35

40 18 43
                                    

Happy Reading^^

----



Sejak kejadian kemarin, Eunmi memilih untuk berdiam diri di rumah. Padahal tinggal satu bulan lagi ia akan menjalani ujian. Saat di tanyai Wei kenapa ia memilih untuk tidak masuk hari ini, gadis itu menatap Wei dengan wajah memelas.

"Aku kayaknya gak enak badan deh kak. Tenggorokan aku rasanya kering banget, terus kepala aku berkunang-kunang gitu. Kemarin aku habis mukbang sama Eunha, sama lisa juga. Aku habis makan samyang 10 piring pake bon cabe paling pedes. Aku gak kuat mau ke kampus kak. Ijinin aku ya kak ke dosenku." jelas Eunmi sambil sesekali terbatuk-batuk

Wei yang melihat adiknya itu langsung percaya saja. Tidak tahu kalau ada tipu muslihat yang di buat sang adik. Lalu ia mengangguk kecil dan keluar dari kamar Eunmi. Sambil berpesan untuk tetap di kamar sampai kakaknya kembali dari kampus. Berakhirlah gadis itu di tempat tidurnya. Menyelimuti dirinya sampai menutupi setengah wajahnya. Untuk menghilangkan rasa bosan gadis itu memutar lagu di ponselnya. Cukup banyak lagu di ponsel Eunmi hari ini. Rata-rata berisi lagu ballad. Lagu yang menyayat hati diam-diam. Kalau begini bagaimana ia bisa lupa semuanya.

Sesekali pula gadis itu menutup wajahnya dengan selimut. Terisak. Setelah itu ia akan kembali tenang. Terus begitu. Terlalu sakit. Ketika Eunmi merasa sosok itu juga menyukainya tapi malah memacari gadis lain. Terlebih sahabat sosok itu di tolak Eunmi mentah-mentah. Berakhirlah kesedihan yang tidak berujung ini. Bahkan sampai sang kakak datang dari kampus. Eunmi masih tetap betah di kasurnya. Entah kata yang cocok untuknya adalah galau atau mager.

"Dek ayo makan." suruh Wei di ambang pintu

"Iya kak." jawab Eunmi lalu perlahan bangun dari tempat tidurnya

Gadis itu mulai beranjak dari tempat tidurnya. Tetapi kepalanya mulai berputar. Bukan kepalanya tetapi pandangannya. Terus berputar sampai ia harus memegang kepalanya.

"Kak," lirih Eunmi memanggil kakaknya

Tidak ada jawaban. Wei sudah pergi turun ke lantai satu. Eunmi mencoba menahan dirinya tetap berdiri tegak dengan memegang kursi belajarnya. Namun itu tidak berlangsung lama. Gadis itu jatuh terkapar. Bersama kursinya yang terbalik di sebelahnya. Eunmi mendongak melihat ke arah pintu. Pandangannya memburam. Sampai akhirnya menggelap. Eunmi pingsan.

***

Ini sudah lima hari Eunmi terpaksa di rawat di rumah sakit. Gadis itu terkena tifus. Katanya karena salah makan. Dokter juga berkata jika Eunmi kurang istirahat dan terlalu memikirkan sesuatu yang tidak di ketahui siapapun. Mungkin hanya Tuhan dan Eunmi yang tahu.

Berita Eunmi masuk rumah sakit pun sampai di telinga kedua orang tuanya. Orang tua Eunmi dengan rela meninggalkan Eunsang di Surabaya untuk menjenguk anak keduanya itu. Meskipun sebenarnya bocah itu amat senang jika di tinggal sendirian di rumah.

"Kamu kenapa seh mbak? Kamu mikir apa seh? Kalau kamu gak kuat di Jakarta kamu pindah aja di Surabaya. Mama itu gak mau kamu sakit gini." tanya sang ibu dengan nada khawatir sambil mengenggam tangan anaknya

"Aku gapapa ma, cuman kecapekan aja." jawab Eunmi lemah sambil tersenyum kecil

"Udah pokoknya kamu pindah ke Surabaya aja, biar mama sama papa yang jagain kamu." pinta mama Eunmi dengan sedikit penekanan

"Gak ma gak usah, bentar lagi aku sembuh kok." ujar Eunmi mencoba membujuk sang ibu

"Tapi mama-"

"Udah ma, gapapa kan ada kakak disini. kalau aku pindah kakak sama siapa entar?" potong Eunmi sambil tersenyum kecil

Mama Eunmi melihat sekilas pada suaminya. Berharap ia bisa membujuk Eunmi untuk pindah kampus. Tapi papa gadis itu hanya mengangkat bahunya. Dia tidak tahu harus dengan cara apalagi untuk membujuk anaknya yang keras kepala itu. Dengan pasrah pun sang ibu melihat Eunmi.

[1] Baper | Han Gyujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang