♦Bodoh♦

2.5K 291 62
                                    

Vote!






















Jihoon menghela napasnya entah subdah yang ke berapa kali. Sesekali ia melirik ponsel yang ia letakkan di lantai. Ia sedang berlatih sekarang dan managernya sedang keluar jadi ia mengambil ponselnya yang biasanya disimpan oleh managernya saat ia berlatih, siapa tahu Guanlin menghubunginya.

Kemarin seharian penuh ia dan Guanlin tidak bertukar kabar. Biasanya saat menjelang tengah malam mereka akan menghabiskan waktu untuk video call dan bercerita kesana kemari. Tapi bahkan tadi malam saat ia mengirimi pria itu pesan sampai sekarang tidak juga di balas.

Musik masih terus berputar. Jihoon juga masih menggerakkan tubuhnya sesuai irama. Tapi tiba-tiba fokusnya hilang dan ia terjatuh.

Napasnya terengah karena sudah lebih dari 15 menit ia berlatih tanpa berhenti. Keringatnya yang bercucuran tidak ia hiraukan. Kepalanya tetap menunduk sambil mengambil napas banyak-banyak.

Setelah merasa napasnya lebih stabil ia berdiri dan mengambil ponselnya, memeriksa apakah mungkin Guanlin sudah membalas pesannya walaupun ia sudah tahu jawabannya, tidak ada pesan dari pria itu. Hatinya terasa nyeri. Ia khawatir, ia cemas apakah terjadi sesuatu terhadap prianya sehingga ia tidak mendapat kabar sejak kemarin? Atau Guanlin begitu sibuknya hingga lupa menghubunginya? Dan yang paling sering meracuni otaknya adalah, ataukah Guanlin terlalu nyaman dengan suasana bahkan orang-orang yang ada disana sampai lupa pada dirinya?

Matanya memanas, "ini baru satu hari Park Jihoon" gumamnya pelan. Baru satu hari tanpa kabar dari Guanlin tapi sudah sukses membuat dia gelisah seperti ini.

Ia memejamkan matanya lalu menghapus airmatanya yang sedikit keluar.

"Park Jihoon"

Jihoon segera membalikkan badannya mendengar ada yang memanggil dirinya. Ia tersenyum manis saat lelaki itu mendekat lalu mengacak rambutnya pelan, "belum makan siang kan? Ayo makan siang denganku"

Tanpa menunggu respon Jihoon lelaki itu segera menggandeng tangan Jihoon.

Han Jongyeon. Dia adalah teman sekaligus kakak untuk Jihoon karena usia mereka memang terpaut satu tahun. Lelaki itulah yang terlihat paling bahagia saat menyambut Jihoon kembali ke agensi bulan Desember lalu.

Mereka dekat, tentu saja. Selera unik dalam berbusana mereka nyaris sama. Bahkan saat dulu di Produce 101 harusnya Jongyeon yang dikritik tentang selera fashionnya bukannya Jihoon karena Jongyeon bahkan lebih aneh dari Jihoon. Saat Jongyeon tertimpa kasus dan harus keluar dari acara survival itu, ia memberikan sepatu dengan tali berwarna beda yaitu pink untuk sebelah kanan dan neon untuk sebelah kiri sebagai bentuk dukungannya untuk Jihoon.

Lelaki itu juga tahu perihal hubungannya dengan Guanlin. Walaupun ia tidak dengan terus terang menyatakan bahwa ia mendukung hubungannya dengan Guanlin tapi Jongyeon juga tidak melarang Jihoon. Jongyeon hanya mengingatkan untuk berhati-hati.

-
--
---
----
-----

"ada masalah ya?" tanya Jongyeon saat melihat Jihoon yang biasanya banyak bicara menjadi pendiam.

"hm? Nggak kok" jawab Jihoon sambil menggelengkan kepalanya.

Jongyeon tersenyum tipis, Jihoon itu tidak pandai berbohong. Tangannya bergerak untuk menggenggam pergelangan tangan Jihoon membuat Jihoon menatap pria itu.

"makan, jangan cuma diaduk"

Jihoon tertawa canggung, "iya hyung" lalu memasukkan satu suapan ke dalam mulutnya. Yah dia harus mengisi tenaga. Dia yakin Guanlin tidak apa-apa. Mungkin memang sedang sibuk saja.

Other Side ▶PanWink◀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang