17

2.7K 208 0
                                    

Hari demi hari berlalu, tak terasa 2 hari lagi menuju Indonesia Masters, Rian sudah berlatih dengan normal walau ia kadang merasakan sakit jika telapak kakinya terhentak.

Para atlet yang belum bisa menjuarai turnamen di malaysia pun sudah kembali, kecuali Minions dan Grey/Apri.

Sepulang dari turnamen biasanya atlet akan mendapat jatah libur, namun tidak untuk saat ini, karena jadwalnya sangat mepet dengan Indonesia Masters.

"Udah sembuh Jom?" Tanya Jojo.

Rian mengangguk. "Udah Jo, tinggal recovery aja"

"Kalau lagi recovery jangan maksain Jom buat ikut Indonesia Open."

"Doain aja semoga gue kuat."

"Iya semoga dewi fortuna berpihak ya, yaudah gue balik latihan dulu ya Jom?"

Rian mengangguk, kemudian ia kembali melanjutkan latihan.

"Jom" Panggil Fajar, tapi mereka masih tetap berlatih.

"Oy"

"Liat dulu ke kanan"

Rian menoleh sejenak kearah kanan, disana ada Melin dan Jojo yang sedang bersenda-gurau. Mereka terlihat sangat dekat.

Rian kembali melanjutkan latihannya. "Kenapa emang?"

"Melin udah mau sama Jojo tuh, lo kapan sama Dinda?"

"Apasih"

"Jangan bohong deh sama gue, lo juga sebenernya baper kan sama Dinda?."

"Gue ga bohong, gue cuma belum bilang aja"

Fajar sedikit terkejut dengan penuturan Rian. "Lo punya perasaan sama Dinda?"

"Baper doang, she treat me better."

"Baper apa suka nih? Beda loh"

Rian mengedikkan bahunya. "Gatau sih, kita aja baru kenal 10 hari-an"

"Ah bilang aja lo Baper sama Dinda karena dia mirip sama Sye kan?"

"Awalnya sih begitu, tapi lama kelamaan gue nyadar dia bukan Sye, dia adalah Dinda."

Fajar mengusap bahu Rian. "Kalau sekiranya Dinda bisa bikin lo semangat jalanin hidup kaya dulu lagi, gue bakal dukung lo."

Rian tersenyum lalu mengangguk.

Tanpa sadar sedari tadi ada Dinda yang berdiri tak jauh dibelakang Rian, Fajar sengaja memancing Rian dengan bertanya seperti itu agar Dinda tau bagaimana perasaan Rian terhadap Dinda.

Fajar memberi kode dengan mengacungkan jempolnya dibelakang punggung Rian seraya mengatakan sudah selesai. Dinda mengangguk lalu meninggalkan mereka.

-----

Sambil berjalan Dinda terus berpikir apa yang harus dia lakukan untuk membantu Rian, tapi dia sedikit lega mendengar Rian memiliki rasa 'Baper' terhadapnya karena itu mungkin bisa memudahkannya.

'Tapi sama aja dong gue memanfaatkan keadaan Rian? Gue mesti gimana nih?'

Lamunannya buyar ketika ponselnya terasa bergetar, dia langsung membuka ponselnya.

+62 81313021997
Di save ya -Rian.

Dinda baru teringat kalau dia belum punya nomor Rian sama sekali.

Adindash
Okey, saved.

Rianardianto
Tadi ke gelanggang ya?
Kok langsung pergi?

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang