"Nak Do Hwan beneran?" tanya ibu Jiyeon seraya menepuk bahu Do Hwan.
Aduh sakit, batin Do Hwan mencoba untuk tidak meringis kesakitan.
"Iya tante, aku pindah kesini sekarang," ucap Do Hwan sambil memaksakan seulas senyum, dalam hati mah sebenarnya udah was-was banget takut ibunya Jiyeon tetiba minta masuk ke dalam buat lihat-lihat rumah barunya ini. Masalahnya anaknya lagi bugil nih di dalem.
"Ibu pikir siapa gitu yang pindah," ucap ibu Jiyeon. "Trus tadi pagi jam lima, mami kamu telepon ibu, bilang kalau ternyata kamu pindah ke daerah sini."
Iya sih, semalem setelah selesai bercumbu dengan Jiyeon, tepatnya setelah Jiyeon terlelap, Do Hwan menerima panggilan dari maminya yang ternyata khawatir juga dengan dirinya. Do Hwan spontan di semprot sama si mami, kurang lebih kayak begini, "Kamu tuh jangan seenaknya gitu ngejual apartemen trus ngebeli rumah Kahi. Jiyeon nyariin kamu terus tuh, dia khawatir banget sama kamu."
Betewe, Kahi ini sebenarnya adalah aunty nya Do Hwan. Dulu pas SMA, saking terpesonanya sama sosok tante sendiri, Do Hwan nekad menyatakan perasaannya pada Kahi. Maklum, Kahi masih betah menyandang gelar single sampai umurnya menginjak usia 35 tahun. Setelah Kahi memutuskan untuk menikah kurang lebih dua tahun yang lalu, dirinya dan suami memutuskan untuk meninggalkan Korea. Jadi sebenarnya dulu Do Hwan udah sering berkunjung ke daerah tersebut. Tapi kalau Do Hwan ditanya "Trus waktu SMA, Do Hwan pernah ketemu Jiyeon gak?" Do Hwan mah asli lupa dan mana mau disuruh inget jaman-jaman SMA nya. Karena menurut dia, jaman SMA nya adalah masa tersuram dalam hidupnya. Yang bisa bikin Do Hwan masih tetap waras pada saat itu ya cuma tante Kahi. Makanya doi naksir berat sama sosok Kahi yang selalu mengayominya dulu.
"Oh iya, ngomong-ngomong kamu dapat kabar dari Jiyeon?" Pertanyaan ibu Jiyeon yang satu ini spontan membuat Do Hwan keselek liurnya sendiri. "Mobilnya ada di parkir di depan rumah, tapi anaknya gak ada. Ditelepon dari semalem gak diangkat-angkat."
"Jiyeon nginep di rumah temannya," jawab Do Hwan ngasal. "Ini Do Hwan baru mau jemput dia."
"Oh gitu? Tapi tuh anak bener-bener deh..." ucap ibu Jiyeon senewen. "Nyusahin orang lain aja. Mana udah bikin ibu khawatir."
"Tante tenang aja ya," ucap Do Hwan. "Mulai sekarang Do Hwan yang jaga Jiyeon. Tante gak usah khawatir."
Ibu Jiyeon spontan tersenyum. "Ibu bener-bener gak salah pilih calon suami deh buat Jiyeon."
Do Hwan pun balas senyum bangga.
**
Do Hwan menarik nafas lega saat ibu Jiyeon sudah kembali ke rumahnya sendiri. Disaat dirinya baru saja membuka pintu kamarnya, pada saat itu pula muncul Jiyeon di ambang pintu dalam keadaan sudah rapi dan sudah siap beranjak pergi dari rumah Do Hwan.
"Mau kemana?" Do Hwan spontan pasang palang, ngebentangin kedua tangannya yang panjang.
"Pulang," jawab Jiyeon tanpa berani menatap mata Do Hwan. Wajahnya yang masih keliatan muka bantal banget hanya bisa menunduk malu.
"Ngeliat kemana sih?" tanya Do Hwan seraya mengikuti arah pandang Jiyeon sebelum memaksa Jiyeon menatap lurus ke arah matanya. "Woo Do Hwan yang paling kece ada disini lho."
Mau tak mau Jiyeon menatap mata Do Hwan. Yawla, pagi-pagi dah kena bius lagi.
"Um...aku pulang, harus berangkat kerja...udah kesiangan..." Jiyeon dengan gerakan cepat mencoba melewati palang tangan Do Hwan dari bawah.
"Gausah kerja deh hari ini," ucap Do Hwan seraya menangkap tubuh Jiyeon dalam sekali terkam. "Manja-manjaan aja yuk dikasur," tambahnya seraya mempererat pelukannya dari belakang. Hembusan nafasnya yang hangat membuat Jiyeon sontak merinding.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Pervert Fiance
RomancePark Jiyeon "Oke, cukup. " ucap Park Jiyeon jengkel. Maksud hati ingin menghindari rengekan sang ibu dengan menerima perjodohan itu, Jiyeon justru terjerumus masuk ke dalam dunia mesum sang fiance yang tidak bosan-bosannya menjadikan kata "making lo...