4 : Cinta Bersyarat

611 90 54
                                    

#Ini kali pertama gue sharing pengalaman gue ke kalian semua di forum ini. Gue punya fiance yang hampir 90% isi kepalanya all about sex. Gue gak paham kenapa ada orang yang berani dan sefrontal itu. Masalahnya kami saling kenal lewat perjodohan dari orangtua. Kalo gue nolak, fiance gue ngancem mulu hobinya. Menurut kalian gue harus gimana ya#

Jiyeon menekan keypad enter setelah memantabkan diri untuk bertanya kepada khalayak di forum korea4expats yang biasa Jiyeon kunjungi. Sepuluh menit kemudian, muncul tiga balasan dari pengunjung threadnya.

Pengunjung 1 : Wadidaww, sama persis kayak gue. Dijodohin sama cowok maniak. Berhubung gue doyan, tancaaaap Oppaaa!

Jiyeon geleng-geleng kepala heran baca komentar dari pengunjung pertama. Edan.

Pengunjung 2 : Kalo gue sih emoh ya sex pra nikah. Kayaknya gak sehat aja gitu. Apalagi kalo belom nikah tapi intensitas ciuman lebih sering daripada ngedipin mata, bisa-bisa setelah nikah jadi bosenan.

Hemm, masuk akal nih jawaban pengunjung kedua. Coba inget-inget, udah berani kali Jiyeon ciuman sama Do Hwan dalam tiga kali pertemuan mereka. 

Jiyeon kemudian beralih membaca komentar dari pengunjung ketiga.

Pengunjung 3 : Aku sih bukan orang yang hyper sex, cuma kalo tampilan cowoknya mengundang, ya aku sebagai manusia biasa mana bisa tahan. Kita semua butuh sex kan. Menurut aku sih, coba aja dulu dijalani, kalo fiance-mu ternyata bisa berubah karna kamu ya baguskan.

Yang ini Jiyeon lebih setuju, malah cenderung ke arah Jiyeon. Ya, siapa tau kemesuman Do Hwan bisa berkurang kalo sering-sering dikasih siraman rohani sama Jiyeon. Spontan senyum Jiyeon mengembang, dia pun langsung membalas komentar dari pengunjung ketiga.

#Mungkin betul kata lo, perlu juga gue jalani buat tahu kedepannya kayak gimana. Kalo emang fiance gue setuju mau nikah sama gue, ya dia harus nurut apa kata gue. Semoga gue bisa bantu dia ke jalan yang benar. Makasi lho pendapatnya.#

Sedikit ada pencerahan buat Jiyeon. Percuma nolak sosok Do Hwan untuk gak masuk ke dalam kehidupan Jiyeon. Semakin Jiyeon menjauh, semakin Do Hwan mendekat. Kayaknya betul kata tuh cowok, takdir punya aturan sendiri, dan kita sebagai manusia cuma bisa menerima.

**

"Ji, kenapa tadi Do Hwan nggak disuruh masuk?" tanya sang bapak saat makan malam. 

"Dia ada urusan, gak bisa mampir,"jawab Jiyeon bokis. Padahal sesungguhnya Do Hwan maksa Jiyeon buat ijinin dia mampir ke rumahnya. Kaga deh! Belum waktunya.

"Kamu sendiri gimana?" tanya sang ibu ikutan sumbang pertanyaan. 

"Gimana apanya, Bu?" tanya Jiyeon sambil memasukkan daging ke dalam selada segar di tangannya.

"Kamu setuju kan dijodohin sama Do Hwan?" Wajah si ibu penuh harap banget.

Jiyeon sibuk ngunyah sambil mikir, setuju gak ya?

"Jawab dong, ibu khawatir pas kamu nolak mentah-mentah sewaktu pertemuan itu," ucap ibu Jiyeon. "Do Hwan itu baik lho."

Darimana emak gue tau tuh cowok mesum baek?

"Ibu kayaknya kenal banget sama Do Hwan," ucap Jiyeon singkat.

"Kamu belum tau aja sih kisah-kisahnya Do Hwan selama tiga tahun dia jadi penyalur dana di LSM Cheonmachong. Walaupun kata maminya, Do Hwan sering hambur-hamburin uang gak jelas, tapi dia gak pernah lupa sama LSM yang dia bangun sendiri itu." Ucapan sang ibu sontak membuat Jiyeon terperangah. Si mesum bikin LSM? Ini betulan atau hoax?

"Papinya juga cerita ke bapak waktu di galery, katanya alasan Do Hwan susah diajak nikah karna dia cuma mau menikahi wanita yang bisa perduli sama anak-anak dan jompo di LSM nya. Cari wanita yang kayak begitu susahnya sama kayak nyari jarum dalam jerami, jeraminya ada kotoran kudanya lagi," ucap si bapak nambahin. 

Ma Pervert FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang