9. Baper

179 20 30
                                    

Pulang sekolah Laura terpaksa pulang sendiri karena teman-teman nya memiliki urusan masing-masing. Laura yang tidak biasa pulang sendirian merasa was-was pada sekitar pasalnya dia pernah mengalami hal buruk saat pulang sendiri.

"Tarik napas, buang" Laura berusaha merileks kan diri

"Oke gue bisa"

Saat akan melangkah sebuah motor menghalangi jalan nya dan membuat Laura kaget lalu berteriak jika saja ia tidak melihat siapa orang tersebut.

"Sori sori gue ngagetin yaa" ucap Aldric

"Ih anjir lo bikin kaget aja" ucap Laura sambil memukul lengan Aldric

"Hehe. Lo pulang sendiri?" Tanya nya sambil celingak celinguk mencari teman Laura yang lain

"Iyaa temen-temen gue ada urusan katanya" jawab Laura dengan lesu

"Mau bareng gue?" Tawar Aldric

"Serius, ada yang marah ga nih?" Goda Laura

"Yaa asal ga ketauan aja hehe"

"Dasar"

Sepanjang perjalanan mereka berbincang mengenai rencana liburan mereka, orang-orang yang melihat mereka mengira mereka adalah sepasang kekasih. Sebelum sampai rumah Laura, Aldric berencana mengajak nya untuk berjalan-jalan di taman sekitar rumah Laura.

"Lo ngajak gue ke tempat kaya gini kaya anak kecil aja" komentar Laura

"Yaa gapapa dong ini tempat umum kan" jawab Aldric

"Yaa tapi kan-"

Omongan Laura terpotong saat telunjuk Aldric mengarah pada bibir Laura yang membuat Laura seketika diam, Aldric yang menyadari hal itu langsung menarik tangan Laura menuju bangku sekitar taman.

Semalaman Laura tidak henti menyunggingkan senyuman di bibirnya saat mengingat kejadian yang dilalui nya bersama Aldric sore tadi. Dia tidak sabar menunggu hari esok karena dia ingin cepat-cepat bertemu Aldric lagi disekolah.

"Halo selamat pagi semuanya" sapa Laura sambil menggebrak meja Marsha dan Isabel

"Lo sehat Ra?" Tanya Isabel bingung melihat Laura yang bersemangat pagi ini

"Emang Laura sakit apa Bel?" Tanya Marsha yang membuat Isabel menepuk jidatnya gemas

"Gue sehat ko Bel, lo tenang aja" jawab Laura dengan senyuman yang tidak luntur dari semalam

Isabel hanya memandang heran pada teman nya tersebut yang berjalan menuju mejanya Rumi.

Disisi lain Rumi tengah berkejaran dengan waktu pasalnya hari ini ia mendapat kesialan ditengah jalan yang membuatnya harus cepat-cepat sampai disekolah jika tidak ingin dihukum.

Bugh...

"Aduh sori gue lagi buru-buru" ucap Rumi pada seseorang yang ia tabrak

"Rumi"

Rumi yang merasa terpanggil menoleh dan mendapati Rendy lah orang yang ia tabrak tadi

"Gue kira siapa"

"Kenapa lo buru-buru gitu, telat?" Rendy bertanya

Saat akan menjawab pertanyaan Rendy, Rumi sadar 5 menit lagi pelajaran akan segera dimulai dengan kecepatan penuh dia berlari dan Rendy hanya menatap punggung Rumi yang mulai menjauh sambil geleng-geleng kepala.

Ternyata dugaannya benar pelajaran sudah dimulai dia jadi ragu untuk masuk karena guru yang sedang mengajar dikelas nya terkenal dengan kekejaman nya.

"Masuk ga yaa" batin Rumi ragu

"Kalo mau belajar masuk kalo engga gausah" sahut seseorang didalam kelas

Wajah Rumi menegang, saat akan mengendap-endap untuk menjauh pintu kelas terbuka dan menampilkan seseorang yang menjulang tinggi dengan tangan yang dilipat didepan dada.

"Masuk"

"I-iya bu" jawab Rumi sambil menunduk

Teman-teman yang berada didalam kelas merasa heran dengan gurunya tersebut tidak biasanya dia mengizinkan siswa yang terlambat untuk mengikuti pelajaran nya dan Rumi merasa lega sekaligus tegang, apa kejutan yang disiapkan guru tersebut untuk dirinya.

"Ga biasanya deh lo telat gini" ucap Laura saat Rumi baru saja mendaratkan bokong nya dikursi

"Nanti deh yaa gue ceritain, sekarang bukan waktu yang tepat" jawab nya sambil terus menatap lurus kedepan.

Kini Rumi tengah di eksekusi oleh ketiga teman nya tentang keterlambatan dia pagi ini.

"Jadi tadi pagi motor gue mogok karena bensin nya abis, gue lupa buat ngisi bensin nya" tanpa basa basi Rumi langsung menjawab pertanyaan teman-teman nya

"Kebiasaan deh" ucap Laura lelah dengan sifat teman nya itu yang pelupa

"Terus sekarang dimana motor nya?" Tanya Isabel

"Yaa engga dibawa lah berat" bukan Rumi yang menjawab
Rumi tertawa mendengar jawaban Marsha sedangkan kedua teman nya mendelik kesal pada Marsha.

Memang sih jawaban Marsha benar tapi bukan itu maksud pertanyaan Isabel.

"Makasih loh Sha" Rumi berterima kasih pada Marsha yang sudah menjawab pertanyaan Isabel yang ditunjukan pada dirinya

"Makasih apa?" Tanya Marsha bingung

"Engga, makasih aja" Rumi seakan tidak mau menjelaskan lebih rinci.

Rumi pun memilih meninggalkan teman-teman nya dan kembali mengerjakan tugas.

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang