32

2.2K 179 9
                                    

Dinda POV.

Rasanya aku ingin menangis melihat wajahku dicermin, luka di pipi yang membekas walau tidak terlalu terlihat, ditambah goresan di jidatku bekas insiden waktu itu.

Walaupun aku sudah memakai Foundation ini masih saja terlihat.

"Astaga Dinda, lo belum beres? Gue aja ini tinggal berangkat."

Aku melihat ke arah Melin, dia memang sudah siap, bahkan sepertinya ia sudah mau berangkat.

"Muka Gue mel" aku menekuk wajahku, serius, untuk urusan wajah aku paling sensitif jika ada bekas luka atau jerawat sedikitpun.

Melin mendekatiku dan menata rambutku menggunakan hair curly iron nya.

"Gimana? Ini lumayan nutupin yang di pipi sama jidat lo."

Aku memeluk Melin, setidaknya luka ini tidak terlalu terlihat.

"Yaudah ya Gue berangkat duluan, kasian si Jojo udah misuh misuh gajelas dibawah."

Aku mengangguk, kemudian Melin pergi.

Hpku berdering, dari pop up nya aku bisa melihat Rian mengirim pesan padaku.

Rian Ardianto
Aku udah dibawah, Princess.

Demi tuhan Rian, jangan bikin liver aku ambyar gini dong.

Aku segera mengambil dressku yang ada dilemari untukku pakai.

Kali ini aku akan memakai dress yang bagian atasnya berwarna putih dan bagian Roknya ada nuansa batiknya.

Setelah selesai aku memakai wedgesku dan bergegas untuk turun ke lobby hotel.

----

Sesampainya di Lobby hotel aku celingak-celinguk mencari keberadaan Rian,

Oh ternyata dia lagi duduk di sofa bersama Mbak Wid cs. Akupun segera menghampirinya.

"Hai" sapaku pada semua.

Mereka semua menoleh padaku termasuk Rian, Rian langsung berdiri dan menghampiriku.

"Waduh Princess nya mas Jom udah datang nih." Ucap Mbak Wid.

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Udah lama?" tanyaku pada Rian.

Rian menggeleng. "Baru 10 menitan."

Aku mengangguk, kemudian aku mendekat pada mbak wid. "Mbak, yang lain, Gue sama Rian duluan ya?"

"Bawa pulang lagi Jom, awas sampe lecet!" Ucap mbak Wid.

Rian mengacungkan jempolnya, lalu kita pergi ke parkiran.

Sepanjang jalan menuju mobilnya, Rian terlihat selalu 'curi curi pandang' padaku.

"Rian?"

"Iya Din?"

"Gue jelek gak kaya gini? Maksud Gue ini wajah Gue kan ada bekas lukanya gini."

Dia hanya tersenyum, dia membukakan pintu mobil untukku lalu aku masuk kedalam mobil, setelah ia masuk ia langsung melajukan mobilnya.

Didalam mobil, Rian senyum senyum sendiri masa.

"Rian?"

Rian menoleh sesaat. "Iya?"

"Kok gadijawab sih?"

"Yang mana?"

Hemmmzzzzz

"Itu, emm soal wajah Gue, jelek gak sih?"

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang