14 : Bogem Mentah

432 69 21
                                    

Jiyeon mencoba merenggangkan kakinya, menjulur keluar dari selimut yang sedang membungkus tubuhnya yang tak berbalut sehelai benang pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyeon mencoba merenggangkan kakinya, menjulur keluar dari selimut yang sedang membungkus tubuhnya yang tak berbalut sehelai benang pun. Dia terbangun dari tidurnya karena merasakan hembusan nafas hangat di tengkuk lehernya. Matanya terbuka lalu dia tersenyum menikmati hembusan yang mampu membuat bulu kuduknya meremang kegelian. Tangan yang kokoh terjaga di atas pinggangnya, melingkari tubuhnya seakan-akan tak boleh terlepas sedetikpun dari si pemilik tangan, Woo Do Hwan.

Diremasnya pelan jemari Do Hwan yang masih melingkari pinggangnya, membuat cowok ini terbangun dari tidurnya. Merasa tidurnya telah diganggu, kini Do Hwan membalasnya dengan mengecup kecil-kecil tiap centi bahu dan punggung Jiyeon yang mulus dan putih. Cowok ini gemas setengah mati dengan Park Jiyeon. Dia seperti tidak pernah puas dan selalu ingin melahap Jiyeon. 

Jiyeon sudah kegelian karena kecupan kecil Do Hwan berubah menjadi sengatan penuh nafsu yang menjalar ke lehernya. Dibaliknya tubuh Jiyeon sehingga berubah posisi menjadi terlentang menghadap Do Hwan yang sudah bersiap di atasnya. Sasaran utama selalu bibirnya. Do Hwan menggilai semua yang berhubungan dengan cewek di hadapannya ini, tetapi yang selalu menjadi pusat perhatiannya adalah bibirnya yang merah merekah. 

Do Hwan memang dilahirkan sebagai good kisser. Jiyeon pun mengakui hal itu. Do Hwan seperti mampu memberikan sensasi yang begitu menegangkan sekaligus mengasikkan disaat dirinya mencium Jiyeon. Seperti sekarang ini, ciuman Do Hwan semakin menggila. Lumatan demi lumatan Do Hwan berikan pada bibir manis Jiyeon. Keduanya terengah dan saling melepaskan ciuman. Hanya beberapa detik, sebelum mereka mulai kembali menautkan bibir mereka. 

"Gila..." desah Do Hwan kembali melepaskan bibirnya dari bibir Jiyeon. Dibenamkannya wajahnya ke dalam leher Jiyeon sebelum di sedotnya keras-keras, membuat Jiyeon spontan mengeluarkan desahan panjang. "I go crazy because of you..."   

Seperti belum puas dengan permainan mereka tadi siang, kini Do Hwan kembali melanjutkan aksi buasnya. Wajahnya sudah semakin turun ke tubuh Jiyeon bagian bawah. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang sangat melelahkan bagi keduanya.

**

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Jiyeon yang hanya menggunakan kemeja Do Hwan untuk menutupi tubuh bagian atasnya, kini sedang asik menikmati sereal sambil menonton acara kesukaannya di ruang tamu. 

"Serius? Malam ini kita cuma makan sereal?" tanya Jiyeon seraya menatap Do Hwan yang sedang mengambil sesuatu dari dalam kulkasnya. 

"Dan strawberry," ucap Do Hwan seraya menghampiri Jiyeon.

Ditatapnya wajah Do Hwan yang mulai menikmati makanannya sendiri. "Bukannya kamu udah ngejual apartemen ini?"

Do Hwan hanya mengangguk sementara matanya fokus menatap tayangan di televisi.

"Trus kok bisa kamu masuk kesini lagi? Kok kulkasnya ada stok makanan yang masih layak makan?" tanya Jiyeon mencecar, membuat Do Hwan spontan menoleh menatap si pacar yang cerewet.

Ma Pervert FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang