Sejak kejadian Jiyeon memergoki Do Hwan dan Ga Young berpelukan di basement, aura diantara keduanya terasa tidak sehat. Walaupun Jiyeonlah yang selalu melempar tatapan tidak bersahabat, entah ketika berpapasan secara tidak sengaja ataupun Ga Young menegurnya secara sengaja. Seperti sekarang ini. Ga Young masuk ke dalam ruangan Jiyeon untuk meminta tanda tangan.
"Sudah berapa lama kamu dimutasikan ke sini sejak perusahaan merolling kamu dengan Sun Hwa?" tanya Jiyeon usai tanda tangan. Wajahnya terlihat lelah dan suntuk. Sudah tiga minggu berlalu sejak Do Hwan meninggalkannya ke Jerman untuk pemeriksaan kesehatan.
"Sudah beberapa minggu," jawab Ga Young pelan.
"Saya boleh minta satu hal sama kamu?" tanya Jiyeon.
"Ya Bu."
"Selama kamu bekerja disini, ada kemungkinan kamu bakalan ketemu dengan Do Hwan,"ucap Jiyeon. "Saya nggak tau apa kamu masih ada rasa sama Do Hwan atau nggak. Tolong, apapun yang kamu rasakan, jangan rusak hubungan saya dengan Do Hwan."
Ga Young tercenung di tempat. Jujur, Ga Young tidak berani melawan mandat dari atasan seperti Jiyeon, tetapi disisi lain Ga Young masih belum berniat menghapus nama Do Hwan dalam ingatan dan hatinya.
"Kita sama-sama perempuan," tambah Jiyeon. "Coba kita tukar posisi. Apa kamu rela jika saya merebut Do Hwan dari kamu?"
Ga Young masih terdiam. Bingung harus menjawab apa.
"Saya..."
"Lagian kamu sendiri yang udah mencampakkan Do Hwan..."
Dan caci maki Jiyeon berlangsung selama setengah jam, membuat Ga Young terlihat pucat pasi setelah keluar dari ruangan Jiyeon. Jessie yang melihatnya langsung menghampiri Ga Young.
"Madam gue kenapa sih udah beberapa minggu ini keliatan garang ke lo?" tanya Jessie kepo.
Ga Young menghela nafas berat seraya menjawab, "Gue udah buat kesalahan gede banget."
"Waduh," Jessie berdecak heran. "Emang kesalahan apa sih?"
Belum sempat Ga Young menjawab, suara Jiyeon terdengar memanggil Jessie.
"I-iya Bu!" jawab Jessie kikuk seraya meninggalkan Ga Young sendirian.
**
Esom mengaduk teh hangatnya sembari menghirup aroma melati yang menguar dari cangkirnya dalam-dalam. Sementara sang sohib sedang uring-uringan melulu di dalam ruangannya, Esom disini mencoba untuk menenangkan hatinya. Udah seminggu ini dia berhasil menghindari Kang Joon dari berbagai situasi, khususnya berhadapan langsung.
"Kayaknya sih, gue udah biasa-biasa aja nih sama dia," gumam Esom. "Emang ternyata, perasaan gue gak bener-bener serius..."
"Perasaan apa nih? Sama siapa?" Suara yang Esom kenali tiba-tiba terdengar dari belakang tubuhnya. Kang Joon sudah ambil tempat duduk di sebelah Esom. Wajahnya yang tampan langsung berhadapan langsung dengan wajah Esom.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Pervert Fiance
RomancePark Jiyeon "Oke, cukup. " ucap Park Jiyeon jengkel. Maksud hati ingin menghindari rengekan sang ibu dengan menerima perjodohan itu, Jiyeon justru terjerumus masuk ke dalam dunia mesum sang fiance yang tidak bosan-bosannya menjadikan kata "making lo...