33

899 175 9
                                    

Semenjak Daniel menjauhinya, Ara menjadi diri yang banyak menghabiskan waktunya di kamar.

Sesekali mendekati jendela hanya untuk memastikan jika Daniel ada di kamarnya dengan keadaan yang baik-baik saja. Nyata nya, jendela kamar Daniel selalu tertutup rapat dengan Gorden yang tertutup.

Ara membuang nafas nya kasar.

Merindukan Daniel adalah hal yang sebenarnya sangat Ara benci sejak dulu. Sejak Daniel dan Cia mengkhiyanatinya. Tetapi, sialnya rasa benci itu selalu datang dan selalu berhasil menyadarinya jika ia sangat membutuhkan Daniel bahkan perasaan nya tidak berubah sedikitpun.

Iya, Ara mengakuinya.

"Ra.." Suara ketukan pintu dan Suara Dave terdengar di telinga Ara membuatnya cepat-cepat melangkahkan kaki untuk membuka pintu.

Dave, ia berdiri di hadapan Ara sambil tersenyum tipis.

"Udah makan?" Tanya Dave.

Ara mengangguk pelan, menatap Daniel sambil tersenyum tipis.

"Kamu gak tidur semalaman?" Tanya Dave.

Ara tidak menjawab. Iya, semalaman ia tidak tidur. Entah apa yang membuatnya sulit tertidur.

Semalaman juga, Ara tidak menutup gorden kamarnya dengan harapan ia bisa melihat Daniel tanpa perlu berkunjung ke rumahnya. Bukan nya apa, rasa nya jelas berbeda dengan dulu. Dulu, Ara bisa bebas melakukan apapun yang ia ingin kan disana, tetapi sekarang jelas tidak. Bahkan, perhatian keluarga Daniel mulai menghilang perlahan untuknya.

"Kenapa?" Tanya Dave.

Ara lagi-lagi tidak menjawab.

Detik berikutnya ia memeluk Dave, erat.

"Kenapa?" Tanya Dave kembali.

Bukan menjawab, tetapi Ara semakin mengeratkan pelukannya. Dalam keadaan hati nya seperti ini, siapa yang bisa menenangkannya?

Tidak ada. Dan Ara berharap Dave bisa menenangkan hatinya.

"Sebentar aja" Ara meneteskan air matanya, melepaskan pelukannya kemudian menyembunyikan wajahnya didepan dada Dave.

Dave sendiri membiarkan Ara melakukan apa yang ia inginkan selagi Ara merasa nyaman.

Cukup lama mereka dengan posisi seperti itu tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Sampai akhirnya Ara menghapus air matanya, menjauhkan wajahnya dari dada Dave dan memandang Dave dengan tatapan sayu.

"Kenapa?" Tanya Ara.

Dave mengerutkan keningnya.

"Kenapa datang pagi-pagi gini?" Tanya Ara kembali.

Dave lagi-lagi tersenyum tipis. Tujuan utama Dave untuk datang adalah menagih janji Ara untuk mengajaknya ke panti. Tetapi,melihat kondisi Ara sekarang, Dave memilih untuk mengurungkannya.

"Tidur, ya?" Ucap Dave.

Khawatir.

Melihat mata Ara dan tangisan Ara tadi membuat Dave bertanya-tanya pada dirinya sendiri, sebenarnya apa yang terjadi pada wanita yang ia cintai itu?

Dave bisa saja bertanya, tetapi Dave rasa ia tidak memiliki hak untuk mengetahui alasannya.

Dave memang mencintai Ara, sangat. Tetapi ia memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan hati Ara.

"Aku tanya tujuan kamu kesini, bukan nya kamu malah jawab pertanyaan aku dengan nyuruh aku tidur" ucap Ara sambil mempautkan bibirnya.

Dave terkekeh pelan.

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang