37

27 12 25
                                    

Jadi keknya darf author acak-acakan tadi dan part ini mendadak pindah tempat 😢 jadi author update dua kali dan author harap kalian baca ini dulu sebelum part yang di pub tadi pagi 😢 maapkan author yang khilaf ini😢








Happy Reading^^

----








"Udah kak berhenti disini aja."

Mobil Wei berhenti di depan gedung falkutas Eunmi. Di saat yang sama Eunmi langsung melepaskan sabuk pengamannya begitu pula sang kakak.

"Udah kakak langsung ke falkutas kakak aja aku bisa ke kelas sendiri." ujar Eunmi setelah menyadari kakaknya hendak keluar dari mobil juga

Tidak ada jawaban dari Wei. Laki-laki itu malah langsung keluar dari mobilnya. Dengan cepat Eunmi juga ikut keluar dan mencoba mencegat Wei.

"Kak, aku mohon demi aku gak usah lakuin hal kayak gitu lagi kak." cegat Eunmi memohon sambil berdiri di depan kakaknya

Wei menghela nafas panjang lalu menatap ke arah adiknya dengan penuh kemarahan. "Kamu mau belain cowok yang udah nyakitin kamu ha? Kakak gak suka ya kamu mendadak jadi orang bego cuman gara-gara dia."

"Tapi yang salah aku kak bukan dia." Wei menghela nafas panjang lalu mengalihkan padangannya. Sementara Eunmi langsung berpindah tempat dimana mata kakaknya akan tertuju padanya.

"Pliss kak demi aku, jangan lakuin ini." mohon Eunmi

"Oke terserah kamu, tapi kakak bakal anter kamu sampai ke kelas." Tegas Wei tampa melepaskan wajah kesalnya

Eunmi pun tersenyum kecil lalu mengangguk. Gadis itu langsung merangkul tangan kanan kakaknya. Membimbingnya masuk ke dalam gedung. Sesampainya di depan kelas Eunmi melepaskan rangkulannya pada tangan Wei. Dengan tersenyum kecil gadis itu menatap kakaknya yang masih terlihat amat kesal.

"Aku masuk ke kelas dulu ya kak, nanti kalau aku udah pulang aku telfon kakak." pamit Eunmi

Wei pun hanya mengangguk kecil. Dengan kekesalan yang tidak berujung itu di wajahnya. Tampa menunggu kakaknya pergi, Eunmi langsung saja masuk ke kelas. Membiarkan Wei tetap disana.

Bukk..

Eunmi menoleh ke arah suara pukulan itu. Wei memukul seorang laki-laki di teras kelasnya. Dengan cepat Eunmi mendatangi sang kakak. Mencoba untuk melerainya.

"Kak udah gak usah gini." cegat Eunmi sambil memegang lengan Wei

"Kamu diem aja dek biar ini jadi urusan kakak." tolak Wei sambil melepaskan tangan Eunmi

Wei kembali memukuli wajah laki-laki itu. Eunmi tahu siapa dia. Siapa lagi kalau bukan Gyujin. Laki-laki yang sudah menyalakan api di hati kakaknya. Sekali lagi gadis itu mencoba merelai kakaknya. Tapi sayangnya Wei terus saja melepaskan tangan Eunmi dari lengannya. Bahkan sampai ia jatuh.

"Apa kurangnya adek gue ha? Sampai lu tega nyakitin adek gue gitu, adek gue salah apa sama lu? Adek gue udah baik ke lu tapi lu malah nyakitin dia!!" kesal Wei dan sekali lagi memukul wajah Gyujin

Tapi Gyujin hanya diam. Dia terlihat pasrah kali ini. Sementara Eunmi kembali mencoba mencegat kakaknya. Sambil memegang lengan kanan Wei ia berusaha untuk tidak membuat kakak laki-lakinya itu memukuli Gyujin lagi.

"Udah kak, aku yang salah bukan Gyujin. Gak usah lakuin ini lagi kak, aku mo-"

"Lepasin tangan kakak!!"

Brukk..

Tubuh Eunmi terlempar lagi. Tapi kali ini lebih parah. Karena tangan Eunmi mengenai pecahan kaca di dekat tong sampah. Sejenak gadis itu melihat tangan kanannya yang tertancap pecahan kaca. Di saat yang sama teman-teman Eunmi menolongnya. Membuat gadis itu bangun dari jatuhnya. Lisa yang juga menolong Eunmi langsung memeluk temannya itu. Suara isakan pun mulai muncul setelahnya.

Wei masih berkutat dengan pukulan demi pukulan yang ia berikan pada Gyujin. Sampai akhirnya ia mendengar suara isakan Eunmi. Laki-laki itu pun menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke belakang. Melihat adiknya yang kini menangis di pelukan Lisa. Dengan cepat Wei langsung mendatangi adiknya.

"Dek kamu kenapa?" tanya Wei dengan khawatir sambil memegang tangan adiknya yang berdarah

Eunmi melepaskan tangan itu sesaat kemudian. Lalu gadis itu melepaskan pelukannya dan menatap Wei dengan mata berkaca-kaca.

"Udah puas kak mukulin Gyujin? Udah puas juga nyakitin aku sampai kayak gini?"

"Maafin kakak dek tapi-"

"Aku gak mau denger omongan kakak lagi, mulai sekarang aku benci sama kakak."

Eunmi berlari pergi meninggalkan Wei dan segerombolan temannya. Begitu pula Gyujin yang mulai bangkit. Sementara Wei mulai berteriak kesal dan menatap Gyujin tajam. Setelah itu ia langsung pergi mengejar Eunmi.

Gadis itu keluar dari gedung kampusnya. Di saat yang sama ia bertemu sosok laki-laki yang cukup Eunmi kenal. Mingyu. Orang yang kini berdiri di sebelah motornya sambil menatap Eunmi bingung. Bingung kenapa gadis itu menangis dengan tangan berdarah. Eunmi pun mendatangi laki-laki itu dengan sesekali menghapus air matanya.

"Eunmi, kamu kenapa?" tanya Mingyu

"Anter aku pulang cepet." pinta Eunmi

"Tapi-"

"Udah cepet." potong Eunmi lalu mengambil helm di motor Mingyu

Mingyu pun dengan keheranan dan ribuan pertanyaan mengiyakan permintaan Eunmi. Laki-laki itu langsung menyalakan motornya sesaat setelah menaiki motor scoopy itu. Setelah mesinnya menyala, Eunmi langsung menaiki moto Mingyu.

"Dek kamu mau kemana?" cegat Wei yang kini ada di dekat motor Mingyu

"Bukan urusan kakak, urus aja urusan kakak sama Gyujin. Aku mau pergi." jawab Eunmi

"Dek maafin kakak dek"mohon Wei dengan rasa bersalahnya

Eunmi beralih menatap hal lain lalu menepuk bahu Mingyu yang juga melihat drama di depan gedung falkutas Eunmi. "Ayo jalan."

Mingyu pun menjalankan motornya. Meninggalkan seonggok laki-laki yang kini tidak berdaya dengan adiknya itu.

***

"Kamu tunggu sini bentar ya aku mau ambil barang-barang aku dulu." pinta Eunmi sesaat setelah turun dari motor Mingyu

Mingyu pun mengangguk. Dia tidak tahu hendak melakukan apa dalam situasi yang tidak ia mengerti. Tidak lama kemudian sebuah mobil datang dan berhenti di depan rumah Eunmi. Seorang laki-laki kini keluar dari mobil itu. Wei dengan expresi yang sama seperti tadi ia masuk ke dalam rumah. Tampa mempedulikan Mingyu yang kini hanya menatapnya dengan ribuan pertanyaan. Ada apa? Pikirnya.

Sementara itu Eunmi selesai membereskan baju-baju dan barangnya. Dengan tas ransel dan koper hitam yang cukup besar ia turun dari kamarnya. Hendak pergi dari rumah ini.

"Dek kamu mau kemana?" tanya Wei yang sampai di ambang pintu

"Bukan urusan kakak." jawab Eunmi sesaat setelah turun dari tangga

"Pliss dek maafin kakak, jangan pergi ya?" mohon Wei sambil menahan tangan kanan Eunmi

Eunmi melihat ke tangannya lalu beralih pada kakaknya dengan tatapan marah. Gadis itu langsung melepaskan tangan kakaknya cepat.

"Biarin aku pergi kak, kasih aku waktu buat maafin kakak." ujar Eunmi lalu pergi sambil menggeret kopernya

"Dek kakak mohon dek jangan pergi." mohon Wei lagi saat Eunmi sampai di ambang pintu

"Kasih aku waktu buat sendiri kak." jawab Eunmi lalu berlalu pergi

Wei masih diam di tempatnya. Sambil melihat adik permpuannya pergi begitu saja karena sikap Wei. Dalam hati laki-laki itu terus menyalahkan dirinya sendiri. Bahkan ia merasa tidak becus sebagai seorang kakak.

***








Tbc.
Jangan lupa vote dan komentarnya💕
Maacih💕
yeolki_

[1] Baper | Han Gyujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang