mereka malah perang busa yang membuat wastafel dan sekitarnya dipenuhi dengan busa.
Marsha yang pertama kali melihat kejadian tersebut langsung berlari menghampiri ketiga teman nya untuk memberitahu kelakuan para pemuda tersebut.
"Astagaaa, kalian ngapain hah?" Lauara langsung mengeluarkan suara emas nya
Mereka yang sedang asik berperang busa seketika diam dan menoleh mendapati empat gadis sudah melototkan matanya.
"Gue bilang juga apa" ucap Rendy dengan suara berbisik pada Daniel
"Gue cuma ngikut kalian aja" timpal Daniel
"Si Calvin tuh yang mulai" tambah Jerry
"Yaa tapi seru kan" ucap Calvin disertai kekehan
"Gue bilang juga apa jangan suruh mereka buat cuci piring" ucap Isabel
"Kan niat gue biar adil aja gitu semuanya kebagian tugas masing-masing" bela Rumi
"Yaa tapi kan liat sendiri akhirnya gimana" ucap Isabel tak mau kalah
"Kalian malah debat lagi" Laura menoleh pada kedua sahabatnya itu
"Pokonya sebelum malem kalian harus beresin dulu kekacauan yang kalian buat" Rumi memberi perintah lagi
"Iyaa Rum" semuanya mengangguk dan kompak menjawab
"Tapi gue jadi pengen ikutan main begituan deh" Marsha menimbrung
"Ayo Sha ikutan" ajak Calvin memanasi Marsha
"Awas aja kalo lo ikutan juga" Laura melotot memperingati Marsha
Setelah kejadian tersebut Rumi,Isabel,Laura dan Marsha memutuskan untuk mengawasi kelima pemuda yang tadi membuat kekacauan agar tidak terulang lagi.
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam tapi mereka masih saja asik bercanda tawa sampai lupa janji mereka yang akan pulang dibawah jam 10 malam.
Para gadis terpaksa harus pulang saat satu persatu Ibu dari mereka menyuruh untuk segera pulang karena khawatir pada anak-anaknya.
***
William Franklyn as Rendy
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams Come True
FanfictionBagaimana jadinya jika seorang artis seperti Why Don't We jatuh cinta pada seorang fans? Berawal dari rencana mereka untuk mengenal lebih dekat dengan fans hingga menjadi sebuah kisah perjalanan tour yang menyenangkan. "Aneh. Kenapa rasanya gue gama...