41

1.8K 167 2
                                    

"Mah, Melin mohon tolong kasih tau yang sebenarnya."

"Apalagi yang harus mamah beritahu Mel?"

Melin menghela nafasnya. "Ini demi Dinda mah, mamah kan tantenya Dinda dan mamah pasti tau segala tentang hidup Dinda."

"Sudahlah Mel, jangan mengungkit yang lalu, kasihan Dindanya, biarkan dia bahagia dengan masa kini nya."

"Justru itu mah, Melin maksa mamah untuk kasih tau segalanya karena Melin takut suatu hal terjadi sama dia!"

"Maksud kamu apa?"

"Ada seseorang yang sepertinya berniat mencelakai Dinda karena Dinda sekarang resmi berpacaran dengan Rian, tapi Melin ga yakin kalau orang jahat itu mau mencelakai Dinda karena--"

"Stop, apa kamu bilang? Dinda pacaran sama Rian? Yang atlet badminton itu?"

"Lah mamah emang gak tau?"

"Kalau mamah tau gak mungkin mamah nanya. Tapi seriusan itu Dinda pacaran sama Rian Ardianto?"

"Iya mah, serius."

"Gawat."

"Hah? Kenapa gawat mah?"

"Nanti mamah jelaskan, secepatnya mamah akan terbang ke jakarta, nanti mamah hubungi lagi kalau sudah sampai di jakarta."

"Ada apa mah? Kenapa begitu tau Dinda pacaran sama Rian mamah jadi ingin terbang ke jakarta?"

"Nanti kamu juga bakal tau, jangan kasih tau dulu Dinda soal kedatangan mamah ke Jakarta ya."

"Iya mah, terus kabarin Melin ya"

"Iya Mel, yasudah kalau gitu mamah mau packing dulu, mamah tutup ya teleponnya."

Kemudian sambungan telepon pun di matikan secara sepihak.

"Ada kejutan apalagi tentang Dinda? Gue kenapa ngerasa gagal gini ya jadi sahabatnya?"

Melin menghela nafasnya. "Sumpah, kalau sampe bener mereka ada hubungannya, gue gatau mesti kaya gimana, Gue ga sanggup kalau Dinda mesti terluka lagi."

Rian ardiatoAku udah sampe ya di hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rian ardiato
Aku udah sampe ya di hotel.
Cape nih, ngantuk tapi gabisa tidur.
Disana udah malem ya? Sedih ya jam kita beda hahaha.

"Ini Dinda ga bales chat kenapa ya? Apa dia ketiduran?" Gumamnya.

Rian merebahkan badannya pada kasur, lalu ia melirik gelang yang melekat pada lengannya.

"Apa jadinya aku tanpa kamu Din?"


"Ya tetep manusia lah bego" celetuk Fajar.

"Jomblo diem aja." Rian sekilas melirik pada Fajar.

Fajar terkekeh. "Sesayang itu lo sama Dinda?"

Rian mengubah posisinya yang asalnya rebahan di kasurnya menjadi duduk.

"Jelas Gue sayang banget sama dia."

"Kalau menurut Gue sih, tahan dulu rasa lo ke dia sebelum bener bener tau gimana kehidupan dia."

Rian mengernyitkan dahinya, ia tidak paham arah ucapan Fajar tadi.

"Gue tau banget lo emang se sayang itu sama Dinda, tapi kan lo tau sendiri lo itu belum kenal lama sama dia, bahkan baru 2 Bulan kurang." Lanjut Fajar.

Rian terkekeh. "Tenang Jar, apapun kehidupan dia pasti Gue terima dia apa adanya."

"Termasuk kalau dia punya hubungan darah sama Sye?"

"Maksud lo? Kenapa sih kalian bahas itu mulu? Kan Dinda pun udah liat foto itu dan dia gak kenal Sye." Tehas Rian.

"Santuy aja kali Jom, Gue kan sebagai sahabat cuma ngingetin lo. Kalau Dinda memang kebahagiaan lo gue doain semoga lo selalu sama dia.

"Amin Jar, semoga aja."

Tring!

Ponsel Rian terdengar berbunyi, dengan segera Rian mengecheck ponselnya.

Dari pop up nya terlihat ada pesan, dengan segera dia membuka aplikasi chattingnya tersebut.

+62 73625xxxxxx
Semangat All englandnya Rian, i miss you. -sye.

Segera Rian menaruh ponselnya jauh dari posisinya saat ini.

Untuk saat ini dia jadi tidak mood untuk membuka ponselnya.

"Chat dari siapa? Kok kaya yang bete gitu?"

Rian menghela nafasnya. "Kenapa sih Jar dia datang lagi ke hidup Gue? Disaat Gue udah bersama Dinda?"

"Maksud lo apaan Jom?" Tanya fajar seraya mengernyitkan dahinya.

"Belakangan ini Gue merasa dia ada di sekeliling Gue, masih inget kan cerita Gue tentang Dion dijemput sama Sye?"

Fajar mengangguk. "Iya inget, terus kenapa?"

"Waktu itu juga di bandung, setelah pernikahan Ginting kan Gue nganter Dinda ke kamarnya, dia tiba tiba ada di lift dan maksa Gue buat ngobrol sama dia."

Fajar terhenyak mendengar ucapan Rian, untuk sesaat fajar terlihat seperti berpikir keras.

"Setelah kejadian ini apa lo gak jadi curiga Jom?" Fajar kembali bertanya.

"Curiga apa?"

"Gue sih gakan ngomong kecurigaan gue sama Sye sekarang, tapi coba lo pikirin tentang Dinda,Dion,Sye, sama lo. Kenapa waktu itu bandung kalian bisa saling berhubungan gitu? Apa gada sedikitpun ada rasa curiga gitu Jom?"

Rian berpikir sejenak, ini terlalu rumit untuk dipikirkan dengan singkat.

Fajar menghampiri Rian, kemudian ia mengusap bahu Rian.

"Udah gausah dipikirin dulu, fokus aja dulu sama turnamen kita, someday tuhan juga bakal kasih kebenaranya kalau ada sesuatu tentang itu."

Rian kemudian mengangguk.

Otaknya tiba tiba dipenuhi pikiran yang amat sangat mengganggu.

Apa sebenarnya hubungan Dinda dengan Sye? Lalu kenapa Sye mulai mengganggu Rian saat ia sudah berpacaran dengan Dinda?


AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang