42

33 12 29
                                    

Happy Reading^^


------

Pekan uas mulai datang. Pekan paling menyeramkan menurut seluruh mahasiswa di kampus. Apalagi jika dosen yang menjaga mereka sangat disiplin. Mata seperti elang. Tajam tidak terlewatkan. Sekali tertangkap, ponsel melayang. Tidak hanya ponsel yang lenyap bahkan nilai terancam E di khs. Bukan cita-cita seorang Lee Eunmi. Gadis itu memang terkadang bertanya pada temannya. Tapi ia tidak ahli dalam menjaga sikapnya untuk biasa saja. Oleh karena itu terkadang ia hanya bertanya saat ia benar-benar tidak tahu. Untuk yang bertanya pada Eunmi, gadis itu dengan baik hati akan menuliskan lagi jawabannya di lembar soal. Setelah itu ia akan menukar lembar soal itu dengan temannya. Harapan Eunmi adalah jangan sampai pengawas tahu dan juga jangan sampai pembaca meniru aktivitasnya.

Seperti saat ini Eunmi masih sibuk menulis jawabannya di lembar jawaban. Sementara Rose, temannya yang duduk di sebelah gadis itu tengah memanggil namanya beberapa kali. Namun bukannya menoleh, Eunmi makin giat menulis jawabannya. Ternyata quotes yang di instagram benar. Jika saat ulangan seorang teman terkadang mendadak tuli. Untuk seorang Lee Eunmi tuli bukan menjadi alasannya. Tapi terkadang dia memang harus mendengar hal itu beberapa kali. Sampai akhirnya ia yakin orang itu memang memanggilnya. Karena Rose memanggilnya dengan-

"Eun.. Eun.. Eunmi.."

Sudah bisa tertebak bukan jalan pikiran Eunmi. Gadis itu pikir mungkin saja Rose memanggil Eunha atau Eunwoo yang duduk tidak jauh darinya. Eunmi yang sudah mendapat ketukan di hatinya itu pun menoleh ke arah Rose.

"Nomer lima apaan?" tanya Rose berbisik

Eunmi mengangguk kecil lalu kembali menulis. Ia menulis kembali jawabannya di lembar soal ujian. Dengan cepat tentunya. Karena waktu tidak memberi kesempatan untuk menyontek. Setelah selesai gadis itu langsung menukar soal ujiannya dengan Rose. Sekali lagi Eunmi berharap jangan meniru hal ini di sekolah atau di kampus kalian. Perilaku ini hanya di lakukan oleh profesional.

Gadis itu kembali menulis jawabannya. Sampai akhirnya ia teringat sesuatu. Sejenak Eunmi menoleh kembali ke arah Rose. Menoleh ke sebelah kirinya. Sebenarnya bukan Rose yang menjadi titik utama mata Eunmi. Tetapi sebuah bangku kosong di sebelahnya. Bangku itu kosong. Kosong tidak berpenghuni. Hanya ada beberapa lembar kertas yang dibiarkan tergeletak disana. Pengawas masih belum sadar jika orang yang duduk disana tidak datang hari ini. Mana mungkin ada yang terlambat di saat ujian tinggal lima belas menit akan berakhir.

Eunmi pun menghela nafas panjang. Membiarkan pemikiran demi pemikiran tentang bangku kosong itu berlalu dengan waktu yang terus berjalan. Kembali menulis berbagai macam kata di lembar jawabannya. Lima belas menit berlalu. Ujian sudah berakhir dan Eunmi sudah keluar dari kelasnya. Setelah mengumpulkan lembar jawabannya.

"Mimi sayang~"

Langkah Eunmi menghentikan langkahnya yang akan membawa gadis itu ke kantin. Ia mendengar namanya tersebut dan ia tahu benar siapa yang memanggilnya. Eunmi menghela nafas panjang lalu berbalik. Melihat orang yang memanggilnya.

"Apa Chan?" tanya Eunmi sesaat setelah menemukan sosok yang memanggilnya

Laki-laki yang tidak lain adalah Chan itu dengan senangnya mendatangi Eunmi. Ia baru saja keluar dari kelas. Dengan setelan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam yang khas di gunakan setiap ujian, Chan memasang senyumnya hanya untuk gadis yang sudah berada di depannya.

"Lu mau ke kantin?" tanyanya

Eunmi mengangguk kecil. "Gue ikut ya?"

"ya udah ayok."

Eunmi langsung saja berbalik dan kembali berjalan mendahului laki-laki itu. Sementara dengan senangnya Chan mengejar gadis itu dan langsung merangkulnya. Spontan Eunmi langsung melepaskan tangan Chan begitu saja.

"Enggak usah rangkul-rangkul bukan muhrim." ujar Eunmi

"Ya gapapa kali entar juga halal kok." timpal Chan sambil tertawa kecil

"Ishh apaan sih Chan gak lucu." ujar Eunmi lalu mendorong tubuh Chan menjauhinya

Laki-laki itu pun hanya tertawa kecil dan membiarkan Eunmi berjalan mendahuluinya. Jika kalian bertanya apa Chan menyukainya. Iya perasaannya masih sama untuk Eunmi. Hanya saja laki-laki itu tahu hati gadis itu bukan untuknya. Tidak akan pernah. Meskipun ia berusaha semaksimal mungkin. Hal itu tidak akan pernah ia dapatkan.

"Rasanya percuma lu nyuruh gue bahagiain dia." guman Chan dalam hatinya

***

Chan dan Eunmi sudah sampai di kantin. Tapi sayangnya niat awal gadis itu ingin menemui Eunha dan Lisa sirna sudah. Keduanya kini malah mendapat mandat dari ketua tingkat. Untuk membawa makalah dari teman sekelasnya pada Pak Choi. Kebetulan tugas makalah itu di kumpulkan saat ujian.

Berakhirlah Eunmi yang terdampar bersama laki-laki yang malah menopang dagunya. Dengan senyum hangat juga menatap gadis itu dengan teduhnya. Chan. Laki-laki itu tidak jemu-jemu memandang ciptaan Tuhan yang kini duduk di hadapannya. Sesekali Eunmi melihat ke arah orang di depannya itu. Beralih dari buku catatan yang ia baca sedari tadi. Hanya untuk tidak menghiraukan Chan yang terus menatapnya aneh. Menurut Eunmi.

"Lu ngapain sih Chan liatin gue mulu? Belajar buat ujian gitu kan bisa." tanya Eunmi sambil fokus ke buku catatannya

"Gue gak perlu belajar kali mii." jawab Chan dengan santainya tidak lupa dengan senyum yang selalu ia pampang di wajahnya

Gadis dengan setelan baju yang sama dengan Chan itu sejenak melihat laki-laki di depannya itu dengan tersenyum pasti.

"Pasti karena lu dapet contekan dari anak-anak kan?" tanyanya pasti

Chan menggeleng kecil. "yang perlu gue pelajari itu cara buat lu suka sama gue." jawabnya sambil tersenyum kecil pada Eunmi

Senyum gadis di depannya itu pun memudar. Ia tahu benar jika Chan pasti belum bisa ikhlas jika dirinya memang tidak bisa menyukainya. Apalagi saat ia teringat bagaimana laki-laki itu tahu siapa yang ia sukai dan bagaimana Chan menatapnya dengan pengawasan penuh. Sementara Chan kembali melahap makanannya dan membiarkan Eunmi berargumen dengan pikirannya.

"Chan,"

"Hmm?"

"Lu masih suka sama gue ya?"

Chan menghentikan aktivitas mengunyahnya sesaat setelah mendengar ucapan Eunmi. Lalu ia kembali mengunyah makanan itu dan menelannya cepat. Setelah itu ia menatap Eunmi teduh. Dengan senyum hangat yang selalu ia berikan sedari tadi. Chan mengangguk kecil. Di saat yang sama Eunmi langsung menghela nafas. Rasa bersalahnya mulai mendominasi.

"Tapi tenang aja gue gak bakal maksain perasaan lu buat gue kok, gue lebih suka kita gini sekarang. Lagipula kalau pun kita pacaran dan lu pun gak ada perasaan sama gue ya percuma aja, gak bakal bahagia kan?" jelas Chan lalu kembali melahap makanannya

Eunmi hanya mengangguk setuju dengan pernyataan Chan. Tapi rasa bersalahnya masih tetap melekat di tempat yang sama. Ia masih tidak tega membuat laki-laki itu sakit hati hanya karena dia tidak membalas perasaannya. Namun apa yang bisa di lakukan Lee Eunmi. Gadis itu hanya diam. Disaat ada seorang yang tulus untuknya ia malah mencintai seseorang yang malah menyakitinya. Meskipun orang itu tidak sadar telah melakukan itu.

***









Tbc.
Kalau ada guncangan lagi gimana? Kalian siap enggak?
Jangan lupa votenya😁

[1] Baper | Han Gyujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang