22

975 176 11
                                    

Pagi sekali, bahkan matahari belum menunjukan sinarnya Dave sudah berada di rumah Ara.

Entah apa tujuannya, dan itu tentunya membuat Ara terheran-heran.

"Dave, kenapa pagi-pagi ada disini?" Tanya Ara.

Dave tersenyum seraya memberikan roti pada Ara dengan selai kacang di dalamnya.

Ara menggeleng, ia alergi kacang mana mungkin dia bisa memakannya.

"Gue alergi kacang" ucap Ara hati-hati, khawatir jika ucapan nya bisa membuat Dave tersinggung.

Dave memgerutkan keningnya, kemudian mengambil roti lain, kedua matanya menatap berbagai macam selai yang ada di atas meja dengan raut wajahnya yang bingung.

"Apa aja, selain kacang hehe" ucap Ara.

Dave mengangguk cepat, memberikan selai nanas pada roti kemudian memberikannya pada Ara.

"semalam, Mama Daniel nelepon gue, dia ngundang gue makan malam dirumahnya. Dan gue yakin,lo juga di undang. Iya?" Tanya Dave.

Ara mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia melahap roti yang sebelumnya Dave berikan degan lahap.

Sebenarnya, Mama Daniel memang sering mengajaknya makan malam bersama keluarganya. Tetapi, itu dulu sebelum hubungan Ara dan Daniel berakhir.

"ah iya. Susu mau?" Tanya Dave.

Ara menatap Dave dengan penuh tanya, sebenarnya apa yang terjadi pada Dave pagi ini?

Ia datang berkunjung terlalu pagi, dan sekarang menyiapka Ara makanan termasuk susu. Apa tujuannya?

Bahkan, Ara yakin. Dave belum sepenuhnya sembuh dari sakitnya kemarin. Dan itu terlihat jelas dari pucat di wajahnya.

"Lo masih sakit, kan? Lagipula, gue gak terlalu suka susu" ucap Ara.

Dave terkekeh pelan. Iya, dia akui jika ia berlebihan saat ini.

Ara belum menerimanya, atau bahkan tidak akan menerimanya. Tetapi, Dave bukan tipe pria yang mudah menyerah. Pikirnya, jika Daniel bisa melakukan hal yang ia lakukan pagi ini pada Ara, lalu mengapa ia tidak melakukannya juga?

"Wah.. pagi-pagi udah ada yang datang aja" suara Rigel yang terdengar di telinga Ara dan juga Dave membuat mereka menatap Rigel.

Sedikit terkejut, bukan karena kedatangan Rigel dengan piyamanya yang tiba-tiba bersuara itu. Tetapi karena sosok pria yang berdiri di belakang Rigel dengan piyama hitamnya dan rambutnya yang terlihat masih berantakan.

Rigel melangkahkan kakinya mendekati Ara, tangannya mengambil paksa roti dengan selai kacang yang sebelumnya Dave buat untuk Ara.

Melahapnya dengan cepat kemudian menarik kursi tepat di samping Dave.

"Gue gak bisa bayangin kalo lo makan roti ini, kak" ucap Rigel dengan suaranya yang tidak jelas.

Ara membuang nafas nya kasar. Setelah Dave yang datang kerumahnya, dan sekarang dia kedatangan Rigel dan Daniel dengan piyama dan rambut mereka yang berantakan.

Ara benar-benar bingung saat ini.

"tujuan kalian, apa?" Tanya Ara sambil menatap Dave, Rigel dan Daniel bergantian.

"Ngajak jalan" ucap Dave, Rigel, dan Daniel bersamaan.

Ara mengerutkan keningnya, ia mengusap wajahnya pelan.

"Tapi keduluan Bang Dave. Ngalah aja kali ya, bang?" Tanya Rigel pada Daniel yang masih berdiri pada posisinya.

Daniel tidak menjawab, ia melangkahkan kakinya mendekat pada Ara,memposisikan dirinya duduk disamping Ara dan merebut roti yang tersisa setengah bagian dari tangan Ara dengan paksa.

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang