06

1.4K 264 12
                                    

Cia dan Daniel sama-sama terdiam.

Cia mengakui, ini kesalahannya. Bagaimana bisa ia lupa melepas cincin yang memang seharusnya tidak ia pakai itu.

Sesuai dengan perjanjian mereka.

Daniel dan Cia akan bertunangan dengan syarat Ara harus memaafkannya dan mereka harus memperbaiki hubungan mereka dengan Ara.

"Maaf. Aku gak seharusnya pakai cincin ini.." Cia menundukkan wajahnya tidak berani menatap Daniel yang terlihat emosi saat ini.

"Apa harus di buang?" Tanya Daniel. Tatapannya kini memandang cincin miliknya yang sebelumnya Ara letakkan diatas ranjangnya.

Rasanya, Daniel terlalu banyak menyakiti wanita yang banyak membawa perubahan dihidupnya. Wanita yang seharusnya Daniel jaga, yang seharusnya Daniel berada di sampingnya kapanpun itu dan kini malah sebaliknya.

Daniel menyakiti wanita itu kembali.

Daniel menyakiti Ara untuk kesekian kalinya.

Daniel pernah bersumpah pada dirinya, jika Ara tidak menyetujui pertunangannya dengan Cia dan tidak memaafkannya apalagi memperbaiki hubungan mereka Daniel akan memutuskan hubungannya dengan Cia.

Iya, itu janjinya. Meskipun hatinya sakit, Daniel tidak peduli. Jika dibandingkan dengan rasa sakitnya Ara, jelas wanita itu lebih menderita.

"Buang? Gak bisa gini" Cia menggelengkan kepalanya cepat menolak mentah-mentah apa yang Daniel katakan.

Dua tahun lalu, setelah kepergian Ara. Cia menerima Daniel karena memang perasaan mereka sama. Mereka saling mencintai. Sebelumnya,mereka harus berjaga-jaga untuk menjaga perasaan Ara. Tetapi sekarang tidak.

Lagipula, terkadang Cia merasa apa yang Daniel harapkan lagi pada Ara yang jelas-jelas tidak peduli dengan kekasihnya itu? Untuk bertemu saja Ara menolaknya.

"Kenapa harus nunggu Ara yang jelas-jelas gak peduli sama kamu?" Tanya Cia.

Daniel menatap Cia karena ucapannya.

Terkejut, jelas.

Sebelumnya, Cia yang selalu berusaha mencari Ara. Selalu berusaha mendapat informasi tentangnya, dan selalu khawatir tentang keadaannya. Tetapi sekarang, Cia bertindak seolah-olah ia tidak peduli pada sahabatnya itu.

Daniel tersenyum hambar, mengepalkan cincin di genggamannya dengan kuat.

Mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut Cia berhasil membuatnya emosi.

"Wajar. Selama ini aku yang sia-siain cinta dia. Bego emang" Daniel mengusap wajahnya dengan kasar.

Cia memejamkan kedua bola matanya sejenak. Memainkan jarinya.

Sesak.

Baginya, ucapan Daniel menandakan jika ia menyesal karena menyia-nyiakan cinta Ara.

"Kamu nyesel?" Tanya Cia.

Daniel tidak menjawab.

"Nyesel juga percuma" jawab Daniel.

Daniel membuang nafasnya kasar. Kemudian berdiri dari duduknya.

"Aku mau cari Ara, dan jelasin semua" ucap Daniel kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Cia yang memandangnya dengan kesal.









Ara memandang pantulan tubuhnya di cermin, baju kebesaran yang ia kenakan sedikit membuatnya bingung.

Semalam Sally meminjamkan baju yang cukup ditubuhnya, tetapi pagi ini Sally meminjamkan baju yang besar ditubuhnya.

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang