_11_
_Ustadz Pribadi_
"Ya aku mau jawab apa?"
" ish kamu Tha kayak aku batu aja, gak ngomong apa-apa sedari tadi," gerutunya kesal, memamerkan bibir majunya.
"Ya kalau nanya satu-satu makanya, jangan nyerocoz. Aku kan, jadi bingung mau jawab dari mana."
"Oke. Pertama, kenapa ngilang selama setahun?, tanpa kabar sedikitpun?" Tanyanya menyidik.
"Emm... ayah ngirim aku kepondok dan gak pegang Hp. Jadi, gak bisa kontak siapapun," jelasku masih santai.
"Kenapa sampe dikirim kepondok?"
"Tanya sendiri sama ayah," jawabku ketus menyedikkan bahu. Rara menatapku kesal.
"Oke. Pertanyaan kedua, kenapa penampilan berubah?"
"Aku rasa jawaban pertama sudah mewakili untuk jawaban kedua."
"Kamu Tha.. sama temen deket aja cuek, hmmh.. ceritanya hijrah nih? tapi bukannya kamu kepaksa ya mondok?"
"Ya begitulah.."
"Ishh.. kamu Tha gak jelas, jawabannya ngesellin. Udah deh kamu cerita dari awal sejak dipaksa bokapmu mondok sampai sekarang. Titik gak pakek koma," serangnya menatapku intens.
"Emm tapi bakal butuh waktu baaaanyak untuk cerita semuanya dan aku sudah selesai makan, mending aku cerita dirumah sekalian kamu main atau nginep aja gimna?"
"Aha oke, ide bagus tuh aku pamit mami dulu."
Makanan yang kami pesan sudah tandas disela obrolan panjang. Rara diizinin untuk menginap dirumah dan kami langsung pulang, karena tidak ada kuliah lagi setelah ini.
Aku meminta Rara yang mengemudi mobilku. Rara tak pernah bawa kendaraan, dia selalu diantar jemput kakaknya yang sudah bekerja, Adrian.
Selama perjalanan banyak pertanyaan yang Rara lontarkan, bukan tentang hilangnya diriku selama setahun, tapi tentang Reza, karena aku sudah janji akan menceritaka dari awal setelah sampai dirumah.
mulai kuceritakan awal mula betemu Reza. Reza adalah teman SMPku. Tahun pertama kami sekelas. Aku sempat menyukainya karena tampangnya dan kata-kata gombalnya.
Ah, aku rasa wajar menyukai yang tampak saja, apalagi soal rupa. Anak ABG sukanya memang yang tanpan-tampan, tapi gak bisa dielakkan juga bahwa nenek-nenek yang sudah tua renta dan keriputpun masih bisa bedain yang tampan dan tidak.
Tahun kedua dan ketiga tidak lagi sekelas, tapi kami tetap sering bertemu karena program Osis. Ya, aku dan Reza osis waktu SMP. Setelah lulus aku masuk SMA dan Reza masuk Kejuruan sehingga kami tak pernah jumpa kembali.
"Jadi, kalian lose kontak? gak ada grup angkatan gitu buat nyambung silaturrahim? emang kamu gak pernah kepo sama orang yang disukai? biasanya kalo suka sering stalking, tapi ini malah lima tahun gak pernah ketemu, kamu gak kangen apah?"
Kebiasaan Rara kalau sudah tanya panjang dan lebar bak kereta tanpa henti.
"Aku cuma sempat suka ditahun pertama dan itu gak berlanjut ditahun-tahun berikutnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Pribadi (End)
Teen FictionNo plagiasi.. allah maha tahu. Allah cemburu jika hambaNya mencintai selainNya melebihi cintanya kepada al-wadud yang maha memberikan cinta itu sendiri. Sepahamku diajari ustadz pribadiku. Agatha Syakila Rank 1# mylife_ 14 juni 2019