prolog

48.6K 1.7K 11
                                    

           Mencairkan suasana dengan orang baru yang tak acuh sama sulitnya dengan menghapus perasaan yang masih terukir, melekat direllung hati.

           Sungguh ini bukan waktunya membahas terkait rasa dan perasaan, karena allah lah sebaik-baiknya perasa dan pemberi perasaan.

"Ustadz...", panggilku dengan nada ingin bertanya.

"“Iyya..?”, Masih dengan pandangan tak acuh, cuek.

Ustadz Fadly, ustadz khusus semenjak aku belajar di pesantren ini, ustadz yang mirip  dengan Kafani, kekasihku dua tahun yang lalu.

Jadi rindu dia, dia yang menghilang entah kemana.

“bagaimana cara mencintai Allah?”

“mencintai Allah juga harus mencintai Rasulnyan, Harus iman terlebih dahulu," jawabnya tanpa melihatku.

“Caranya beriman?”, masih timbul pertanyaan dalam otakku, karena jawaban ustadz jutek itu masih penuh teka-teki.

         Tentang Kafani, akankah aku bisa melupakannya?, sedang setiap hari aku bertemu wajah rengkarnasinya, ustadz Fadly.

       Aku tak pernah menyangka dua orang yang kutemui dengan beda katakter, sifat, dan tingkah laku adalah satu orang yang sama hanya karena rupa yang nyaris tidak berbeda.

Semoga suka, insyaa allah ada ilmunya juga, karena niatnya berdakwah lewat cerita fiksi.

Tapi masih labil ceritanya, maafkan
Ini cerita pertamaku di akun ini. Masih belajar (amatir).

😍😍

Ustadz Pribadi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang