10

1.2K 249 15
                                    

Hari ini Daniel datang kerumah sakit untuk bertemu dengan ibu kandungnya.

Bukan, dia datang bukan bersama Ara. Tetapi, bersama kekasihnya.

Iya, Cia.

Sebelumnya, Ara diam-diam mengikuti Daniel kerumah sakit hanya untuk memastikan jika Daniel akan baik-baik saja ketika bertemu dengan ibu nya nanti.

Rasa khawatirnya terlalu menjadi dengan apapun yang berhubungan dengan Daniel.

Dan sekarang, Ara terpaksa harus
diam-diam mendekati ruang rawat ibu Daniel dengan terus berpikir bagaimana caranya agar Daniel ataupun Cia tidak melihat keberadaan nya disini.

"Ngapain?" Suara Dave membuat Ara tersentak terkejut.

Ara meminta Dave untuk menutup mulutnya dengan gerakan tangannya.

Khawatir jika Daniel mengetahui keberadaannya disini, Ara bisa malu.

Bahkan sangat malu.

Dave menatap Daniel dan Cia lewat celah pintu yang sedikit terbuka. Sekarang, Dave tau apa alasan Ara diam-diam berada disini tanpa berniat masuk dan menyapa mereka. Tanpa berpikir dua kali, Dave menggenggam jari Ara dan menarik tangan Ara untuk masuk bersamanya kedalam ruang rawat ibu kandung Daniel.

Ara terkejut bukan main dengan sikap Dave yang tiba-tiba.

Ara menunduk, tangannya memainkan jari dengan gugup belum lagi rasa malunya saat ini.

"Gimana kabarnya tante?" Tanya Dave.

'Tante' yang tidak lain ibu kandung Daniel itu tersenyum tipis menanggapi ucapan Dave yang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya itu.

"Baikan. Terima kasih banyak, Dave" ucap Ibu kandung Daniel.

Dave tersenyum dan mengangguk pelan. Kini pandangannya menatap Daniel yang juga menatapnya tajam, pandangan Daniel beralih pada genggaman tangan Dave yang semakin erat di jari-jari tangan Ara.

Bagi Ara, keadaan seperti ini tentunya membuatnya sangat merasa terganggu. Semua tatapan memandangnya dengan tatapan aneh mereka dan Ara sangat tidak menyukai keadaan seperti saat ini.

Mereka semua terdiam, tidak ada yang membuka suara. Ara tidak tau apa yang terjadi sebelumnya diruangan ini, ia datang terlambat dan ia belum sempat mendengar percakapan Daniel dan ibunya, bahkan percakapan mereka bersama Cia.

Daniel memejamkan kedua matanya, kedua matanya bertemu dengan mata Ara sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya pergi tanpa permisi.

"dia mungkin..cemburu?" Tanya Dave yang semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Ara.

Tentunya, apa yang Dave lakukan saat ini membuat Ara merasa bingung.











Seperti apa yang Dave katakan tadi, dia akan mengantar Ara pulang dan menunggunya sampai jam jaga nya selesai.

Ara tidak menolaknya, alasannya karena memang Ara membutuhkan Dave saat ini. Untuk sekarang, hanya Dave yang mengerti tentang keadaan hatinya meskipun Ara yakin, Dave sendiri tidak tau apa alasan mengapa Ara tiba-tiba bertindak seolah-olah ia sangat membutuhkan Dave saat ini.

Ara menatap flat shoes nya yang kotor, ia mendongakkan kepalanya setelah menyadari ada orang lain di hadapannya.

Daniel.

Daniel dengan wajahnya yang terlihat datar, degan jaket tebal digenggamannya membuat Ara sedikit terkejut dengan keadatangannya yang tiba-tiba.

"Ken--"

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang