03

1.4K 253 7
                                    

Entah kebetulan atau jalannya bagi Ara untuk bertemu Dave.

Kali ini ia bertemu dengan pria yang penah mempermalukannya sekaligus menolongnya.

Dave.

Pria itu kini berada di toko buku yang Ara kunjungi.

"Oh ternyata lo suka juga baca novel" ucap Ara sambil memainkan kepalanya.

Dave melirik Ara sejenak kemudian kembali fokus pada novelnya.

"Ngomong dong!" Ucap Ara.

Dave kembali melirik Ara sebentar kemudian menutup novelnya dengan sedikit kasar.

"Kenapa? Mau balikin uang?" Tanya Dave. Ara membulatkan matanya, memang seharusnya dari awal ia tidak menyapa Dave jika pria itu akan menagih uang yang nominalnya tidak sedikit itu.

Ara bungkam.

"Kalo mau balikin uang, jangan disini di rumah aja" ucap Dave.

Dave melanglahkan kakinya meninggalkan Ara, tetapi Ara segera mengikutinya.

"Berarti lo malam itu gak ikhlas ya?" Tanya Ara.

Dave tidak peduli pada ucapan Ara, ia sibum memilih novel yang membuatnya tertarik.

"Jawab. Punya mulut gak?" Tanya Ara.

Dave membuang nafasnya kasar. Kali ini ia menatap Ara,mendekatkan wajahnya dengan wajah Ara dan menyempitkan jarak wajahnya degan wajah Ara membuat Ara sontak memundurkan langkahnya.

Jujur saja, jantung Ara berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Baru pertama kali ada pria dengan posisi wajah yang begitu dekat dengannya.

Pandangan mereka bertemu, membuat Ara susah payah menelan saliva nya.

Ara akui, Dave memang tampan bahkan sangat tampan. Belum lagi wangi parfume yang membuat siapapun akan merasa nyaman saat menghirupnya.

"Nga..pain..?" Tanya Ara.

Dave benar-benar memasang wajah datarnya, ia benar-benar menipiskan jarak wajahnya dengan wajah Ara.

"Apa gue baru aja minta uang ganti?" Tanya Dave.

Ara menggeleng pelan.

"Apa gue paksa lo buat ganti uang nya?" Tanya Dave kembali dan lagi-lagi Ara menggeleng pelan.

"Jadi jangan berlebihan" Dave menjitak kepala Ara cukup kuat sehingga berhasil membuat Ara meringis kesakitan.

"Jauh..jauh!" Ara mendorong tubuh Dave dengan paksa kemudian mengusap bagian kepalanya yang terasa sakit. Melihat itu membuat Dave terkekeh pelan.

"Sini novel yang mau lo beli" ucap Dave.

Ara mengerutkan keningnya kemudian memandang Novel yang kini berada di genggamannya.

"Apa?" Tanya Ara.

Tanpa basa-basi Dave merebut novel itu dari genggaman Ara kemudian melangkahkan kakinya menuju kasir.

"Lo mau bayarin?" Tanya Ara.

"Gue tau harganya gak murah, daripada lo nyuri lagi" ucap Dave.

Ara memutarkan kedua bola matanya malas. Memang benar apa yang orang-orang katakan, seribu kebaikan akan kalah dengan satu kejahatan.

"Tapi gue kali ini punya uang" Ara hendak mengeluarkan uang dari tasnya, tetapi Dave menahannya.

"Uangnya lo pake buat hal lain yang baik aja. Asal uangnya bukan hasil nyuri" ucap Dave seolah-olah menyindir Ara.

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang