Dibelahan Bumi Lain

8.6K 696 9
                                    

_7_

_Ustadz Pribadi_

Senjata terampuh adalah Doa
Maka tak ada yang lebih istimewa dari sebuah pemberian doa.

Adnil_

Dibelahan bumi yang lain.

Agatha sudah pergi bersama ayahnya yang menjemputnya tadi malam. Disisi lain ustadz Fadly sudah kembali dari tugasnya, berharap Agatha telah membaca suratnya dan itu akan membuatnya lega.

Diwaktu yang sama saat Agatha tengah diperjalanan, ustadz Fadly sudah beristirahat di bawah gelapnya malam yang menyelimutinya bersamaan dengan lelah yang menyentuhnya, menyiapkan tenaga untuk besok, berharap akan hari baik untuk esoknya.

Pagi kembali menjelma, sinar mentari mulai menghantar sejuknya embun, ustadz Fadly sudah menunggu Agatha dikelas tempat biasa agatha belajar, tapi Agatha tak kunjung tiba. sudah satu jam lebih ustadz Fadly menunggu, biasanya Agatha tak pernah terlambat.

Tok..Tok..Tok..

"Assalamualaikum."ustadz Anfal mencelah waktu menunggunya ustadz Fadly.

"Waalaikum salam. ada apa ustadz?" senyum ustadz Fadly begitu hangat, tidak seperti dihadapan Agatha yang cenderung kaku, bahkan bisa dibilang tanpa senyum sedikitpun.

"Maaf ustadz, Agatha sudah balik ke Surabaya tadi malem, dan ini ada titipan dari Agatha," sontak senyum sumringah yang dosisnya tinggi tiba-tiba turun seketika, ada rasa cemas yang menggebu hatinya.

Tak mau membuat ustadz Anfal lama menunggu, segera diraih kertas yang sedari tadi disodorkan. meski banyak pertanyaan dibenaknya, ia tak mungkin menanyakannya pada ustadz Anfal. Biarlah pertanyaan itu akan menghilang seiring berjalannya waktu.

"Terimakasih ustadz"

Diruangan hening tanpa Agatha, ustadz Fadly berharap itu adalah balasan dari suratnya, dan benar.

__________________€€__________________
Ustadz Fdly

Assalamualaikum

Sebelumnya saya minta maaf telah meninggalkan satu hari pelajaran, karena saya harus pulang, bunda di rawat di rumah sakit, dan maaf jika selama menjadi murid ustadz saya cerewet, saya memang cerewet, tpi itu karena saya ingin tau, maaf juga jika saya punya salah atau pernah menyakiti ustadz.

Ustadz maaf untuk yang terakhir, maaf saya tak mengerti maksud ustadz menyukai saya sebelum di pesantren, dan saya mohon untuk tidak berharap lebih, karena ustadz mirip dengan Kafani? dan saya akan menerimanya? tidak ustadz, ustad memang mirip, tpi tak bisa merubah hati saya pada Kafani, saya tau jawaban saya mungkin menyakitkan, justru itu saya minta maaf.

Ustadz terimaksih atas ilmu yang saya dapatkan dari ustadz, terimakasih sudah sabar mengajar saya, terima kasih untuk semuanya

Waasalam

Agatha Syakila
_________________€€_________________

Ustadz Fadly kembali dengan langkah bijaknya setelah membaca surat dari Agatha, walau hatinya merasa gontai tak berpetuah, namun ia tetap bersikap bijak. tatapan matanya tak pernah berbohong, Ia terlihat cemas dan khawatir, ia merasa bersalah, seolah karena suratnya yang menghantar Agatha pergi. Apakah Agatha membenciku?.

Pagi menjelang siang. hawa panas mulai terasa. Ustadz Fadly melangkahkan kakinya, melewati ruang belajar yang di handle ustadz Anfal. Langkahnya terhenti saat suara tak asing memanggilnya.

"Ustadz Fadly mau kemana?" tanya ustadz Anfal yang merasa bingung, karena langkah ustadz Fadly berlawanan arah dengan ruangannya.

"Mau ke pak Kiyai ustadz," jawabnya lembut namun penuh nada menyimpan sesuatu, seolah luka.

"Oh.. kirain lupa jalan keruang guru karena ditinggal Agatha," ustadz Anfal menggoda.

"Ah ustadz bisa aja, saya lagi gak mood bercanda."

"Iyya deh maaf, tapi ngapain ke pak kiyai?"

"I..itu ustadz, mau izin. Mau melanjutkan rencana yang sempat tertunda"

"Oh.. silahkan ustadz, afwan mengganggu."

"La ba'sa."

Ustadz Fadly melanjutkan langkahnya keruangan pak Kiyai. Ustadz Anfal memang sudah tau perihal rencana kepergian ustadz Fadly, hanya saja ia tidak tahu kapan kepastiannya.

Bertemu pengasuh pesantren adalah kebanggaan tersendiri bagi para asatidz, selain untuk mendapat ilmu juga ingin mendapat barokah darinya.

Setelah bertemu pak Kiyai selaku pengasuh pesantren ini, ustadz Fadly menceritakan perihal tujuannya yang ingin berhenti menjadi guru sekaligus santri aktif dipesantren ini.

"Maturnuhun pak kiyai," ucapan terimakasihnya setelah mendapat izin dari sang kiyai.

"Apa tidak menetap saja disini Fadl?, setidaknya satu atau dua tahun lagi, atau sekalian menemukan jodohnya disini seperti Anfal."

maunya begitu kiyai, namun jodoh yang saya ingini sudah pergi. suara gemuruh hati Fadly setelah tawaran pak kiyai tentang jodoh.

Senyum canggung dan takdzim yang Fadly tunjukkan, juga permohonan maaf yang tak henti ia utarakan karena tidak mengindahkan tawaran sang guru sekaligus pemilik pesantren ini.

Ada rasa sesak yang mengintrupsi di dada Fadly saat langkahnya perlahan menyosori jalan pesantren ini, berat rasanya meninggalkan tempat yang sudah dua tahun mengajarkannya banyak hal. Namun, ia tetap pada pendiriannya. Harus pergi.

--£--

Satu jam lagi senja akan menampakkan dirinya. Ustadz Fadly tidak menyangka rencana kepergianya secepat ini. Hari terakhir yang dikira adalah hari terakhir bertemu dan mengajari Agatha tidak nyata, Allah tidak mengizinkannya. Nyatanya 8 hari yang lalu yang Allah perkenankan adalah hari terakhir bertemu Agatha.

"Yakin pergi sekarang ustadz?" tanya ustadz Anfal memecah keheningan dikamar itu. Kamar yang menjadi tempatnya bercerita, terpejam dan semua yang dilakukan. Banyak kenangan.

"Iyya ustadz, saya juga harus menemui orang tua saya dulu. Saya harus meminta maaf atas perlakuan saya selama ini."

Ustadz Anfal menfangguk menyetujui. "Baiklah ustadz, hati-hati. Semoga Allah selalu meridhoi langkah yang ustadz pijaki, afwan hanya bisa mengiringi doa"

"Doa adalah senjata terampuh ustadz, maka tak ada yang lebih istimewa dari doa. Terimakasih selama ini telah menjadi saudara juga guru untuk saya, saya tak akan melupan itu semua, dan maaf jika ada salah yang sengaja atau tak sengaja saya perbuat."

"Laba'sa, ana kadzalik. Afwan wa syukron ala kulli haal. Jangan lupa sering-sering main kalau gak sibuk."

"Tentu ustadz, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam warohmatullah."

Republish: 9 Juli 2020
Follow my ig: melodybisu

Jan lupa bintangnya di pojok kiri ya. Ehe... abaikan juga tidak masalah yang penting ada senang.

Ustadz Pribadi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang