07

1.3K 258 6
                                    

Ara bersenandung ria sambil melangkah dengan kotak bekal di genggamannya.

Pagi ini, ia sengaja memasak makanan untuk Dave sebagai ucapan terima kasihnya karena Dave banyak menolongnya akhir-akhir ini.

Langkahnya seketika berhenti setelah melihat Dave yang berjalan mendekatinya. Ketika tatapan mereka bertemu, entah mengapa Dave memilih memutarkan tubuhnya, melangkahkan kakinya dengan terburu-buru.

Cepat-cepat Ara mengejarnya.

"Dave.." Ara menyamai langkah kakinya dengan Dave.

Tidak ada ekspresi dari wajah pria itu. Ekspresinya masih sama seperti sebelum-sebelumnya.

Dingin.

"Gue bawain makanan. Sebagai ucapan terima kasih karena lo banyak tolongin gue" ucap Ara.

Dave tidak menjawab ucapan Ara. Kini ia sibuk menyapa suster bahkan pasien yang berpapasan dengannya.

Mereka terus melangkahkan kaki sampai akhirnya mereka berada depan rumah sakit.

"Dave,lo mau balik? Jaganya udah selesai?" Tanya Ara.

Dave membuang nafasnya kasar kemudian menatap Ara intens.

Bukannya apa, alasan Dave memutarkan tubuhnya tadi karena detak jantungnya yang berdetak cepat saat melihat Ara dengan senyumannya yang cantik itu. Apalagi Ara yang terlihat sangat cantik hari ini.

Dave menelan saliva nya susah payah, kedua matanya tidak berpaling sedikitpun dari wajah cantik Ara.

Tatapan mereka bertemu cukup lama hingga akhirnya suara ambulance yang datang membuat mereka membuang pandaangan mereka satu sama lain.

Pintu bagian belakang ambulance itu terbuka, seorang wanita dengan luka yang cukup parah di tangan dan bagian kepalanya membuat Ara terkejut bukan main.

Wanita muda dengan pakaian kemeja putih itu membuat tubuh Ara sedikit bergetar.

Ingatannya kembali pada beberapa tahun lalu saat ia dan kedua orang tuanya terlibat dalam kecelakaan lalu lintas.

Ara menatap Dave yang terdiam mematung ditempatnya tanpa berniat membantu perawat-perawat bahkan dokter muda yang lain yang kini membantu wanita itu.

"Dave bantu!" Ara membuka suara.

Matanya memerah menahan air mata, tubuhnya masih bergetar.

Tidak ada apapun yang Dave lakukan. Ia hanya berdiam mematung ditempatnya dengan tatapan nya yang tajam kearah wanita yang terlihat tidak sadarkan diri itu, kedua tangannya mengepal dengan kuat.

Ingatannya kembali ke masa lalu, kejadian dua tahun yang lalu saat ia gagal menolong kekasihnya yang terlibat kecelakaan lalu lintas dan berakhir dengan kekasihnya yang meninggal.

Dan hal itu benar-benar membuat Dave hampir gila. Bahkan ia melewati wisuda sarjana nya karena kejadian itu.

Kejadian saat ini benar-benar membuat Dave ingat akan kejadian itu.

Dave semakin mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Jantungnya berdetak cepat, kedua matanya memerah.

Rasanya begitu sakit, dia gagal menolong kekasihnya bahkan kekasihnya pergi tepat di hari jadinya.

Benar-benar menyakitkan. Bahkan Dave hampir gila karena hal itu.

"Dave!" Bentak Ara.

Dave menatap Ara tajam kemudian memilih untuk pergi meninggalkan Ara sendiri.








MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang