01

1.8K 296 16
                                    

Dua tahun semenjak hubungan Ara dan Daniel berakhir, Ara sama sekali tidak pernah menunjukan wajahnya dihadapan Daniel dan keluarganya.

Rumahnya dulu kosong dan saat ia ia memilih tinggal di panti asuhan milik keluarganya dulu, menghabiskan waktu dengan anak-anak disana.

Ara tersenyum tipis melihat bintang yang bersinar di langit, kenangannya bersama Daniel kembali teringat di kepalanya.

Meskipun dua tahun semenjak kejadian itu, perasaannya pada Daniel tidak berkurang sedikitpun, rasanya masih sama, Ara masih mencintainya dalam diam.

"Kakak masih mikirin dia ya?" Tanya gadis yang sedari tadi menemani Ara di taman belakang panti.

Ara menatap gadis itu, Nada.

"Cuma kangen aja" ucap Ara jujur.

Ara banyak bercerita pada Nada tentang hidupnya karena umur mereka yang hampir sebaya membuat Ara nyaman bercerita dengan nya.

"Kenapa gak coba ketemu aja kak?" Tanya Nada lagi.

Ara menggelengkan kepalanya pelan. Bertemu dengan Daniels sama saja membuat hatinya kembali hancur.

Mungkin Daniel sedang bahagia bersama Cia saat ini.

"Gak deh. Yang ada nanti perasaan kakak makin jadi buat dia" Ara terkekeh pelan,membayangkan wajah Daniel yang dulu selalu berhasil membuatnya tersenyum adalah kebiasaannya akhir-akhir ini. Iya, itu adalah salah satu cara Ara menghilangkan rasa rindunya pada pria itu.

Akhir-akhir ini kamar Ara menjadi tempat ternyaman untuk Daniel.

Setelah kepergian nya membuat Daniel hampir merasa frustasi hanya berada di kamar Ara mampu menghiburnya.

Tidak ada yang berubah sama sekali, fotonya sama bersama dengan Ara ketika mereka menjalin hubungan dulu masih terpajang dengan rapi, wangi ruangan di kamar Ara tidak pernah berubah karena Daniel selalu menggantinya dengan yang baru.

Daniel mengusap wajahnya kasar, selama dua tahun mencari keberadaan Ara sampai saat ini ia belum mengetahui dimana wanita itu berada.

Rasa khawatirnya memang tidak bisa di tandingi oleh apapun.

Daniel memejamkan kedua matanya. Seandainya dulu ia bisa membuka hatinya untuk Ara mungkin keadaan nya tidak akan seperti ini.

Kedua orang tuanya menyalahkan Daniel sepenuhnya, dan berakhir dengan hubungannya dengan Cia yang tidak baik-baik saja.

Setelah kepergian Ara, Daniel memutuskan untuk menjadikan Cia kekasihnya dan bertahan sampai saat ini. Dua tahun bukan hal yang mudah untuk Daniel, kepergian Ara tanpa kabar benar-benar membuatnya tertekan dan semakin merasa bersalah pada Ara.

Daniel memang hampir menyerah mencarinya, andai saja jika Cia tidak menyemangatinya mungkin Daniel akan memutuskan mencari Ara dan menyerahkan semuanya pada pihak kepolisian. Tetapi, setelah Daniel kembali berpikir, rasanya terlalu berlebih jika polisi harus ikut andil dalam masalahnya.






Ara menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Adik panti yang ia ajak main kali ini menangis kencang karena mainan yang ia inginkan, sayangnya Ara tidak memiliki uang untuk membeli mainan yang harganya tidak murah itu.

"Beneran mau?" Tanya Ara.

Adik kecil itu mengangguk cepat dengan tangisannya yang semakin kencang.

Ara membuang nafasnya kasar. Ia memejamkan kedua matanya memutuskan hal yang tidak pernah ia lakukan sama sekali seumur hidupnya.

Mencuri.

Ara melangkahkan kakinya mendekat pada mainan itu, kedua matanya melirik kiri dan kanan memastikan jika ia aman.

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang