Park Jiyeon
"Oke, cukup. " ucap Park Jiyeon jengkel. Maksud hati ingin menghindari rengekan sang ibu dengan menerima perjodohan itu, Jiyeon justru terjerumus masuk ke dalam dunia mesum sang fiance yang tidak bosan-bosannya menjadikan kata "making lo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiyeon kembali ke kantor dengan wajah sendu. Matanya agak memerah, siapapun yang melihat wajahnya saat ini pasti sudah bisa menebak bahwa Jiyeon baru saja menangis. Dilemparnya tasnya ke sofa yang terdapat di sudut ruangan kerjanya. Jiyeon terdiam seraya menatap layar ponselnya, berharap satu nama yang sedang dipikirkannya saat ini segera menghubunginya. Tetapi kenyataannya yang muncul justru nama Esom.
"Lo lagi dimana?" tanya Esom saat panggilan tersambung.
"Masih dikantor," jawab Jiyeon datar dan pelan.
"Lho kok balik lagi?" tanya Esom. "Tadi sore lo ngebut balik sebelum jam pulang kayaknya."
"Do Hwan..." Tiba-tiba suara Jiyeon bergetar. Dia berusaha untuk tidak terlihat konyol, tetapi nyatanya dirinya saat ini susah untuk menyembunyikan rasa khawatir dan sedihnya dari Esom.
"Do Hwan? Si hensom? Kenapa dia?" tanya Esom penasaran.
Jiyeon pun menceritakan bagaimana kepanikan merajai dirinya saat mendengar suara kesakitan Do Hwan lewat sambungan telepon sore tadi.
"Oke, lo tenang dulu," ucap Esom. "Lo udah cari doi di apartemennya gak ada, di rumah orangtuanya juga gak ada, lo telepon ponselnya gak aktif. Coba lo inget-inget lagi dimana tempat biasanya Do Hwan nongkrong atau apa gitu..."
Nongkrong?
Tiba-tiba Jiyeon tercenung menyadari dirinya sepertinya tahu jawaban atas pertanyaan Esom.
Pub.
Masa sih Do Hwan masih main di pub disaat dirinya udah mau komit sama Jiyeon? Duh, bego! Tau gitu Jiyeon masukin juga deh ke dalam perjanjian mereka bahwa Do Hwan dilarang main ke pub lagi.
Hati Jiyeon mencelos. Erangan sakit yang Jiyeon dengar kemungkinan bukan rasa sakit. Bisa jadi rasa yang lain kan. Pikiran Jiyeon jadi ngawur kemana-mana.
Mendengar hingar bingar di sambungan teleponnya Esom, Jiyeon langsung menebak bahwa saat ini Esom lagi di pub. Satu-satunya pub favorit Esom ya pub tempat Jiyeon pertama kali bertemu dengan Do Hwan.
"Som, gue boleh minta tolong?" tanya Jiyeon yang awalnya ragu. "Lo lagi di Esensy Pub kan sekarang? Bisa cariin Do Hwan disana?"
"Hah? Emang si Hensom mainnya ke pub juga?" tanya Esom dengan nada setengah terkejut.
Bukan waktunya Jiyeon ngejelasin atas pertanyaan Esom. Masalahnya jawabannya panjang banget. Saking panjangnya, bisa-bisa membuka celah bagi Jiyeon membongkar rahasianya kepada Esom soal first kiss yang Jiyeon lakukan dengan Do Hwan di pub tersebut.
"Iya pokoknya tolong cariin dulu deh, kalo perlu sampe ke sudut-sudut terpencil," pinta Jiyeon.
"Oke, gue tinggal tanya Bunny kok, dia hapal semua orang yang berkunjung kesini," ucap Esom. "Lo yang tenang ya Ji. Andaikan gue nemu si Hensom disini, kira-kira mau diapain nih?"